Masih ingat postinganku mengenai POLIMENOREA ? Yup,
penyakitku yang tak kunjung sembuhnya itu hehe. Ternyata kemarin setelah
periksa lagi ternyata aku bukan sakit Polimenorea tapi lebih parah yaitu
Hipermenorea atau yang biasa di sebut Menoragia.
Di postingan kali ini aku akan bercerita mengenai penyakit
anehku yang aku miliki ini :’) Yuk, di simak. Siapa tau ada yang pernah
ngalamin.
Sebenernya aku udah tau apa itu Menoragia, karena aku sering
searching mengenai penyakitku yang terbilang jarang ini. Cuma, aku mengira
penyakitku Polimenorea karena kata beberapa dokter konsultasi online juga
begitu. Aku juga agak kaget sih pas tau aku di diagnosa penyakit ini.
Oke aku jelasin dulu ya. Apa itu Menoragia.
Pada kasus menoragia, setiap periode menstruasi yang anda alami dapat menyebabkan kehilangan darah dalam jumlah yang banyak dan disertai dengan kram, hingga tidak dapat melakukan aktivitas harian. Jika mengalami perdarahan menstruasi yang sangat berat hingga menstruasi menimbulkan kekhawatiran tersendiri, segera konsultasikan hal ini dengan dokter. Saat ini sudah terdapat banyak pengobatan efektif untuk menoragia.
Gejala
Tanda-tanda dan gejala menoragia dapat mencakup:
• Kebocoran melalui (satu atau lebih) pembalut atau tampon setiap jam, dan terjadi selama beberapa jam berturut-turut.
• Kebutuhan menggunakan perlindungan sanitasi ganda (pembalut atau tampon) untuk mengontrol/menampung darah menstruasi
• Kebutuhan untuk mengganti pembalut pada malam hari yang menyebabkan terbangun dari tidur
• Pendarahan selama seminggu atau lebih
• Pengeluaran darah beku dalam jumlah besar saat menstruasi
• Membatasi kegiatan sehari-hari karena terlalu banyak aliran darah menstruasi
• Gejala anemia, seperti kelelahan atau sesak napas
Kapan harus ke dokter
Carilah bantuan medis terlebih dahulu sebelum menjadwalkan pemeriksaan, jika Anda mengalami:
• Pendarahan vagina yang begitu berat hingga anda perlu mengganti pembalut/tampon setiap jam.
• Pendarahan vagina yang tidak teratur
• Setiap jenis perdarahan vagina setelah menopause
Penyebab
Dalam beberapa kasus, penyebab pendarahan menstruasi yang berat tidak diketahui, namun beberapa kondisi dapat menyebabkan menoragia. Penyebabnya umum termasuk:
• Ketidakseimbangan hormonal. Dalam siklus menstruasi yang normal, keseimbangan antara hormon estrogen dan progesteron akan mengatur penumpukan pada lapisan rahim (endometrium), yang dikeluarkan saat menstruasi. Jika terjadi ketidakseimbangan hormon, endometrium dapat menyimpan darah secara belebihan dan akhirnya (kelebihan tersebut) dikeluarkan dalam bentuk pendarahan menstruasi berat.
• Disfungsi dari indung telur. Jika ovulasi tidak terjadi dalam siklus menstruasi (anovulasi), maka progesteron tidak akan diproduksi. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan hormon dan dapat mengakibatkan menoragia.
• Uterine fibroid. Tumor kanker rahim yang bersifat jinak ini muncul selama tahun-tahun usia subur seseorang. Uterine fibroid dapat menyebabkan pendarahan menstruasi berat atau berkepanjangan.
• Polip. Pertumbuhan daging kecil & jinak pada lapisan dinding rahim (polip rahim) dapat menyebabkan pendarahan menstruasi berat atau berkepanjangan. Polip rahim paling sering terjadi pada wanita usia reproduksi sebagai akibat dari kadar hormon yang tinggi.
