Maryati, Inet, Febry |
Hallo...
Perkenalkan namaku
Luneta Aurelia Fatma, aku akan menceritakan cerita kompakku bersama dua teman
dekatku. Pertama-tama aku akan memperkenalkan secara singkat siapa mereka.
Febry Aditya Utami adalah sahabat yang sudah aku kenal saat masih duduk bangku
SMP sementara Maryati adalah teman dekat yang aku kenal saat semester akhir di
kelas 2 SMA. Dan aku akan menceritakan kisah satu hari kami yang sampai
sekarang tidak aku lupakan.
Liburan panjang setelah
kelulusan SMA membuat kami bosan di rumah. Aku mulai menyibukkan diri dengan
berjualan online, Febry sibuk dengan latihan-latihan paskibranya karena dia
terpilih menjadi Purna Paskibraka Indonesia kota Depok, dan Maryati mengisi
waktu luangnya bekerja di travel omnya. Suatu hari di bulan Agustus, aku mendapatkan
kabar di terima di salah satu PTS di Jakarta Selatan dan harus mengambil kartu
kelulusan untuk mendaftar ulang. Aku pun mengajak Febry dan Maryati pergi ke
calon kampusku di daerah Tebet, Jaksel sekalian setelah itu ingin ke salah satu
PTN di Bogor untuk survei tempat ujian SBMPTN Febry.
Pagi-pagi sekali Febry
dan Maryati sudah tiba di rumahku, mereka dengan bawelnya mengucapkan selamat
atas di terimanya aku di salah satu PTS. Sebelum berangkat, kami berdandan tak lupa menggunakan Marina Compact Powder untuk melindungi
kulit wajah kami hari ini. Setelah pamit dengan Papa-Mama, aku pun segera
bergegas berangkat. Kami berangkat pagi, karena takut macet di jalan. Kami
memilih alternatif menaiki transportasi umum yaitu Mikrolet dan Metro Mini.
Selama di mikrolet, seperti biasa kami selalu melakukan hal konyol yaitu
bermain ABC lima dasar versi film Milli&Nathan yang membuat seisi angkot
melihat kami, sebagian ada yang tertawa melihat tingkah kami dan sebagian
merasa risih. Kami juga bermain sambung lagu di dalam angkutan umum tersebut.
Sampai di Pasar Minggu,
kami melanjutkan perjalan menaiki Metro Mini. Kedua temanku mulai berceletuk
“Kampus lo jauh banget sih Net?”, “Masih jauh gak sih?”, “Yah, macet Net.”
mereka juga mulai mengeluh. Kami pun sempat mengalami macet dari Kalibata
sampai Pancoran. Tapi, untungnya sesampai di Tebet wajah kami masih segar dan
tidak terlihat lelah karena perjalanan.
Sampai di kampus, aku
segera mengambil surat kelulusan. Kemudian, setelah itu pergi ke toilet di
dalam kampus. Kami pikir, kampus sepi tapi ternyata? Sangat-sangat ramai dan
membuat kami salah tingkah. Semua mata tertuju pada kami dan kami hanya tertawa
karena merasa malu. Sesudah ke toilet, kami makan siomay di depan kampus dan
bertanya pada abang penjual akses ke stasiun Tebet.
Selesai makan, kami pun
melanjutkan perjalanan ke stasiun. Sempat nyasar, karena ternyata Metro
Mini-nya tidak melewati stasiun dan kami harus berjalan menuju stasiun Tebet.
Waktu itu masih ada kereta ekonomi dan kami naik kereta ekonomi. Kereta ekonomi
lumayan ramai, dan lagi-lagi kami memainkan permainan andalan kami di
perjalanan. Permainan yang kita mainkan di mikrolet. Sedang asik-asik tertawa,
tiba-tiba ada seorang anak perempuan gemuk yang sangat-sangat freak di dalam
kereta. Dia memaksa para penumpang kereta memberikan dia uang dengan cara
memukul para penumpang. Kami ketakutan melihatnya, kami yang ada di gerbong
paling belakang segera ke gerbong tengah. Semua penumpang melihat kami
berlari-lari di kereta. Dan anak perempuan itu mulai mendekati kami ke gerbong
tengah, kami pun segera berlari lagi hingga ke gerbong paling depan. Hingga
tidak ada lagi sosok anak perempuan itu mengejar.
Beberapa lama,
sampailah kami di stasiun Bogor. Kami segera naik angkutan umum menuju PTN yang
kami tuju. Di dalam angkot, ada seorang kakek bertanya “Cu, mau kuliah ya?”,
kami mengiyakan pertanyaan kakek tersebut merasa bangga karena sebentar lagi
menjadi calon mahasiswi. Hujan perlahan mulai jatuh ke kota Bogor, untungnya
tempat yang di tuju sudah dekat. Sampai di kampus tujuan, kami mulai
berpura-pura lagi menjadi mahasiswi di PTN tersebut dan berusaha tidak merasa
asing berada di sana. Tapi, anehnya saat itu semua mahasiswa/i di sana sedang
menggunakan batik berwarna coklat dan tertujulah pandangan mereka kepada kami
yang memakai baju bebas.
Setelah survei tempat,
kami pun makan di depan kampus. Kami mulai wisata kuliner, kami memesan rujak
serut Bogor yang ternyata rasanya sangat enaaaak! Maryati sampai membungkus
untuk di bawa pulang. Selesai icip-icip di Bogor, kami pun segera beranjak
pulang karena hari sudah sore. Tapi, Maryati mempunyai rencana konyol, yaitu
jalan kaki menuju stasiun sementara stasiun masih jauh dari tempat kami
berada. “Kita bertiga, pasti gak berasa deh kalau jalan.” Ujarnya. Kami pun
jalan kaki menuju stasiun dan mampir di taman-taman kota. Suasana sangatlah
asing namun sangat sejuk dan menyenangkan. Di perjalanan kami mulai
menyanyi-nyanyi yang sangat tidak jelas. Setelah berjalan jauh, kami tidak
sampai-sampai ke stasiun akhirnya kami lelah dan menaiki angkutan umum. Wajah
lelah kami tertutupi oleh Marina Compact
Powder yang mampu membuat wajah kami selalu segar.
Hari mulai malam, dan
kami pulang menggunakan Commuter Line,
karena trauma dengan kejadian tadi siang. Di perjalanan kami saling
menceritakan betapa serunya hari ini dan di hari itu kami berkomitmen “Pokoknya
kuliah nanti kita harus tinggi-tinggian IP ya, yang IP-nya paling tinggi harus
di traktir.”
Sampai hari ini, kami
masih kompak berteman walaupun mulai sibuk dengan kegiatan di kampus
masing-masing. Aku menaruh foto kami bertiga di binder kuliahku, agar selalu
ingat komitmen yang kami buat. Aku senang mempunyai teman-teman seperti mereka
:)
Tulisan ini di ikutkan dalam Marina Girls Fun Day Competition, don't
copast this post. Thank You:)
|
Note :
Late Post, maaf telat ngepost :) Karena baru di umumkan pemenangnya.
0 komentar:
Posting Komentar