LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA DAN PROSES
PANGAN
Pengamatan Susu dan Pembuatan Es Krim
Disusun Oleh:
Kelompok 1
Dewi Arfika Yuliyati 2014349118
Dwi Febriyani 2013340019
Luneta Aurelia Fatma 2013340014
Muhammad Rofit Amrizal 2013340096
Nisrina Khairani 2013340048
Triana Ayu Wulandari 2013340052
Jurusan
Teknologi Pangan
Fakultas
Teknologi Industri Pertanian
Universitas
Sahid Jakarta
2015
1.
Latar Belakang
Dahulu es krim
dianggap sebagai makanan yang mewah dan hanya dihidangkan pada acara - acara
yang spesial. Namun saat ini es krim telah beredar di kalangan masyarakat luas
baik dari kalangan menengah keatas hingga kalangan menengah ke bawah.Semua bisa
menikmati es krim. Dulu orang-orang beranggapan bahwa membuat es krim
adalah hal yang sangat merepotkan. Untuk membuat es krim, es didapatkan dari
danau atau kolam yang membeku saat musim dingin, kemudian dipotong dan disimpan
dalam tumpukan jerami, lubang di dalam tanah, atau tempat penyimpanan es yang
terbuat dari kayu dan diberi jerami. Es disimpan untuk kemudian dipakai saat
musim panas. Saat musim panas, es krim kemudian dibuat secara tradisional
dengan mengolah adonan didalam mangkuk besar yang ditaruh dalam sebuah tube
yang diisi dengan campuran es yang telah dihancurkan dan garam, yang membuat
adonan es krim itu membeku. Namun, seiring perkembangan teknologi saat ini,
membuat es krim adalah hal yang sangat mudah. Susu salah satu bahan baku yang digunakan untuk
membuat es krim.
Susu adalah sekresi ambing hewan yang diproduksi
dengan tujuan penyediaan makanan bagi anaknya yang baru dilahirkan. Karena
berfungsi sebagai makanan tunggal bagi mahluk yang baru dilahirkan dan mulai
tumbuh, susu mempunyai nilai gizi yang sempurna. Dalam susu terdapat semua zat
gizi yang diperlukan bagi kebutuhan pertumbuhan anak. Pada umumnya yang disebut
susu adalah susu sapi, yang berasal dari jenis sapi perah FH (Friesian
Holstein), yang berwarna putih totol hitam, atau hitam totol putih. Secara
alami susu merupakan suatu emulsi lemak dalam air. Kadar air susu sangat tinggi
yaitu ratarata 87.5 %, dan di dalamnya teremulsi berbagai zat gizi penting
seperti protein, lemak, gula, vitamin dan mineral.
Banyak sekali produk olahan yang berasal dari susu,
diantaranya adalah ice cream. Menurut Standar Nasional Indonesia, es
krim adalah sejenis makanan semi padat yang dibuat dengan cara pembekuan tepung
es krim atau campuran susu, lemak hewani maupun nabati, gula, dan dengan atau
tanpa bahan makanan lain yang diizinkan. Secara umum, komposisi bahan-bahan
pembuat es krim adalah sebagai berikut: 10-16% lemak susu (milkfat),
9-12% padatan susu bukan lemak (milk solids-non-fat, MSNF), 12-16%
pemanis, 0,2-0,5% penstabil (stabilizer) dan pengemulsi (emulsifier),
dan 55-64% air. Proses pembuatan es krim terdiri dari: pencampuran,
pasteurisasi, homogenisasi, pendinginan, aging atau penuaan, freezing
atau pembekuan, hardening
atau pengerasan, dan penyimpanan.
1.
Tujuan
·
untuk mengetahui tahap-tahapan proses pembuatan ice cream
·
mengetahui fungsi bahan-bahan yang digunakan dalam proses pembuatannya
·
mengetahui bagaimana menentukan kualitas susu melalui beberapa metode
3. Landasan Teori
Es krim dapat didefinisikan sebagai makanan beku
yang dibuat dari produk susu (dairy) dan dikombinasikan dengan pemberi
rasa (flavor) dan pemanis (sweetener) (David, 1994). Es krim
merupakan produk olahan susu yang dibuat dengan cara membekukan dan mencampur
bahan baku secara bersama-sama . Bahan yang digunakan adalah kombinasi susu
dengan bahan tambahan seperti gula dan madu atau tanpa bahan perasa dan warna ,
dan stabilizer, bahan campuran es krim
disebut ice cream mix (ICM), dengan pencampuran bahan yang tepat dan
pengolahan yang benar maka dapat dihasilkan es krim dengan kualitas baik
(Susilorini dan Sawitri, 2007).
Susu mengandung bermacam - macam unsur dan
sebagian besar terdiri dari zat makanan yang juga diperlukan bagi pertumbuhan
bakteri. Oleh karenanya pertumbuhan bakteri dalam susu sangat cepat, pada suhu
yang sesuai. Jenis - jenis Micrococcus dan Corybacterium sering
terdapat dalam susu yang baru diambil. Pencemaran berikutnya timbul dari sapi,
alat-alat pemerahan yang kurang bersih dan tempat-tempat penyimpanan yang
kurang bersih, debu, udara, lalat dan penanganan oleh manusia (Buckle, et. al.,
2010).