• Adenomyosis. Kondisi ini terjadi ketika kelenjar yang berasal dari endometrium tertanam dalam otot rahim, hingga menyebabkan perdarahan menstruasi yang berat dan menyakitkan. Adenomyosis paling mungkin terjadi pada wanita setengah baya yang telah memiliki anak.
• Intrauterine device (IUD). Menoragia juga banyak dikenal sebagai efek samping dari alat kontrasepsi nonhormonal untuk pengendalian kelahiran. Ketika IUD adalah penyebab dari perdarahan menstruasi yang berlebihan, maka sebaiknya anda tidak menggunakan IUD kembali.
• Komplikasi kehamilan. Periode menstruasi yang berat dan terlambat mungkin dapat menjadi indikasi terjadi keguguran. Jika pendarahan terjadi pada saat menstruasi biasa, maka penyebabnya tidak mungkin keguguran. Sebuah kehamilan ektopik - implantasi telur yang dibuahi di dalam tuba fallopi, bukan rahim - juga dapat menyebabkan menoragia.
• Kanker. Dalam kondisi yang jarang, kanker rahim, kanker ovarium dan kanker serviks dapat menyebabkan perdarahan menstruasi yang berlebihan.
• Gangguan pendarahan warisan. Beberapa gangguan pembekuan darah - seperti penyakit von Willebrand, suatu kondisi di mana faktor pembeku darah yang penting mengalami defisiensi atau terganggu - dapat menyebabkan perdarahan haid yang tidak normal.
• Obat-obatan. Obat-obatan tertentu, termasuk obat anti-inflamasi dan antikoagulan, dapat berkontribusi terhadap perdarahan menstruasi berat atau berkepanjangan. Penyalahgunaan obat hormon juga dapat menyebabkan menoragia.
• Kondisi medis lain. Sejumlah kondisi medis lainnya, termasuk penyakit radang panggul (PID), masalah tiroid, endometriosis, dan penyakit hati atau penyakit ginjal, dapat berhubungan dengan menoragia.
Faktor Risiko
Menoragia paling sering disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon yang menyebabkan siklus menstruasi tanpa ovulasi. Dalam siklus normal, pelepasan telur dari ovarium akan merangsang produksi progesteron, yakni hormon wanita yang paling bertanggung jawab untuk mengatur periode menstruasi reguler. Bila tidak ada telur yang dilepaskan, maka kurangnya jumlah hormon progesteron dapat menyebabkan perdarahan menstruasi berat. Siklus menstruasi tanpa ovulasi (siklus anovulasi) paling umum terjadi di antara dua kelompok umur ini:
• Remaja perempuan yang baru mulai menstruasi. Remaja perempuan sangat rentan terhadap siklus anovulasi pada tahun pertama dan pada setengah tahun kedua periode menstruasi mereka (menarche).
• Wanita lanjut usia yang mendekati masa menopause. Wanita usia 40 sampai 50 tahun berada pada peningkatan risiko perubahan hormonal yang menyebabkan siklus anovulasi.
Komplikasi
Pendarahan menstruasi yang berlebihan atau berkepanjangan dapat menyebabkan kondisi medis lain, seperti:
• Anemia defisiensi zat besi. Pada jenis umum dari anemia ini, darah anda kekurangan jumlah hemoglobin, yakni suatu zat yang memungkinkan sel-sel darah merah membawa oksigen ke jaringan. Hemoglobin yang rendah biasanya disebabkan oleh kurangnya jumlah zat besi pada tubuh. Menoragia dapat menguras cukup banyak kadar zat besi hinga meningkatkan risiko penyakit anemia defisiensi zat besi. Tanda dan gejala dari kondisi ini diantaranya pucat, lemah dan kelelahan.
Meskipun pola diet memiliki peranan tersendiri dalam anemia defisiensi zat besi, masalah ini semakin diperumit oleh periode menstruasi yang berat. Sebagian besar kasus anemia memang tergolong ringan, tetapi anemia ringan sekalipun tetap dapat menyebabkan kelemahan/kelelahan. Anemia tingkat ringan ataupun parah juga dapat menyebabkan sesak napas, denyut jantung yang cepat, pusing, dan sakit kepala.
