LAPORAN
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PANGAN
METODE
HITUNGAN CAWAN
Disusun
Oleh:
Kelompok
2
Annisatul
Nur Jannah 2013340010
Dwi
Febriyani 2013340019
Fardhan
Syaputra 2013340020
Kinanty
Praha Saputri 2013340011
Luneta
Aurelia Fatma 2013340014
Jurusan
Teknologi Pangan
Fakultas
Teknologi Industri Pertanian
Universitas
Sahid Jakarta
2014
METODE
HITUNGAN CAWAN
Tanggal Praktikum : 08 Oktober 2014
A. TUJUAN
PRAKTIKUM
Mampu melakukan pekerjaan aseptis dalam pengenceran contoh, pemupukan
dengan metode tuang dan permukaanserta melakukan perhitungan jumlah koloni yang
ditumbuhkan dan menyatakan hasilnya secara SPC (Standard Plate Count).
B. TEORI
SINGKAT
Metode hitungan cawan (Total Plate Count)
adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah mikroba
di dalam bahan pangan. Selain itu, jumlah mikroba di dalam bahan pangan dapat
dihitung dengan metode turbidimetri (kekeruhan) menggunakan spektrofotometer.
Metode ini sukar ditetapkan karena memerlukan medium yang bening, sedangkan
ekstrak bahan pangan misalnya sari buah menyebabkan kekeruhan, seingga
kekeruhan larutan tidak sebanding dengan jumlah mikroba yang terdapat
didalamnya.
Prinsip dari metode hitungan cawan adalah
jika sel mikroba yang masih hidup ditambahkan pada medium agar maka sel mikroba
tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung
dengan mata tanpa menggunakan mikroskop. Metode hitungan cawan merupakan cara
yang paling sensitive untuk menntukan jmlah mikroba karena :
a.
Hanya
sel yang masih hidup yang dihitung
b.
Beberapa
jenis mikroba dapat dihitung sekaligus
c.
Dapat
digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba karena koloni yang terbentuk
mungkin berasal dari satu sel mikroba dengan penampakan pertumbuhan yang
spesifik.
Selain keuntungan tersebut, kelemahan metode
hitungan cawan yaitu :
a.
Hasil
perhitungan tidak menujukkan jumlah sel yang sebenarnya karena beberapa sel
yang berdekatan mungkin membentuk satu koloni.
b.
Medium
dan kondisi yang berbeda mungkin menghasilkan yang berbeda
c.
Mikroba
yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat dan membntuk koloni yang
kompak dan jelas, tidak menyebar
d.
Memerlukan
persiapan dan inkubasi yang lama sehingga pertumbuhan koloni dapat dihitung
Metode hitungan cawan dapat dibedakan atas
dua cara yaitu metode tuang (pour plate)
dan metode permukaan (surface/spread
plate).
Metode
Tuang
Sampel
yang telah diencerkan dimasukkan kedalam cawan petri, kemudian ditambahkan agar
cair steril yang telah didinginkan (47-50oC) sebanyak 15-20ml dan
digoyangkan supaya menyebar dan merata.
Metode
Permukaan
Terlebih dahulu membuat medium padat pada
cawan petri. Kemudian 0,1 ml sampel yang telah diencerkan dipipet pada
permukaan agar tersebut, dan diratakan dengan batang gelas yang melengkung dan
steril.
C. ALAT
DAN BAHAN
Ø Metode
Tuang
·
Alat :
-
3 cawan
petri steril/kelompok
-
Pipet
1ml steril
-
Inkubator
30oC
·
Bahan :
-
Sampel
air kamar mandi
-
3
tabung larutan pengencer/kelompok @9ml
-
200 ml
media PCA (Plate Count Agar) cair
(suhu 47-50oC)
Ø Metode
Prermukaan
·
Alat :
-
4 cawan
petri steril/kelompok
-
Pipet 1
ml steril
-
Inkubator
30oC
·
Bahan :
-
Sampel
air kamar mandi
-
3
tabung larutan pengencer/kelompok @9ml
-
200 ml
media PCA (Plate Count Agar) cair (suhu 47-50oC)
D. CARA
KERJA
Ø Metode
Tuang
1.
Siapkan
dan beri label larutan pengencer dan cawan petri sesuai dengan pengenceran dan
pemupukan yang ditetapkan. Gunakan dua cawan (duplo) untuk setiap pengenceran.
Kemudian buatlah pengenceran contoh sesuai dengan yang ditetapkan.
2.
