LAPORAN PRAKTIKUM
SANITASI DAN KEAMANAN
PANGAN
Uji Disinfektan
Kelompok
1
Ana
Cholifatul Chusna ( 2013340001
)
Husnun
Hanifah (
2013340018 )
Luneta
Aurelia Fatma ( 2013340014 )
Niken
Larasati (
2013340033 )
Ulfa Ina
Wardhani ( 2013340034
)
Veronika Rengganis
C.R ( 2013340013)
JURUSAN TEKNOLOGI
PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI
INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS SAHID
JAKARTA
2016
A. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan mempelajari efektivitas beberapa jenis
disinfektan dan antiseptik serta. Selain itu, mempelajari penerapan metode
cakram kertas saring dan metode difusi sumur untuk mengevaluasi aktivitas dan
efektivitas beberapa jenis disinfektan dan antiseptik
B. Teori Singkat
Usaha manusia untuk mengatasi mikroorganisme penyebab penyakit dan
penurunan mutu bahan pangan banyak menggunakan penambahan bahan pengawet untuk
mencegah atau mengurangi kerusakan dan kerugian yang diakibatkan. Bahan
pengawet untuk mencegah kerusakan biologi yang disebabkan oleh mikroorganisme
disebut dengan antimikroba. Senyawa antimikroba ada yang
termasuk kelompok antibiotika, desinfektan, dan antiseptik. Antibiotika adalah
suatu substansi yang dihasilkan mikroorganisme yang dalam jumlah amat sedikit
menunjukkan kegaiatan antimikroba.
Antiseptik adalah zat yang biasa digunakan untuk menghambat pertumbuhan
dan membunuh mikroorganisme berbahaya (patogenik) yang terdapat pada permukaan
tubuh luar mahluk hidup. Antibiotik adalah segolongan senyawa, baik alami
maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses
biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri
(Craig., 1998). Berdasarkan sifatnya antibiotik dibagi menjadi dua; antibiotik
yang bersifat bakterisidal, yaitu antibiotik yang bersifat destruktif terhadap
bakteri dan antibiotik yang bersifat bakteriostatik, yaitu antibiotik yang
bekerja menghambat pertumbuhan atau multiplikasi bakteri (Van Saene., 2005). Desinfektan
adalah zat kimia yang mematikan sel vegetatif belum tentu mematikan bentuk
spora mikroorganisme penyebab suatu penyakit. Desinfektan digunakan untuk
menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada benda-benda mati seperti meja,
lantai, objek glass dan lain-lain.
Keefektifan penghambatan merupakan salah satu kriteria
pemilihan suatu senyawa antimikroba untuk diaplikasikan sebagai bahan
pengawet bahan pangan. Semakin kuat penghambatannya semakin efektif
digunakan. Kerusakan yang ditimbulkan komponen antimikroba dapat bersifat
mikrosidal (kerusakan tetap) atau mikrostatik (kerusakan sementara yang dapat
kembali). Suatu komponen akan bersifat mikrosidal atau mikrostatik
tergantung pada konsentrasi dan kultur yang digunakan. Mekanisme
penghambatan mikroorganisme oleh senyawa antimikroba dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, antara lain: gangguan pada senyawa penyusun dinding
sel, peningkatan permeabilitas membran sel yang dapatmenyebabkan kehilangan
komponen penyusun sel, menginaktivasi enzim, dan destruksi atau kerusakan
fungsi material genetik.
Salah satu metoda yang paling sering digunakan adalah metoda difusi agar
yang digunakan untuk menentukan aktivitas antimikroba. Kerjanya dengan
mengamati daerah yang bening, yang mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan
mikroorganisme oleh antimikroba pada permukaan media agar (Jawetz et al., 2005). Metode
difusi sumur yang biasa digunakan adalah cara cup plat. Cara ini dengan
dibuat sumur pada media agar yang telah ditanami dengan mikroorganisme dan pada
sumur tersebut diberi antibiotik yang akan di uji.