Ice cream memiliki tekstur padat yang terdiri atas 2 fase
yaitu fase kontinyu dan fas terdispersi. Fase kontinyu adalah kombinasi air,
gula, hidrokooid, protein susudan komponen terlarut lainnya, serta padatan yang
tidak terlarut yang tersuspensi dalam cairan. Fase terdispersi adalah gelembung
udara dan globula lemak. Globula-globula lemak akan berikatan dengan protein
susu dan membentuk lapisan tipis yang menyelubungi tiap gelembung udara yang
akan berperan membentuk stabilitas dan ukuran gelembung udara (Muse dan Hartel,
2004).
Nilai gizi es krim sangat tergantung pada nilai
gizi bahan baku yang digunakan, untuk membuat es krim yang memiliki kualitas
tinggi bahan bakunya perlu diketahui dengan pasti, dengan menggunakan susu
sebagai bahan utama pembuatan es krim maka es krim memiliki sumbangan terbesar
nilai gizinya. Dibalik kelembutan dan rasa manisnya, es krim terbukti memiliki
beberapa fakta gizi yang tidak terduga, keunggulan es krim yang didukung oleh
bahan utamanya yaitu susu tanpa lemak dan lemak susu maka es krim hampir
sempurna dengan kandungan gizi yang lengkap (Fitrahdini, 2010).
Pembuatan es krim menggunakan bahan tambahan yaitu bahan pengembang dan
bahan penstabil. Untuk bahan pengembang dapat digunakan baking powder (natrium
bikarbonat) yang merupakan bahan pengembang dan dipakai untuk meningkatkan
volume dan memperingan tekstur bahan makanan antara lain es krim. Fungsi lain bahan pengembang jika ditambahan
dengan adonan es krim karena natrium bikarbonat bereaksi dengan asam juga
digunakan sebagai obat untuk menetralkan asam lambung berlebihan.
Bahan-bahan tersebut dicampur, dipasteurisasikan, dihomogenasikan, dan
didinginkan dengan cepat. Setelah emulsi minyak dalam air tersebut dibiarkan
dalam waktu yang lama, kemudian dilewatkan dalam kamar yang suhunya cukup
rendah untuk membekukan sebagian campuran. Pada saat yang sama udara dimasukkan
dengan cara dikocok. Tujuan dari pembekuan dan aerasi ini adalah pembentukan
buih yang stabil melalui destabilisasi parsial dari emulsi. Pengocokan tanpa
pendinginan tidak akan memberikan buih yang stabil. Jika buih terlalu sedikit
produknya akan tampak basah, keras dan sangat dingin. Sedang jika buihnya
terlalu banyak maka produknya akan tampak kering. Sel-sel udara pada es krim
harus berukuran sekitar 100 mikron. Jika sel udaranya terlalu besar, es krimnya
akan meleleh dengan cepat. Sedang jika sel udaranya terlalu kecil maka buihnya
akan terlalu stabil dan akan meninggalkan suatu ‘head’ ketika meleleh.
Es krim mempunyai struktur koloid yang kompleks karena merupakan buih dan
juga emulsi. Buih padat terjadi karena adanya lemak teremulsi dan juga karena
adanya kerangka dari kristal-kristal es yang kecil dan terdispersi didalam
larutan makromolekular berair yang telah diberi gula. Peranan emulsifier
(misalnya: gliserol monostearat komersial) adalah untuk membantu stabilisasi
terkontrol dari emulsi didalam freezer. Molekul emulsifier akan menggantikan
membran protein, satu ujung molekulnya akan melarut di air, sedangkan ujung
satunya akan melarut di lemak. Perubahan-perubahan polimorfis lemak pada es krim
selama penyimpanan menyebabkan perubahan bentuk pada globula awalnya, yang
berkombinasi dengan film protein yang agak lepas, menyebabkan terjadinya
penggumpalan di dalam freezer.
Bahan penstabil dalam pembuatan es krim merupakan koloid hidrofilik yang
dapat menurunkan konsentrasi air bebas dengan menyerap air tersebut sehingga
akan mengurangi kristalisasi es, memperkecil kristal es, dan dapat meningkatkan
kehalusan tekstur. Jenis-jenis penstabil yang biasa digunakan dalam frozen
dessert terbagi menjadi beberapa kategori yaitu protein misalnya gelatin, plant
exudates misalnya arabic, ghatti, karaya, dan tragacant ums, sed gums misalnya
locust (carob) bean, guar, dan psyllium, microbial gums misalnya xanthan,
seaweed extract misalnya agar, alginat, dan karagenan, pectin misalnya low dan
high methoxyl, selulosa misalnya Carboxy Methyl Cellulose (CMC), dan lain-lain.