• Nyeri (yang parah). Pendarahan menstruasi berat sering disertai dengan kram menstruasi yang menyakitkan (dismenore). Kadang-kadang kram yang terkait dengan menoragia (yang cukup parah) akan memerlukan obat resep atau prosedur bedah.
Terapi dan pengobatan
Pengobatan khusus untuk menoragia didasarkan pada sejumlah faktor, termasuk:
• Kesehatan secara keseluruhan dan sejarah medis
• Penyebab dan tingkat keparahan kondisi menoragia
• Toleransi anda terhadap jenis obat, prosedur atau terapi tertentu
• Kemungkinan bahwa keparahan menstruasi anda akan berkurang dalam waktu dekat
• Rencana untuk melahirkan
• Efek dari kondisi gaya hidup
• Pendapat atau preferensi pribadi
Terapi obat untuk menoragia dapat berupa:
• Suplemen zat besi. Jika kondisi menoragia disertai dengan anemia, dokter mungkin menyarankan agar anda mengambil suplemen zat besi secara teratur. Jika kadar zat besi anda rendah, tetapi anda belum terkena anemia, anda mungkin akan dianjurkan mengambil suplemen zat besi lebih awal daripada menunggu sampai anda terkena anemia.
• Obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAIDs). NSAID seperti ibuprofen atau naproxen dapat membantu mengurangi kehilangan darah saat menstruasi. NSAID memiliki manfaat tambahan yakni mengurangi kram menstruasi yang menyakitkan (dismenore).
• Kontrasepsi oral. Selain berfungis untuk pengendalian kelahiran yang efektif, kontrasepsi oral dapat membantu mengatur siklus menstruasi dan mengurangi episode perdarahan menstruasi yang berlebihan atau berkepanjangan.
• Progesteron oral. Jika digunakan selama 10 hari atau lebih pada setiap siklus menstruasi, hormon progesteron dapat membantu ketidakseimbangan hormon dan mengurangi menoragia.
• IUD Hormonal. Jenis alat kontrasepsi ini melepaskan jenis progestin yang disebut levonorgestrel, yang dapat membuat lapisan rahim menjadi tipis, mengurangi aliran darah menstruasi, dan mengatasi kram.
Jika seseorang mengalami menoragia akibat konsumsi obat hormon, maka dokter mungkin bisa mengobati kondisi ini dengan mengubah atau menghentikan konsumsi obat.
Anda mungkin perlu perawatan bedah untuk menoragia jika terapi obat tidak berhasil.
Pilihan pengobatan termasuk:
• Pelebaran dan kuretase (D & C). Pada prosedur ini, dokter akan membuka (dilate) leher rahim anda dan kemudian menggores atau menyedot jaringan lapisan rahim anda untuk mengurangi perdarahan menstruasi. Meskipun prosedur ini umum dilakukan dan seringkali berhasil mengobati menoragia b, anda mungkin memerlukan prosedur A & C tambahan jika menoragia berulang.
• Histeroskopi operartif. Prosedur ini menggunakan tabung kecil bercahaya (hysteroscope) untuk melihat rongga rahim anda yang juga digunakan untuk operasi pengangkatan polip penyebab dari perdarahan menstruasi yang berlebihan.
• Ablasi endometrium. Dengan menggunakan berbagai teknik, dokter secara permanen akan merusak seluruh lapisan rahim (endometrium) anda. Setelah prosedur ablasi endometrium, kebanyakan wanita memiliki aliran menstruasi yang sedikit atau tidak ada sama sekali. Ablasi endometrial dapat mengurangi kemampuan anda untuk hamil.
• Reseksi endometrium. Prosedur bedah ini menggunakan suatu kawat electrosurgical untuk menghilangkan lapisan rahim. Ablasi endometrium dan reseksi endometrium dapat memberikan manfaat pada wanita dengan perdarahan menstruasi yang sangat berat. Seperti halnya ablasi endometrium, prosedur ini mengurangi kemampuan untuk hamil.
