Powered By Blogger

Sabtu, 22 November 2014

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PANGAN : Metode Hitungan Cawan

Diposting oleh Luneta Aurelia Fatma di 21.39.00 0 komentar


LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PANGAN
METODE HITUNGAN CAWAN






Disusun Oleh:
Kelompok 2
Annisatul Nur Jannah          2013340010
Dwi Febriyani                        2013340019
Fardhan Syaputra                2013340020
Kinanty Praha Saputri         2013340011
Luneta Aurelia Fatma          2013340014


Jurusan Teknologi Pangan
Fakultas Teknologi Industri Pertanian
Universitas Sahid Jakarta
2014

METODE HITUNGAN CAWAN
Tanggal Praktikum : 08 Oktober 2014
A.    TUJUAN PRAKTIKUM
Mampu melakukan pekerjaan aseptis dalam pengenceran contoh, pemupukan dengan metode tuang dan permukaanserta melakukan perhitungan jumlah koloni yang ditumbuhkan dan menyatakan hasilnya secara SPC (Standard Plate Count).

B.     TEORI SINGKAT
Metode hitungan cawan (Total Plate Count) adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah mikroba di dalam bahan pangan. Selain itu, jumlah mikroba di dalam bahan pangan dapat dihitung dengan metode turbidimetri (kekeruhan) menggunakan spektrofotometer. Metode ini sukar ditetapkan karena memerlukan medium yang bening, sedangkan ekstrak bahan pangan misalnya sari buah menyebabkan kekeruhan, seingga kekeruhan larutan tidak sebanding dengan jumlah mikroba yang terdapat didalamnya.
Prinsip dari metode hitungan cawan adalah jika sel mikroba yang masih hidup ditambahkan pada medium agar maka sel mikroba tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dengan mata tanpa menggunakan mikroskop. Metode hitungan cawan merupakan cara yang paling sensitive untuk menntukan jmlah mikroba karena :
a.       Hanya sel yang masih hidup yang dihitung
b.      Beberapa jenis mikroba dapat dihitung sekaligus
c.       Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba karena koloni yang terbentuk mungkin berasal dari satu sel mikroba dengan penampakan pertumbuhan yang spesifik.
Selain keuntungan tersebut, kelemahan metode hitungan cawan yaitu :
a.       Hasil perhitungan tidak menujukkan jumlah sel yang sebenarnya karena beberapa sel yang berdekatan mungkin membentuk satu koloni.
b.      Medium dan kondisi yang berbeda mungkin menghasilkan yang berbeda
c.       Mikroba yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat dan membntuk koloni yang kompak dan jelas, tidak menyebar
d.      Memerlukan persiapan dan inkubasi yang lama sehingga pertumbuhan koloni dapat dihitung

Metode hitungan cawan dapat dibedakan atas dua cara yaitu metode tuang (pour plate) dan metode permukaan (surface/spread plate).
Metode Tuang
            Sampel yang telah diencerkan dimasukkan kedalam cawan petri, kemudian ditambahkan agar cair steril yang telah didinginkan (47-50oC) sebanyak 15-20ml dan digoyangkan supaya menyebar dan merata.
Metode Permukaan
Terlebih dahulu membuat medium padat pada cawan petri. Kemudian 0,1 ml sampel yang telah diencerkan dipipet pada permukaan agar tersebut, dan diratakan dengan batang gelas yang melengkung dan steril.

C. ALAT DAN BAHAN
Ø  Metode Tuang
·         Alat :
-          3 cawan petri steril/kelompok
-          Pipet 1ml steril
-          Inkubator 30oC
·         Bahan :
-          Sampel air kamar mandi
-          3 tabung larutan pengencer/kelompok @9ml
-          200 ml media PCA (Plate Count Agar) cair (suhu 47-50oC)

Ø  Metode Prermukaan
·         Alat :
-          4 cawan petri steril/kelompok
-          Pipet 1 ml steril
-          Inkubator 30oC
·         Bahan :
-          Sampel air kamar mandi
-          3 tabung larutan pengencer/kelompok @9ml
-          200 ml media PCA (Plate Count Agar) cair (suhu 47-50oC)