Dalam pembuatan es krim biasanya digunakan satu jenis penstabil, tetapi ada
juga yang dikombinasikan dari dua jenis bahan penstabil. Biasanya penggunaan
karagenan dikombinasikan dengan CMC, locus bean gum, guargum, atau beberapa
bahan penstabil lainnya. Proses pembentukan kristal-kristal es pada tahap
pembekuan berperan penting dalam menentukan mutu bahan pangan. Ukuran kristal
yang terbentuk dapat mempengaruhi tekstur produk. Penggunaan polisakarida
seperti karagenan, alginat, turunan selulosa, dan bahan penstabil lain pada
produk makanan beku dapat mengurangi pertumbuhan kristal es yang berukuran
besar serta membantu pemerangkapan udara dalam adonan sehingga menghasilkan
tekstur produk yang lembut.
Garam dapur yang biasa digunakan untuk memasak juga dapat menjadi salah
satu penunjang bagi es krim jika akan dibawa kemana-mana. Jika es krim hanya
disimpan dalam wadah biasa, dalam waktu beberapa menit saja es krim akan
kembali ke bentuk aslinya sebelum dimasukkan ke dalam freezer. Untuk itu,
diperlukan garam untuk membuat suhu di sekitar es krim tetap dibawah 0°C.
4. Formulasi
Perlakuan 1
|
Perlakuan 2
|
Susu full
cream : 200 ml
|
Susu full
cream : 200 ml
|
Susu kambing : 100
ml
|
Susu kambing : 100
ml
|
Kuning
telur : 2 butir
|
Kuning
telur : 2 butir
|
CMC : 2 gram
|
CMC : 2 gram
|
Gula pasir : 100 gram
|
Gula pasir
: 100 gram
|
Vanilla
bubuk : 2 gram
|
Vanilla
bubuk : 2 gram
|
5.
Perlakuan
Tidak ada perlakuan
khusus, kami mengganti susu sapi dengan susu kambing lalu untuk lemak susu kami
menggunakan susu full cream karena harganya yang lebih murah dibanding whipped
cream. Formula eskrim yang digunakan untuk dua perlakuan sama yang
membedakan proses pembekuan eskrim. Perlakuan 1 dengan mesin eskrim dan
perlakuan 2 dengan cara tradisional (es batu dan garam).
6.
Metode pengamatan susu
- Pengamatan warna susu
Warna susu
berkisar dari putih kebiruan sampai kuning keemasan, bergantung jenis hewan,
pakan dan jumlah lemak / padatan dalam susu. Warna putih susu merupakan
refleksi cahaya oleh globula lemak, kalsium kaseinat dan koloid pospat. Dalam
jumlah besar, susu tampak keruah(opaque). Dalam bentuk lapisan tipis, susu
tampak sedikit transparan
Bahan :
·
Susu
full cream
Prosedur
Pengamatan
warna susu dilakukan secara organoleptic, yaitu melalui pengamatan visual
langsung
- Pengamatan aroma dan rasa susu
Susu segar
yang normal berasa agak manis dan mempunyai aroma yang spesifik. Aroma susu
lenyak jika susu di diamkan beberapa jam atau susu didinginkan. Cita rasa susu
berhubungan dengan kandungan laktosa rendah tetapi kadar klorida tinggi yang
menyebabkan cita rasa susu menjadi asin. Susu sapi yang dihasilkan pada akhir
masa laktasi biasanya berasa asin.
Bahan
: susu full cream
prosedur :
rasa dan
aroma susu diamati secara organoleptic yaitu dengan pencicipan dan pembauan.
Pengamatan di tunjukan untuk mengenal rasa dan aroma susu serta untuk
mengetahui apakah aroma menyimpang atau tidak
- Uji Alkohol pada Susu
susu yang
mengandung lebih dari 0.21% asam atau kalsium dan magnesium dalam jumlah
tinggi, akan terkoagulasi dengan penambahan alcohol. Kenyataan in menjadi dasar
uji alcohol untuk menetukan kualitas susu. Koagulasi susu oleh alcohol juga
disebabkan oleh factor lain, misalnya adanya penyakit pada kambing, kolustrum
dan ranin yang dihasilkan oleh mikroba.
Bahan
dan alat:
·
susu full
cream
·
alcohol
75%
·
tabung
reaksi tertutup
pembuatan
larutan
alcohol
75% di buat dengan cara 79 bagian alcohol 95% dicampur dengan 21 bagian akuades
prosedur
dalam
jumlah yang sama contoh susu dicampur dengan alcohol 75% dalam jumlah tabung
reaksi tertutup. Tabung dibalikkan beberapa kali. Jika terjadi koagulasi maka
akan terlihat partikel halus “curd” pada permukaan tabung.