Pipet 1
ml contoh yang telah diencerkan masing-masing ke dalam 2 cawan petri, dimulai
dari pengenceran yang terendah yang ditetapkan untuk pemupukan. Untuk menghemat
penggunaan larutan pengencer dan pipet, contoh yang akan dimasukkan ke dalam
cawan petri yang terakhir (pengenceran tertinggi) dapat diambil dengan cara
memipet sebanyak 0,1 ml dari pengenceran 1 desimal dibawahnya. Penghematan
pipet juga dapat dilakukan dengan menggunakan pipet yang sama untuk pegenceran
dan pemipetan ke dalam cawan, dengan syarat berasal dari pengenceran yang sama.
3.
Tuangkan
15-20 ml PCA cair ke dalam cawan dan goyangkan secara mendatar diatas meja
supaya contoh menyebar rata. Setelah agar membeku, inkubasikan dengan posisi
terbalik pada suhu 30oC selama 2 hari. Hitung jumlh koloni yang tumbuh pada
cawan.
4.
Tuliskan
hasil perhitungan sebagai jumlah koloni pr ml menurut standar yang ditetapkan
lembar/buku laporan
Ø Metode
Permukaan
1.
Siapkan
dan beri label larutan pengencer dan cawan petri sesuai dengan pengenceran dan
pemupukn yang ditetapkan. Gunakan dua cawan (duplo) untuk setiap pengenceran.
Kemudian buatlah pengenceran contoh sesuai dengan yang ditetapkan.
2.
Buatlah
agar cawan PCA yaitu 15 ml PCA dituangkan ke dalam cawan petri steril, ditutup
dan biarkan hingga air membeku.
3.
Buatlah
pengenceran sesuai dengan tingkat pengenceran yang diinginkan.
4.
Pipet
0,1 ml contoh yang telah diencerkan masing-masing ke dalam 2 cawan agar,
dimulai dari pngenceran terendah yang ditetapkan untuk pemupukan.
5.
Celupkan
ujung batang gelas ke dalam etanol, tiriskan sejenak lalu pijarkan beberapa
saat sampai nyala api di batang gelas padam.
6.
Setelah
dingin batang gelas digunakan untuk meratakan contoh diatas agar cawan lalu
inkubsikan dengan posisi terbalik pada suhu 30oC selama 2 hari.
7.
Hitung
jumlah koloni yang tumbuh, harus diingat bahwa jumlah contoh yang ditumbuhkan
adalah 0,1 ml sehingga harus dimasukkan dalam perhitungan total count sesuai standar yang ditetapkan. Tuliskan hasil
pengamatan dan perhitungan pada lembar laporan.
E. DATA
PENGAMATAN
Sample :
- Air Keran Laboratorium Mikrobiologi
Universitas Sahid
Cawan
|
10-1
|
Metode yang digunakan
|
A
|
13
|
Metode
gores (duplo)
|
B
|
4
|
Metode
gores (duplo)
|
C
|
LA
|
Metode
tuang
|
*
Menggunakan media PCA
A. 13
× : 130
B.
4 × : 40
A. “Negatif” → metode tusuk
B. “Negatif” → metode tusuk
Keterangan :
-
LA
karena pengocokan yang kurang benar sehingga cawan C tidak dapat di hitung.
-
A dan B
metode tusuk hasilnya negatif, tidak ada mikroba yang terlihat. Kemungkinan
karena ada kesalahan di laboratorium.
Data Semua Kelompok
Kelompok 1
|
Kelompok 2
|
Kelompok 3
|
Kelompok 4
|
Kelompok 5
|
|
A
|
123
|
13
|
LA
|
316
|
69
|
B
|
LA
|
4
|
LA
|
15
|
5
|
C
|
LA
|
LA
|
LA
|
15
|
5
|
D
|
Air
keran lantai 2 Usahid
|
Air
keran laboratorium Mikroiologi Usahid
|
Air
kamar mandi lantai 2 Usahid
|
Air
kamar mandi rumah Fara
|
Air
kamar mandi rumah Rachmat
|
Keterangan :
A.
:
Metode tuang
B.
:
Metode gores → duplo
C.
: Metode
gores → duplo
D.
:
Sample air
F. PEMBAHASAN
Hasil
praktikum metode hitung cawan pada sampel air
keran laboratorium mikrobiologi pangan Universitas Sahid Jakarta:
Cawan
|
10-1
|
Keterangan
|
A
|
13
|
Metode
gores (duplo)
|
B
|
4
|
Metode
gores (duplo)
|
C
|
LA
|
Metode
tuang
|
Menggunakan
media PCA.