D. CARA KERJA
Ø  Metode Tuang

1.      Siapkan dan beri label larutan pengencer dan cawan petri sesuai dengan pengenceran dan pemupukan yang ditetapkan. Gunakan dua cawan (duplo) untuk setiap pengenceran. Kemudian buatlah pengenceran contoh sesuai dengan yang ditetapkan.
2.      Pipet 1 ml contoh yang telah diencerkan masing-masing ke dalam 2 cawan petri, dimulai dari pengenceran yang terendah yang ditetapkan untuk pemupukan. Untuk menghemat penggunaan larutan pengencer dan pipet, contoh yang akan dimasukkan ke dalam cawan petri yang terakhir (pengenceran tertinggi) dapat diambil dengan cara memipet sebanyak 0,1 ml dari pengenceran 1 desimal dibawahnya. Penghematan pipet juga dapat dilakukan dengan menggunakan pipet yang sama untuk pegenceran dan pemipetan ke dalam cawan, dengan syarat berasal dari pengenceran yang sama.
3.      Tuangkan 15-20 ml PCA cair ke dalam cawan dan goyangkan secara mendatar diatas meja supaya contoh menyebar rata. Setelah agar membeku, inkubasikan dengan posisi terbalik pada suhu 30oC selama 2 hari. Hitung jumlh koloni yang tumbuh pada cawan.
4.      Tuliskan hasil perhitungan sebagai jumlah koloni pr ml menurut standar yang ditetapkan lembar/buku laporan

Ø  Metode Permukaan

1.      Siapkan dan beri label larutan pengencer dan cawan petri sesuai dengan pengenceran dan pemupukn yang ditetapkan. Gunakan dua cawan (duplo) untuk setiap pengenceran. Kemudian buatlah pengenceran contoh sesuai dengan yang ditetapkan.
2.      Buatlah agar cawan PCA yaitu 15 ml PCA dituangkan ke dalam cawan petri steril, ditutup dan biarkan hingga air membeku.
3.      Buatlah pengenceran sesuai dengan tingkat pengenceran yang diinginkan.
4.      Pipet 0,1 ml contoh yang telah diencerkan masing-masing ke dalam 2 cawan agar, dimulai dari pngenceran terendah yang ditetapkan untuk pemupukan.
5.      Celupkan ujung batang gelas ke dalam etanol, tiriskan sejenak lalu pijarkan beberapa saat sampai nyala api di batang gelas padam.
6.      Setelah dingin batang gelas digunakan untuk meratakan contoh diatas agar cawan lalu inkubsikan dengan posisi terbalik pada suhu 30oC selama 2 hari.
7.      Hitung jumlah koloni yang tumbuh, harus diingat bahwa jumlah contoh yang ditumbuhkan adalah 0,1 ml sehingga harus dimasukkan dalam perhitungan total count sesuai standar yang ditetapkan. Tuliskan hasil pengamatan dan perhitungan pada lembar laporan.

E.     DATA PENGAMATAN
Sample :
­- Air Keran Laboratorium Mikrobiologi Universitas Sahid
Cawan
10-1
Metode yang digunakan
A
13
Metode gores (duplo)
B
4
Metode gores (duplo)
C
LA
Metode tuang

* Menggunakan media PCA
A.  13 ×    : 130
B.  4  ×                  : 40
A. “Negatif” → metode tusuk
B. “Negatif” → metode tusuk
Keterangan :
-          LA karena pengocokan yang kurang benar sehingga cawan C tidak dapat di hitung.
-          A dan B metode tusuk hasilnya negatif, tidak ada mikroba yang terlihat. Kemungkinan karena ada kesalahan di laboratorium.
Data Semua Kelompok

Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Kelompok 4
Kelompok 5
A
123
13
LA
316
69
B
LA
4
LA
15
5
C
LA
LA
LA
15
5
D
Air keran lantai 2 Usahid
Air keran laboratorium Mikroiologi Usahid
Air kamar mandi lantai 2 Usahid
Air kamar mandi rumah Fara
Air kamar mandi rumah Rachmat

Keterangan :
A.    : Metode tuang
B.     : Metode gores → duplo
C.     : Metode gores → duplo
D.    : Sample air