- Kadar laktosa susu
Kadar
laktosa dalam susu rata – rata 4,8%. Laktosa atau gula susu adalah disakarida
yang tersusun dari satu molekul glukosa. Rumus molekul laktosa sama dengan
sukrosa yaitu C12H22O11 , tetapi terdapat
perbedaan dalam konfigurasi molekuler, kemanisan relatif, sifat kimia dan
kelarutan. Laktosan dalam susu mempunyai peranan yang penting dalam pembuatan
produk – produk susu fermentasi. laktosa didekomposisi oleh bakteri menjadi
asam laktat
Bahan
dan alat
·
Susu full
cream
·
HCL
·
Kertas
saring
·
Erlenmeyer
·
Hot
plate
·
Cawan
porselen
·
Pipet
25ml
Prosedur:
Sebanyak
25 ml contoh dimasukan ke dalam Erlenmeyer. Asam klorida (HCL) ditambahkan
kedalam contoh sampai pH – nya menjadi sekitar 4-5. Contoh disaring dan
filtratnya dipanaskan sampai timbul gumpalan – gumpalan, kemudian disaring
kembali. Filtratnya ditempatkan dalam cawan porselen dan keringkan pada suhu
sekitar 40C. Kristal – Kristal laktosa akan menempel di dinding dan
dasar cawan. Kadar laktosa dapat dihitung berdasarkan rumus
%laktosa(b/v)
= W2 – W1 / ml contoh
- Uji kelengketan
Susu
mempunyai sifat lengket ( ardhesive). Sifat ini menunjukan adaka kasein. Kasein
mempunyai sifat lengket (dapat merekatkan kertas ). Kasein banyak digunakan
untuk membuat perekat.
Bahan
dan alat
·
Susu
full cream
·
Kertas
HVS
·
Pipet
tetes
Prosedur:
Sejumlah
susu di teteskan pada secarik kertas. Selanjutkan kertas tersebut ditempelkan
pada permukaan kayu, gelas, atau logam. Kertas akan lengket seperti jika kertas
tersebut diberi perekat.
- Penentuan asiditas susu
Pengasaman
susu disebabkan karena aktifitas bakteri yang memcahkan laktosa membentuk asam
laktat. Prsentase asam dalam susu dapat digunakan dalam indicator umur dan
penanganan susu. Walaupun demikian uji asiditas saja tidak cukup menilai mutu
susu karena adanya penyimpangan aroma dan cita rasa susu tidak dapat diketahui
dengan uji asiditas
Bahan
dan alat :
·
Susu
full cream
·
Erlenmeyer
·
Buret
·
Magnetic
stirrer
Pembuatan larutan:
·
Fenolftalein
1% dalam alcohol
·
NaOH
0,1 N
Prosedur
- Titrasi
Buret
diisin dengan NaOH 0,1N perlahan – lahan sehingga tidak ada gelembung udara
didalam nya. Contoh susu ditimbang dalam erlemeyer sebanyak 18g. pada contoh
ditambahkan 0,5 ml (10 tetes) fenolftalein 1% sebagai indicator. Contoh titrasi
dengan NaOH 0,1 N sambil di stirrer
sampai terbentuk warna merah muda yang stabil. Pemakaian titer dicatat dan
asiditas susu dihitung sebagai persen asam laktat.
%Asam
laktat =( ml NaOH x N NaOH / gram contoh ) x 100%
- pH – meter
suhu
contoh diukur dan pengaturan suhu pH – meter di set pada suhu terukur.
Elektroda di bilas dengan aquadest dan dikeringkan dengan kertas tissue.
Elektroda di celupkan pada contoh dan pH – meter di set pada pengukur pH.
Elektroda dibiarkan beberapa saat sampai jarum pH-meter stabil. Jarum pH –
meter menunjukan pH contoh.
- Uji katalase pada susu
Enzim yang
terdapat pada susu antara lain katalase, fosfatase, perkosidase dan enzim lain.
Enzim katalase dapat mendekomposisi hydrogen perosida (H2O2)
menjadi molekul dan oksigen.
Bahan dan
alat :
·
Susu full
cream
·
Larutan
H2O2 2%
·
Pipet
tetes
·
Spot
test plate
Prosedur :
Sebanyak 2 tetes contoh susu di teteskan
pada spot test plate.
7. Alat dan Bahan Pembuatan Es Krim
Alat:
- Kompor
- Panci
- freezer
- Saringan/ayakan
- Mesin pengaduk eskrim
- Timbangan
- Sendok kayu
Bahan:
- Susu full cream 250 ml - CMC 2 gr
- susu kambing 250 ml - Telur 7 butir
- vanilla bubuk - gula pasir 200 gr
- es batu
- whip cream
- garam kasar
8. Prosedur
Pembuatan Es Krim
Pembuatan Eskrim dengan
Mesin
Hitung masing-masing bahan yang akan
digunakan sesuai dengan formula
Timbang masing-masing bahan pada tempat
yang berbeda
Larutkan CMC dengan sedikit air,
kemudian masukkan campuran susu kambing, susu full cream, gula pasir, vanilla
ke dalamnya
Lakukan pasteurisasi terhadap adonan
eksrim pada suhu 71,7°C selama 20 menit
Sementara itu kocok kuning telur dengan
mixer kecepatan sedang setelah itu dimasukkan perlahan-lahan ke dalam adonan
eskrim sambil diaduk-aduk
Lakukan homogenisasi pada suhu 70°C
Dinginkan dengan cepat sampai suhunya
sekitar 4°C sambil diaduk
Masukkan ke dalam freezer hingga
mengeras
Setelah itu mixer kembali, lakukan