Berdasarkan
hasil praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa dari metode hitung
cawan menggunakan suatu standar yang disebut dengan standar plate count (SPC). Cawan yang dipilih dan dihitung adalah
cawan yang mengandung jumlah koloni
antara 25-250. Pada sampel yang digunakan adalah Air keran laboratorium
mikrobiologi pangan Univeritas Sahid Jakarta, digunakan pengenceran 10-1 diperoleh
hasil pada cawan A (13 koloni), Cawan B (4 Koloni), dan pada cawan C (LA),
Cawan C tidak ditumbuhi koloni dapat disebabkan karena homogenisasi sampel
kurang merata sehingga sampel yang digoreskan pada media kemungkinan sampel
yang tidak terdapat koloni didalamnya,
atau pada jarum ose yang di sterilisasi setelah
dipijarkan tidak didiamkan terlebih dahulu sehingga bakteri dalam sampel mati.
Setiap koloni bakteri
yang di inkubasi akan muncul dari 1 sel bakteri, maka dengan menghitung jumlah koloni dan memperhitungkan
faktor pengenceran jumlah bakteri pada sampel awal dapat ditentukan. Jumlah masing-masing
mikroba dihitung berdasarkan metode hitung cawan menggunakan pengenceran desimal
dari 1:10-1 sampai 1:10-9.
G. KESIMPULAN
DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dari praktikum ini, maka diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Metode hitungan cawan (Total Plate Count)
adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah mikroba
di dalam bahan pangan.
2. Jumlah mikroba di dalam bahan pangan dapat
dihitung dengan metode turbidimetri (kekeruhan) menggunakan spektrofotometer.
3. Prinsip dari metode hitungan cawan adalah
jika sel mikroba yang masih hidup ditambahkan pada medium agar maka sel mikroba
tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung
dengan mata tapa menggunakan mikroskop.
4. Metode hitung cawan menggunakan suatu standar
yang disebut dengan standar plate count
(SPC).
5. Pada sampel yang digunakan adalah Air
keran laboratorium mikrobiologi pangan Univeritas Sahid Jakarta, digunakan
pengenceran 10-1 diperoleh hasil pada cawan A (13 koloni), Cawan B
(4 Koloni), dan pada cawan C (LA), Cawan C tidak ditumbuhi koloni dapat
disebabkan karena homogenisasi sampel kurang merata sehingga sampel yang
digoreskan pada media kemungkinan sampel yang
tidak terdapat koloni didalamnya, atau pada jarum ose yang di sterilisasi setelah dipijarkan tidak
didiamkan terlebih dahulu sehingga bakteri dalam sampel mati.
6. Perbandingan sampel dengan
sampel kelompok lain menunjukkan semakin banyak mikroba, semakin kotor air.
SARAN
Dalam praktikum mikrobiologi
pangan ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar praktikum dapat
berjalan dengan baik terutama mengenai jumlah alat yang
digunakan. Praktikan disediakan waktu lebih banyak lagi agar dapat
mengamati objek lebih teliti lagi. Sebelum praktikum lakukan pengecekan alat
yang akan digunakan terlebih dahulu.
DAFTAR
PUSTAKA
B.
Buku-buku
Widodo,
Julius. E. 2011. Penuntun Praktikum
Mikrobiologi. Jakarta : SMK Caraka Nusantara.
Deroza,
Allen. 2014. Penuntun Praktikum
Mikrobiologi Pangan. Jakarta : Universitas Sahid.
C. Online [16 Oktober 2014]
GLOSARIUM
Ø Bakteri : Mikroorganisme bersel tunggal yang tidak
memiliki inti sel sejati.
Ø Cawan Petri : Sebuah wadah yang bentuknya bundar dan
terbuat dari plastik atau kaca yang digunakan untuk membiakkan sel.
Ø Ekstrak : Sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari
simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai
Ø Inkubasi : Suatu teknik perlakuan bagi
mikroorganisme yang telah diinokulasikan pada media, kemudian di simpan pada
suhu tertentu untuk dapat melihat pertumbuhannya.
Ø Koloni : Sekumpulan dari bakteri-bakteri yang sejenis
yang mengelompok menjadi satu
Ø Kontaminiasi : Pengotoran; pencemaran karena
kemasukan unsur luar.
Ø Mikroba / Mikroorganisme : Organisme yang hanya
dapat dilihat dengan mikroskop.
Ø PCA : Plate Count Agar, medium pertumbuhan mikroorganisme yang umum
digunakan untuk menilai atau memonitor "total" atau layak pertumbuhan
bakteri dari sampel.
Ø Spektofotometer : alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan cahaya
dengan panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca.
Ø SPC : Standard Plate Count, suatu metode yang digunakan untuk menentukan
kerapatan bakteri aerob dan aerob fakultatif heterotrof dalam air, perhitungan
ini menggunakan asumsi bahwa setiap spesies bakteri membentuk koloni tersendiri
dalam pertumbuhannya.
LAMPIRAN