• Histerektomi. Operasi pengangkatan rahim dan leher rahim ini merupakan prosedur permanen yang menyebabkan kemandulan dan penghentian periode menstruasi. Histerektomi dilakukan dalam kondisi anestesi dan membutuhkan rawat inap. Penghapusan tambahan dari ovarium (ooforektomi bilateral) dapat menyebabkan menopause dini.
Dengan histerektomi sebagai pengecualian, seluruh prosedur bedah di atas biasanya dilakukan secara rawat jalan. Meskipun Anda mungkin memerlukan anestesi umum, biasanya pasien bisa pulang (tidak rawat inap) pada hari yang sama.
Ketika menoragia menjadi tanda dari kondisi lain, seperti penyakit tiroid, maka pengobatan kondisi mendasar dapat mengurangi pendarahan menstruasi menjadi lebih ringan.
Oke...
Aku akan mulai bercerita.
Pada tanggal 16 Desember 2014, menstruasiku tiba-tiba
banyak. Aku mulai menstruasi tanggal 15 Desember dan itu baru ngevlek doang,
itu pun siklus normal karena bulan lalu aku menstruasi tanggal 14 November
2014. Aku masih mikir mungkin ini hari kedua jadi banyak darahnya. Yaudah, aku
ganti pembalut dan pakai pembalut night kayak biasa. Aku emang kalo lagi banyak
menstruasi pake pembalut Day double dan pakai pembalut night yang with gather
biar gak tembus. Tapi malam Kamis itu, aku masih biasa aja malah masih sempet
ngerjain tugas kuliah. Aku pun tidur malam, karena harus ngerjain tugas. Jam 12
malam aku tidur. Itu juga karena aku tau besok kuliah pagi gak ada dosen jadi
aku berani tidur malam.
17 Desember 2014
Mama bangunin aku teriak-teriak, karena celana aku udah
darah semua. Aku bangun, dan aku ingat semalam aku ngebalut badan aku pakai
selimut, entah udah berasa feeling akan tembus malam itu. Jadi darahku gak
tembus ke kasur tapi ke selimut tebel aku. Aku pun jalan ke toilet, dan bener
aja darahku banyaaak banget. Merah semua celana aku :( *maaf ya emang aib, tapi
aku cerita ini biar semua tau kalau aku emang sakit bukan bercanda. Dan buat
informasi untuk yang baca ;)*
Habis ganti badanku lemes banget, tapi aku masih mau kuliah.
Sampai ganti selimut aja gak sanggup. Aku tidur, dan bangun untuk ganti
pembalut lagi. Aku sampai merinding melihat darah yang begitu banyaknya. Di
rumah cuma berdua sama Mama. Karena gak sanggup bangun, akhirnya aku memutuskan
untuk kuliah jam kedua saja *masih niat kuliah wkwk*. Mama miris meliat
‘celana’ aku habis akhirnya Mama pergi dulu untuk beli ‘celana’, bayangin
betapa banyak darahnya sampai ‘celana’ aku habis:(
Akhirnya aku putuskan untuk gak kuliah. Saat aku mau ganti
pembalut lagi, saat berjalan ke kamar mandi tiba-tiba aku pusing. Pusing
banget, mata kunang-kunang, aku pegangan gitu sambil diam ngilangin pusing itu
tapi semuanya gelap dan aku gatau apa-apa lagi. Yap, aku pingsan dan tiba-tiba udah
ada di bawah lantai. Mama nangis-nangis sambil meluk aku. Mama langsung telepon
saudara dan manggil tetangga. Hari itu aku di bawa ke dokter kandungan terdekat,
di Rumah Bersalin.