langkah ke-8 dan 9 sebanyak 3 kali
Masukkan adonan yang telah di mixer 3
kali ke dalam freezer hingga beku
Hitung masing-masing bahan yang akan
digunakan sesuai dengan formula
Timbang masing-masing bahan pada tempat
yang berbeda
Pembuatan Eskrim Tradisional ( es batu
dan garam)
Larutkan CMC dengan sedikit air,
kemudian masukkan campuran susu kambing, susu full cream, gula pasir, vanilla
ke dalamnya
Lakukan pasteurisasi terhadap adonan
eksrim pada suhu 71,7°C selama 20 menit
Sementara itu kocok kuning telur dengan
mixer kecepatan sedang setelah itu dimasukkan perlahan-lahan ke dalam adonan
eskrim sambil diaduk-aduk
Lakukan homogenisasi pada suhu 70°C
Setelah itu masukan campuran tadi
kedalam plastic atau wadah dan tutup rapat rapat
Kemudian masukan ke toples atau termos
yang telah berisi es batu dan garam
Putar termos sampai adonan menjadi ice
cream
Simpan ice
cream di dalam freezer sampai beku sempurna
9. Data Pengamatan Sifat Fisik Susu Full
Cream
Uji
|
Hasil
|
1. pengamatan
warna susu
|
Warna : putih
tulang
|
2. pengamatan
aroma dan rasa susu
|
Aroma : aroma
khas susu sapi
Rasa : Tawar
(tidak manis)
|
3. uji
alkohol pada susu
|
Tidak terjadi
koagulasi
|
4. kadar
laktosa susu
|
W1 (berat
cawan kosong) : 26,10 gr
W2 (berat
cawan + Kristal laktosa) : 26,77gr
|
5. uji
kelengketan
|
Menempel pada
gelas kaca
|
6. penentuan
asiditas susu
|
a. titrasi
(duplo)
V1 : 4.,3 ml
V2 : 3,4 ml
|
7. uji
katalase pada susu
|
Tidak
terdapat gelembung
|
10. Data
Organoleptik Eskrim
|
Proses Pengolahan dengan Mesin
|
Proses Pengolahan dengan Es Batu dan Garam
|
Tekstur
|
Lembut
|
Lembut
|
Warna
|
Kuning
|
Kuning
|
Rasa
|
Pahit
|
Agak
Manis ( after taste terasa pahit)
|
Aroma
|
Aroma
Kuat Vanilli
|
Vanilli
|
11.
Hasil dan Pembahasan
·
Pembahasan
Hasil Pengamatan Susu
·
Warna
Warna air
susu dapat berubah dari satu warna ke warna yang lain, tergantung dari bangsa
ternak, jenis pakan, jumlah lemak, bahan padat, dan bahan pembentuk warna.
Warna air susu berkisar dari putih kebiruan hingga kuning keemasan.
Warna susu
kelompok kami yaitu susu full cream yang berwarna putih tulang. Warna putih dari
susu merupakan hasil dispersi dari refleksi cahaya oleh globula lemak dan
partikal koloidal dari kasein dan kalsium pospat. Warna kuning adalah karena
lemak dan karoten yang dapat larut. Bila lemak diambil dari susu maka susu akan
menunjukan warna kebiruan.
·
Aroma dan Rasa Susu
Kedua
komponen ini erat sekali hubungannya dalam menentukan kualitas susu. Susu full
cream terasa tidak manis, yang disebabkan oleh kadar laktosa yang rendah sedangkan
rasa asin berasal dari khlorida, sitrat,dan garam-garam mineral lainnya. Aroma
susu full cream memiliki aroma khas susu sapi. Hal ini menandakan kesegaran
susu terjaga. Bahwa cita rasa yang kurang normal mudah sekali berkembang
didalam susu dan hal ini mungkin merupakan akibat dari :
·
Sebab-sebab
fisiologis seperti cita rasa pakan sapi misalnya alfalfa, bawang merah bawang
putih, dan cita rasa algae yang akan masuk kedalam susu jika bahan-bahan itu
mencemari pakan dan air minum sapi. Lalu alasan kenapa enzim yang mengasilkan
cita rasa tengik karena kegiatan lipase pada lemak susu. Sedangkan, Sebab-sebab
kimiawi yang disebabkan oleh oksidasi lemak.
·
Kedua
komponen ini erat sekali hubungannya dalam menentukan kualitas air susu. Air
susu terasa sedikit manis ,yang disebabkan oleh sebab dari bakteri yang timbul
sebagai akibat pencemaran dan pertumbuhan bakteri yang menyebabkan peragian
laktosa menjadi asam laktat dan hasil samping metabolic lainnya yang mudah
menguap.
·
Sebab-sebab
mekanis , bila susu mungkin menyerap cita rasa cat yang ada disekitarnya,
sabun, dan dari larutan khlor.
·
Uji Alkohol Pada Susu
Pada hasil
data pengamatan kami, susu yang kami tambahkan dengan 5ml alcohol 70% tidak
terjadi koagulasi hal ini menyatakan bahwa susu yang dihasilkan oleh hewan
tersebut tidak adanya penyakit.
·
Kadar Laktosa Susu
Sebanyak
25 ml susu dimasukan kedalam Erlenmeyer. Asam khlorida atau HCL ditambahkan
kedalam contoh sampai pH menjadi 4-5. Lalu disaring dan filtratnya dipanaskan
sampai timbul gumpalan-gumpalan, kemudian disaring kembali. Filtratnya
ditempatkan pada cawan porselen dan keringkan pada suhu sekitar 4 ºC.