Uji desinfektan dengan
metode difusi sumur dapat menggunakan beberapa jenis desinfektan. Tujuan
digunakan macam-macam jenis desinfektan yakni untuk mengetahui desinfektan mana
yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri yang diinokulasikan
pada sumur. Kerentanan bakteri terhadap suatu antibakteri dapat diukur secara in vitro dengan menggunakan prinsip
difusi agar. Beberapa proses berlangsung ketika infusa yang mengandung
antimikroba dimasukkan ke dalam sumur pada agar medium yang telah diinokulasi.
Pertama, terjadi penyerapan air dari medium agar dan kemudian melarut. Kemudian
antimikroba itu berdifusi pada medium agar sesuai dengan hukum fisika yang
berlaku atas proses difusi suatu molekul. Hasil yang didapat berupa diameter
zona hambat pada agar sekeliling sumur. Terbentuknya areal bening di sekitar koloni bakteri
menunjukkan adanya penghambatan pertumbuhan bakteri uji. Semakin luas areal
bening menunjukkan semakin tinggi aktivitas
antimikroba.
C.
Alat
dan Bahan
Peralatan yang
digunakan dalam praktikum ini yaitu cawan petri, bunsen, erlenmeyer, pipet
mikrometer, dan inkubator. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu media NA, Bakteri
E. Coli, Bayclin, Karbol, alkohol, dan aquadest.
D.
Cara Kerja
1.
Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2.
Media NA yang sudah dibuat ditambah bakteri
e.coli tuangkan kedalam cawan petri dan tunggu hingga media beku.
3.
Jika sampel sudah buku lubangi menjadi 4 bagian
dengan menggunakan tip yang sudah dipotong ujungnya.
4.
Dengan ukuran lubang 0,6 cm atau 6 mm.
5.
Selanjutnya pipet bayclin dan karbol menggunakan
mikropipet sebanyak 50 mikro liter.
6.
Inkubasi dengan posisi tidak dibalik dengan suhu
300C selama 48 jam.
7.
Amati dan hitung jumlah bakteri yang tumbuh.
E.
Data Pengamatan
Hasil
pengujian desinfektan metode sumur pada media Natrium Agar dan Potato Dextrose
Agar
Sumur
Bayclin : 7mm
Luas
yang dihambat : 1.5386 cm
Sumur
Karbol : 7 mm
Luas
yang dihambat : 1.5386
F.
Pembahasan
Berdasarkan praktikum tentang desinfektan dan
desinfeksi yang telah dilakukan dimana diujikan dua jenis desinfektan yaitu Bayclin dan karbol.
Yang mana
setelah itu akan diamati ada tidaknya pengaruh terhadap pertumbuhan dan pertahanan bakteri
dalam medium agar.
Menurut Dwidjoseputro (1994) bahwa pada
umumnya bakteri yang muda itu kurang daya tahannya terhadap desinfektan
daripada bakteri yang tua. Pekat encernya konsentrasi lamanya berada dibawah
pengaruh desinfektan. Faktor-faktor yang dapat dipertimbangkan pula. Kenaikan
temperatur akan menambah daya desinfektan, selanjutnya medium juga dapat
menawar daya desinfektan.
Umumnya ada persamaan jenis bahan kimia yang digunakan
sebagai antiseptik dan desinfektan, tetapi tidak semua bahan
desinfektan adalah bahan antiseptik karena adanya batasan dalam penggunaan
antiseptik. Hal ini diperkuat oleh Jawetz (2005) bahwa antiseptik tersebut
harus memiliki sifat yang tidak merusak jaringan tubuh atau tidak bersifat
keras dan harus bersifat spesifik terhapa bagian tubuh
yang membutuhkannya. Terkadang penambahan bahan desinfektan juga dijadikan sebagai salah satu
cara dalam proses sterilisasi atau proses pembebasan alat
atau bahan dari mikroba, tetapi pada kenyataannya tidak semua bahan desinfektan dapat berfungsi
sebagai bahan dalam proses sterilisasi.