F.     PEMBAHASAN
Hasil praktikum metode hitung cawan pada sampel air  keran laboratorium mikrobiologi pangan Universitas Sahid Jakarta:
Cawan
10-1
Keterangan
A
13
Metode gores (duplo)
B
4
Metode gores (duplo)
C
LA
Metode tuang
Menggunakan media PCA.
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa dari metode hitung cawan menggunakan suatu standar yang disebut dengan standar plate count (SPC). Cawan yang dipilih dan dihitung adalah cawan yang  mengandung jumlah koloni antara 25-250. Pada sampel yang digunakan adalah Air keran laboratorium mikrobiologi pangan Univeritas Sahid Jakarta, digunakan pengenceran 10-1 diperoleh hasil pada cawan A (13 koloni), Cawan B (4 Koloni), dan pada cawan C (LA), Cawan C tidak ditumbuhi koloni dapat disebabkan karena homogenisasi sampel kurang merata sehingga sampel yang digoreskan pada media kemungkinan sampel yang  tidak terdapat koloni didalamnya, atau pada jarum ose yang di  sterilisasi setelah dipijarkan tidak didiamkan terlebih dahulu sehingga bakteri dalam sampel mati.
Setiap koloni bakteri yang di inkubasi akan muncul dari 1 sel bakteri,  maka dengan menghitung jumlah koloni dan memperhitungkan faktor pengenceran jumlah bakteri pada sampel awal dapat ditentukan. Jumlah masing-masing mikroba dihitung berdasarkan metode hitung cawan menggunakan pengenceran desimal dari 1:10-1 sampai 1:10-9.



G.    KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dari praktikum ini, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.      Metode hitungan cawan (Total Plate Count) adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah mikroba di dalam bahan pangan.
2.      Jumlah mikroba di dalam bahan pangan dapat dihitung dengan metode turbidimetri (kekeruhan) menggunakan spektrofotometer.
3.      Prinsip dari metode hitungan cawan adalah jika sel mikroba yang masih hidup ditambahkan pada medium agar maka sel mikroba tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dengan mata tapa menggunakan mikroskop.
4.      Metode hitung cawan menggunakan suatu standar yang disebut dengan standar plate count (SPC).
5.      Pada sampel yang digunakan adalah Air keran laboratorium mikrobiologi pangan Univeritas Sahid Jakarta, digunakan pengenceran 10-1 diperoleh hasil pada cawan A (13 koloni), Cawan B (4 Koloni), dan pada cawan C (LA), Cawan C tidak ditumbuhi koloni dapat disebabkan karena homogenisasi sampel kurang merata sehingga sampel yang digoreskan pada media kemungkinan sampel yang  tidak terdapat koloni didalamnya, atau pada jarum ose yang di  sterilisasi setelah dipijarkan tidak didiamkan terlebih dahulu sehingga bakteri dalam sampel mati.
6.      Perbandingan sampel dengan sampel kelompok lain menunjukkan semakin banyak mikroba, semakin kotor air.

SARAN

Dalam praktikum mikrobiologi pangan ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar praktikum dapat berjalan dengan baik terutama mengenai jumlah alat yang digunakan. Praktikan disediakan waktu lebih banyak lagi agar dapat mengamati objek lebih teliti lagi. Sebelum praktikum lakukan pengecekan alat yang akan digunakan terlebih dahulu.
DAFTAR PUSTAKA

B.     Buku-buku

Widodo, Julius. E. 2011. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Jakarta : SMK Caraka Nusantara.
Deroza, Allen. 2014. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Pangan. Jakarta : Universitas Sahid.

C.    Online [16 Oktober 2014]







GLOSARIUM

Ø  Bakteri : Mikroorganisme bersel tunggal yang tidak memiliki inti sel sejati.
Ø  Cawan Petri : Sebuah wadah yang bentuknya bundar dan terbuat dari plastik atau kaca yang digunakan untuk membiakkan sel.
Ø  Ekstrak : Sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai
Ø  Inkubasi : Suatu teknik perlakuan bagi mikroorganisme yang telah diinokulasikan pada media, kemudian di simpan pada suhu tertentu untuk dapat melihat pertumbuhannya.
Ø  Koloni : Sekumpulan dari bakteri-bakteri yang sejenis yang mengelompok menjadi satu
Ø  Kontaminiasi : Pengotoran; pencemaran karena kemasukan unsur luar.
Ø  Mikroba / Mikroorganisme : Organisme yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop.
Ø  PCA : Plate Count Agar, medium pertumbuhan mikroorganisme yang umum digunakan untuk menilai atau memonitor "total" atau layak pertumbuhan bakteri dari sampel.
Ø  Spektofotometer : alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca.
Ø  SPC : Standard Plate Count, suatu metode yang digunakan untuk menentukan kerapatan bakteri aerob dan aerob fakultatif heterotrof dalam air, perhitungan ini menggunakan asumsi bahwa setiap spesies bakteri membentuk koloni tersendiri dalam pertumbuhannya.




LAMPIRAN





My Birthday :)

Daisypath - Personal pictureDaisypath Happy Birthday tickers
 

PURPLE CATZ Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review