Kristal-kristal laktosa akan menempel didinding dan dasar cawan. Kadar laktosa
dapat dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut.
% Laktosa = (b/v) = w2-w1
ml contoh
Laktosa
merupakan disakarida (gula) yang hanya ditemukan didalam susu. Laktosa adalah
jenis karbohidrat yang terdiri dari glukosa dan galaktosa. Laktosa dapat
dimanfaatkan oleh bakteri asam laktat yang menghasilkan laktase panggilan enzim
yang memecah molekul laktosa menjadi glukosa dan galaktosa dan kemudian
membentuk asam laktat melalui proses fermentasi. Menurut teori rata-rata kadar
laktosa dalam susu adalah 4,8 % Hasil pengamatan uji laktosa ini bisa dilihat
pada laktosa-laktosa yang menempel pada dinding cawan. Berat cawan kosong 26,10 gr, sedangkan setelah terisi
kristal-kristal berat menjadi 26,77 gr. Sehingga perhitungan yang kami dapat
sebagai berikut :
% Laktosa = (b/v) = w2-w1 =
26,77-26,10 x 100 % = 2,68 %
ml contoh
25 ml
hal ini
menandakan laktosa dalam susu kurang, karena didalam teori kadar laktosa susu
rata-rata adalah 4,8%.
·
Uji Kelengketan (ADHESIVENESS)
Susu
diteteskan pada secarik kertas. Selanjutnya kertas tersebut ditempelkan pada
permukaan kayu, gelas, atau logam. Kertas akan lengket seperti jika kertas tersebut
diberi perekat.
·
Jumlah
Susu : 3 tetes
·
Kertas : 5cm x 2,5cm
·
Hasil : Melekat pada gelas lengket
Jadi, hal
tersebut membuktikan bahwa susu mengandung banyak kasein, dalam teori apabila
kertas yang ditetesi oleh susu menempel pada sebatang kayu maka susu tersebut
mengandung kasein, dan tinggi kasein tersebut dapat dilihat dari kerekatan
kertas yang ditetesi susu, dengan sebatang kayu tersebut.
·
Penentuan Asiditas Susu
a.
Titrasi
Pada
titrasi ini susu ditimbang masing-masing sebanyak 18gr dengan menggunakan
erlenmeyer, setelah itu dicampurkan dengan fenolftaelin masing-masing sebanyak
3 tetes. Lalu titrasi ke-1 dengan menggunakan buret yang sudah berisi dengan
NaOH 0,1 N secara perlahan-lahan hingga sampai terbentuk warna merah muda dan
catat pengurangan NaOH yang terpakai. Titrasi yang ke-2 sama dititrasi dengan
menggunakan buret secara perlahan-lahan hingga terbentuk warna merah muda. Lalu
dicatat hasil NaOH yang berkurang dari hasil titrasi yang pertama.
Penentuan
Kualitas Susu :
·
Susu
full cream : 18 gram
·
Titrasi
I : 4,3 ml
·
Titrasi
II : 3,4 ml
·
(
I ) % Asam Laktat = x 100%
= x 100%
= 0,389 %
·
(
II ) % Asam Laktat = x 100%
= x 100%
= 1,89 %
Asiditas
susu segar dikenal sebagai asiditas alami yaitu berkisar 0,10 – 0,26% sebagai
asam laktat, uji asiditas sering digunakan dalam penilaian mutu susu.
Berdasarkan hasil uji persen nilai asam laktat pada susu full cream lebih
tinggi dari susu segar. Kemungkinan karena susu full cream telah diolah
sedemikian rupa dan kandungan lemak susunya lebih tinggi dari susu segar. Sebagian
besar asam yang ada dalam susu adalah asam laktat. Meskipun demikian keasaman
susu dapat disebabkan oleh berbagai senyawa yang bersifat asam seperti
senyawa-senyawa pospat komplek, asam sitrat, asam-asam amino dan karbondioksida
yang larut dalam susu.
·
Uji Katalase Pada Susu
Sebanyak 2
tetes susu full cream yang diteteskan pada spot test plate. Pada susu
ditambahkan 1 tetes larutan H2O2 3%. Aktifitas katalase
dengan terbentuknya gelembung-gelembung udara (O2).
·
Susu
Full Cream : 2 tetes
·
H2O2
3% : 1 tetes
·
Hasil : Tidak ada gelembung udara (O2)
Uji katalase digunakan
untuk mengetahui aktivitas katalase pada bakteri menggunakan indikator hidrogen
peroksida. Di dalam susu terdapat enzim katalase yang dihasilkan oleh sel
terutama sel leukosit atau kuman. Enzim katalase akan membebaskan O2 dari H2O. Nilai katalase
yang baik tidak lebih dari 3 ml. H2O2 atau hidrogen peroksida adalah bahan kimia anorganik yang
memiliki sifat oksidator kuat. Reaksi dengan enzim katalase yang diproduksi
mikroba akan menghasilkan oksigen,
selain itu reaksi dekomposisi hidrogen peroksida juga menghasilkan air (H2O)
dan enthalp. Dari hasil yang kelompok kami
amati susu yang telah kita uji katalase tidak mengeluarkan gelembung dan dapat
kita ambil kesimpulan bahwa susu tersebut aman untuk dikonsumsi.