Bakteri
pada larutan hipertonis tidak dapat hidup karena selnya mengalami plasmolisa
dan pada larutan hipotonis bakteri juga tidak dapat hidup karena selnya
mengalami lisis. Menurut Irianto (2006) yang menyatakan bahwa, bakteri idealnya
hidup pada kondisi larutan isotonis. Apabila ia berada dalam larutan hipertonis
maka cairan-cairan dalam sel bakteri akan terdesak keluar dan pecah sehingga
terjadi plasmolisis.
Spora
pada umumnya lebih tahan daripada bentuk vegetatif dan hanya beberapa
desinfektan yang berfungsi sebagai halogen, formalin, dan etilen oksida yang
efektif terhadap spora. Menurut Anonim (2014), yang menyatakan bahwa beberapa komponen
kimia pada konsentrasi rendah tidak dapat membunuh jasad renik, tetapi hanya
menghambat pertumbuhannya. Pada senyawa tertentu yang terdapat pada
rempah-rempah, memiliki komponen yang mempunyai sifat bakteriostatik atau
fungisid. Komponen kimia mempunyai kecepatan membunuh yang berbeda-beda
terhadap jasad renik.
Zona bening pada cawan petri terbentuk karena
berkurangnya jumlah bakteri disekitar paperdisk karena pertumbuhannya
terhambat. Jika tidak ada pertumbuhan berarti bakteri E.coli dalam
petridisk telah mati. Kita ketahui bahwa untuk identifikasi suatu bakteri dapat
dilihat dari tingkat kekeruhan yang terjadi didalam medium. Menurut
Dwidjoseputro (1994) yang menyatakan bahwa untuk mengetahui
kekuatan masing-masing desinfektan orang atau praktikan perlu mempunyai suatu
ukuran pokok.
Metoda yang paling sering digunakan
adalah metoda difusi sumur agar yang digunakan untuk
menentukan aktivitas antimikroba. Kerjanya dengan mengamati daerah yang bening, yang mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhanmikroorganisme oleh antimikroba pada permukaan media agar (Jawetzet al.,005). Pada
praktikum ini, metode difusi sumur yang digunakan adalah cara cup plat. Cara ini juga sama dengan cara cakram, dimana dibuat sumur pada
mediaagar yang telah ditanami dengan mikroorganisme dan pada sumur tersebut diberi desinfektan yang akan di uji.
Praktikum uji desinfektan dengan
metode difusi sumur
menggunakan beberapa jenis
desinfektan. Tujuan digunakan macam-macam jenis
desinfektan yakni untuk mengetahui
desinfektan mana yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri yang diinokulasikan pada sumur. dengan
menggunakan prinsip difusi
agar. Beberapa proses berlangsung ketika infusa yang mengandung antimikroba dimasukkan ke dalam sumur pada agar medium yang telah diinokulasi.
Pertama, terjadi penyerapan air dari
medium agar dan Kemudian melarut. Kemudian
antimikroba itu berdifusi pada medium agar sesuai dengan hukum fisika yang berlaku atas proses difusi suatu molekul. Hasil yang didapat berupa diameter
zona hambat pada agar sekeliling sumur. Terbentuknya Areal bening di sekitar koloni bakteri menunjukkan adanya penghambatan pertumbuhanbakteri uji. Semakin luas areal bening menunjukkan semakin
tinggi aktivitas antimikroba.
Pada praktikum yang telah dilakukan di dapati hasil luas
area bening masing-masing sebanyak 153 cm, hal ini mennandakan adanya
efektivitas dari antimikroba yang terkandung dalam desinfektan yang mampu
mencegah pertumbuhan mikroorganisme yang dalam pengujian kali ini digunakan E.coli
G.
Kesimpulan
Praktikum diatas menunjukan adanya aktivitas antimikroba pada
desinfektan yang mampu mencegah atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang
pada pengujian di gunakan E.coli, hasil luas area yang di dapat dari keda
dseinfektan tersebut adalah sama yaitu 1.53cm.
0 komentar:
Posting Komentar