Aku lemas, tapi aku gak merasakan sakit cuma ya darah aku
keluar gak berhenti-henti. Aku di tensi, tensi aku rendah. Aku di suruh tes
urine, sampai gak bisa. Karena setiap aku ngeluarin pipis darahku juga ikut
keluar ngalir. Aku sampai nangis, dan lama banget di toilet sampai akhirnya aku
nyerah. Aku bilang sama dokternya gak bisa. Dokter nyuruh aku tes hb, aku
bilang aku baru makan dikit dan dua hari lalu habis ambil darah. Tapi, aku
tetap di ambil darah. Dan setelah itu badanku tambah lemes.
Sambil menunggu hasil, aku di suruh menunggu di ruang
tunggu. Baru aja keluar dari ruang dokter tiba-tiba kepalaku pusing. Aku
pegangan pintu dan manggil Mama “Ma, pusing.” Dan aku gak tau apa-apa lagi tiba-tiba udah lagi di
bopong 6 orang sambil nangis-nangis. Yaampun aku pingsan lagi-_-
Aku gatau kenapa, selama hidup aku beum pernah pingsan. Dan
ini pingsan 2x-_- Hasil tes keluar memang hb ku di bawah normal tapi katanya
gak terlalu parah. Akhirnya aku pulang, dan di rumah aku cuma bisa tidur tapi
nafsu makan bertambah. Apa aja aku makan haha.
18 Desember 2014
Hari itu darahku tembus ke kasur. Banyak banget-___- Aku
makan makanan-makanan penambah darah dan minum susu, kacang hijau
terus-terusan. Hari itu aku pun ke Rumah Sakit besar ke dokter kandungan dan
spesialis organ. Dokternya cowok lagi-_-
Saat di periksa di USG transabdomen (melalui perut), dokter melihat ada kista 4cm
di rahim aku. Sedih sih dengernya, tapi dokter bilang itu tumor jinak dan gak
perlu operasi di suruh kontrol 3 bulan aja lagipula keluar darahnya bukan
karena kista dan rahim aku malah bagus. Akhirnya dokter minta aku untuk USG transrectal (melalui anus) karena takut salah diagnosa, karena menurut dokternya gak ada yang
salah dari rahim aku. Saat mendengar kata anus, aku membayangkan bagaimana alat
itu masuk anus. OMG-____- ngilu banget dengernya, aku sampai deg-degan di suruh
duduk dan melihat alatnya yang besar seperti tongkat. Benar saja saat masuk
anus rasanya aneh banget, apalagi saat dokter menggerakan alat itu rasanya
sakit dan ngilu. Gak mau lagi rasanya.
Aku dikasih 3 obat. Obat pendarahan, obat nyeri, dan obat
hormon. Obat hormon harus di minum di jam yang sama dan teratur selama 2
minggu, lalu 2 minggu kemudian di suruh kontrol lagi. Jadi kontrolnya sebulan
sekali.
Gara-gara sakit ini. Aku gak bisa ngerjain tugas, gak bisa
kuliah, gak bisa ikut kegiatan apapun. Maaf banget buat EHD sama Padus. Maaf
buat temen-temen sekelompok kuliah, bukan lepas tanggung jawab tapi aku
bener-bener gak bisa. Berdiri pun gak sanggup. Dan sekarang walaupun sudah
lumayan sehat masih suka pusing gitu. Maaf sekali lagi ya :(
Lumayan lega pas tau ternyata rahimku udah gak apa-apa. Ini
sudah ke 7 kali periksa dan 3 kali di USG Transrectal. Semoga bener-bener pengaruhnya
karena hormon dan gak apa-apa. Karena seperti yang kita tau rahim adalah alat
masa depan perempuan. Tanpa itu, seseorang tidak bisa menjadi ibu. Dan tanpa
rahim arti seorang wanita berkurang.
Yuk cewek-cewek. Jaga pola makan, jaga kesehatan, sering
olahraga, cepet periksa kalo ada yang gak beres sama rahim, cegah sebelum ada
hal buruk terjadi ;)
Sekian curhatnya hihi. Ini sekedar informasi sekaligus
sharing pengalaman.
See you~
0 komentar:
Posting Komentar