·
Pembahasan Eskrim
Praktikum mengenai pembuatan es krim yang
telah dilakukan oleh praktikan bertujuan memahami proses pembuatan es krim
dan mendeskripsikan langkah-langkah
proses pembuatan es krim. Penggunaan alat dan bahan pada praktikum ini
mempunyai tujuan dan fungsinya yang yang sama pada pembuatan es krim pada
umumnya.
Pada praktikum ini praktikan memakai dua
perlakuan yang berbeda yaitu perlakuan pembuatan es krim dengan mesin dan
tradisional. Sehingga dari perlakuan yang berbeda dapat di bandingkan hasil
kualitas dari es krim.
Dalam pembuatan es krim, praktikan memakai CMC
(carboxyl mthyl celulose) sebagai penstabil. Langkah pertama pengerjaan adalah
menimbang bahan yang akan di gunakan sesuai dengan formula, praktikan memakai
susu full cream 200 ml dan susu kambing 100 ml kemudian di campurkan sambil di
aduk. Tujuan penggunaan susu full cream adalah karena cream dapat sebagai
pelembut dan pengambang adonan es krim nantinya sehingga di hasilkan es krim
yang lembut dan padat serta tidak menghasilkan pori-pori. Sementara pemakaian
susu kambing bertujuan untuk bahan baku es krim yang berasal dari susu segar
karena mengandung lemak. Lemak susu berfungsi untuk meningkatkan nilai gizi es
krim, menambah cita rasa, menghasilkan karakteristik tekstur yang lembut,
membantu memberikan bentuk dan kepadatan, serta memberikan sifat meleleh yang
baik. Setelah susu di campur merata kemudian
larutkan CMC dengan sedikit air hingga merata agar CMC dan susu dapat menyatu.
CMC adalah bahan penstabil yang umum di gunakan dalam pembuatan es krim. Bahan
penstabil berperan untuk meningkatkan kekentalan terutama pada saat sebelum di
bekukan dan memperpanjang masa simpan es krim karena dapat mencegah
kristalisasi es selama penyimpanan. Masukkan gula pasir dan perisa vanilla
untuk memberikan cita rasa pada es krim dan menurunkan titik beku yang dapat
membentuk kristal-kristal es krim yang halus sehingga meningkatkan penerimaan
dan kesukaan konsumen. Aduk bahan yang sudah di campurkan secara merata
kemudian lakukan pasteurisasi terhadap adonan es krim pada suhu 71.70C
selama 20 menit dengan api kecil sambil terus di aduk agar adonan tidak gosong.
Sementara itu, kocok 2 butir kuning telur hingga merata. Kuning telur (lesitin)
adalah bahan pengemulsi yang sering di gunakan. Campuran bahan pengemulsi dan
penstabil akan menghasilkan es krim dengan tekstur yang lembut. Kemudian
lakukan homogenisasi pada suhu 700C. Dinginkan adonan dengan cepat
sekitar 40C sambil di aduk. Adonan lalu di mixer agar merata dan
mengembang. Homogenisasi dimaksudkan untuk mengurangi semua ukuran lemak
menjadi ≤ 2 µm.
Pada perlakuan pembuatan es krim
menggunakan mesin adonan di masukkan pada mesin es krim. Pembekuan dengan mesin
es krim meliputi campuran es krim yang
sudah di masukkan ke dalam sebuah silinder yang memiliki dasher dengan mata
pisau pengikir. Dasher berputar-putar di dalam silinder sehingga udara dapat
tergabung ke dalam campuran, gumpalan lemak menjadi teraduk, dan
kristal-kristal es yang terbentuk pada dinding dalam silinder terkikis oleh
mata pisau pada dasher. Viskositas campuran es krim akan meningkat karena air
membeku membentuk padatan es. Namun, karena adonan pada pembuatan es krim
praktikum kali ini sangat sedikit sehingga adonan tidak membentuk es krim
walaupun sudah lama di taruh di mesin es krim.
Kemudian adonan es krim, di taruh di plastik dan dibekukan dalam freezer.
Pembekuan ditujukan untuk menjaga kualitas adonan dan membuat lemak dan protein
susu menjadi kristal dan bahan penstabil menyerap air bebas sebagai air
hidrasi.
Pada pembuatan es krim secara tradisional.
Langkah-langkah pembuatannya tidak jauh berbeda dengan perlakuan yang
menggunakan mesin.
Pada proses pembuatan es krim secara
tradisional. Adonan es krim di bungkus di dalam plastik kemudian di taruh di
wadah berisi batu es dan garam. Adanya penambahan garam bertujuan untuk
mengganggu kestabilan ikatan partikel-partikel air yang sedang berada dalam
fase padat (es). Partikel-partikel garam menerobos masuk ke sela-sela partikel
es sehingga memutuskan ikatan-ikatan tersebut. Akibatnya, partikel-partikel es
yang berada di permukaan memisahkan diri dari perangkap gaya tarik
partikel-partikel es. Partikel es yang berhasil memisahkan diri itu beralih ke
fase cair. Es memiliki suhu rata-rata di bawah 00C. Dalam penambahan
garam ini, es mengalami peleburan tanpa adanya penambahan panas, sehingga air
yang terbentuk dari peleburan itu juga
bersuhu di bawah 00C. Penambahan garam dapat menerunkan titik lebur
air karena es dapat melebur di bawah titik lebur normalnya (00C). Jadi, partikel garam memicu leburnya es. Di
sisi lain, peleburan es memerlukan energi (menyerap kalor). Karena kalor tidak
di suplai dari luar, maka es menyerap kalor dari dirinya sendiri, sehingga suhu
es turun lebih jauh. Es yang suhunya telah menjadi sangat dingin ini kemudian
akan menyerap banyak kalor dari adonan es krim sehingga adonan es krim dapat
membeku.
Hasil es krim yang menggunakan mesin
adonan eskrim memiliki tekstur yang lembut, warna kuning , aroma kuat vanili,
dan pahit yang kemungkinan disebabkan oleh vanilli essence bubuk yang
berlebihan. vanili bubuk merupakan produk sintetis.
Hasil es krim yang menggunakan cara
tradisional (es batu dan garam) memiliki tekstur yang lembut, warna kuning,
aroma vanili, dan rasa agak manis namun aftertaste yang mungkin di sebabkan
oleh vanili bubuk yang berlebihan.
Dari kedua perlakuan diperoleh rasa es
krim yang pahit (aftertaste). Rasa ini bisa di sebabkan karena
penambahan jumlah vanili bubuk. Karakter vanilli bubuk sama dengan vanili
esens, karena hanya dapat memberikan aroma, dan akan terasa pahit jika digunakan
terlalu banyak. Dari segi warna, warna kuning pada hasil kedua eskrim disebabkan
oleh warna kuning telur karena pada kuning telur mengadung beta karoten yang
memberikan warna kuning. Dari segi tekstur, antara kedua eskrim memiliki
tekstur kelembutan yang sama. Hasil tekstur yang lembut karena adanya lemak
susu yang didapatkan dari susu full cream. Namun, selebihnya hasil data
pengamatan es krim mendekati serupa. Hanya pembuatan es krim secara tradisional
membutuhkan waktu dan tenaga lebih banyak di bandingkan dengan menggunakan
mesin sehingga kurang efisien dan efektif
12.
Kesimpulan
Susu cair full cream merupakan susu UHT
(Ultra High Temperature), yang dipanaskan dengan suhu 135-145°C dalam waktu 2-5
detik saja, lalu didinginkan kembali dengan suhu ruangan. Susu yang biasanya
dikemas dalam karton ini membunuh semua bakteri dan mikroorganisme, dan bisa bertahan
hingga 1 tahun. Sehingga pada susu full cream yang kami amati memiliki kualitas
yang baik berdasarkan hasil pengujian dan pengamatan susu yang telah dilakukan.
Hasil
dari dua perlakuan yang berbeda terhadap eskrim dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara
hasil eskrim dengan mesin dengan eskrim menggunakan cara tradisional (es batu
dan garam) baik dari segi tekstur, warna, rasa dan aroma. Hanya perbedaan dari lamanya proses pembekuan
adonan eskrim. Pembekuan dengan menggunakan es batu dan garam memerlukan waktu yang lebih lama.
Faktor yang mempengaruhi kualitas eskrim antara
lain bahan baku, proses pembuatan, proses pembekuan, pengepakan, dan
sebagainya. Proses pembuatan seluruh bahan baku ice cream akan dicampur menjadi
suatu bahan dasar ice cream, salah satunya viskositas atau kekentalan.
Kekentalan pada adonan ice cream akan berpengaruh besar pada tingkat kehalusan
ice cream serta ketahanan ice cream sebelum mencair. Proses pembuatannya
melalui pencampuran bahan-bahan menggunakan alat pencampur berputar (Harris,
2011).
Daftar Pustaka
Buckle, K. A., R. A. Edward, W. R. Day, G.
H. Fleet dan M. Wootton. 2010. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia Press,
Jakarta. (Diterjemahkan oleh Hari Purnomo dan Adiono)
David, Elizabeth. 1994. Harvest of
the Cold Months: the Social History of Ice and Ices. London: Penguin
Fitrahdini.
2010. Analisis Persepsi Konsumen Terhadap Ekuitas Merk Produk Es Krim.
http://journal.ipb.ac.id/index.php/jikk/article/viewFile/3088/2050 diakses 25 mei 2015
Maria Ufa, 2103. http://ulfamaria23.blogspot.com/2013/04/makalah-kimia.
Muse, MR., dan
W. Kartel, 2004. Ice Cream Structure Elements that Affect Melting Rate and
Hardness. ADSA. J.Dairy Sci. 87:1S-10.
Panduan Praktikum Teknologi Makanan
dan Minuman, 2014.
Susilorini, T. E. dan M. E. Sawitri, 2007.
Produk Olahan Susu. Jakarta: Penebar Swadaya.
Wikipedia, 2014. http://id.wikipedia.org/wiki/Es_krim
0 komentar:
Posting Komentar