LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
PENENTUAN KESADAHAN
(KOMPLEKSOMETRI)
Disusun
Oleh:
Kelompok 1
Anne Meilinda (2013340074)
Indah Rahmawati (2011340023)
Luneta Aurelia (2013340014)
Rima Ayu Aditias Putri (2011340027)
Rizki Kurnia (2013340044)
Siti Fara Juliastuti (2013340051)
Jurusan Teknologi Pangan
Fakultas Teknologi Industri
Pertanian
Universitas Sahid Jakarta
2014
Judul : Penentuan Kesadahan (Kompleksometri)
Tanggal
Praktikum : 10 Juni 2014
A. Tujuan
·
Pembuatan
larutan EDTA
·
Pembuatan
larutanstandar primer MgSO₄, 7 H₂O
·
Standarisasi
EDTA dengan MgSO₄
·
Menghitung
konsentrasi EDTA
·
Penetapan
kesadahan sampel
B. Prinsip
Kesadahan adalah salah satu sifat
kimia yang dimiliki oleh air. Penyebab air menjadi sadah adalah karena adanya
ion-ion Ca2+, Mg2+. Atau dapat juga disebabkan karena
adanya ion-ion lain dari polyvalent metal (logam bervalensi banyak) seperti Al,
Fe, Mn, Sr dan Zn dalam bentuk garam sulfat, klorida dan bikarbonat dalam
jumlah kecil.
C. Teori singkat
Kesadahan total disusun oleh
kation-kation logam alkali tanah, terutama ion-ion kalsium dan magnesium
karbonat dan bikarbonat disebut kesadahan karbonat. Kesadahan non karbonat
disebabkan oleh senyawa-senyawa logam alkali tanah sulfat dan khlorida
Kesadahan total merupakan jumlah kesadahan karbonat dan non karbonat.
Garam Ethylen Diamin Tetra Asetat
(EDTA) masihmengandung partikel air, sehinggaagar dapat diperoleh EDTA murni
maka perlu pemanasan sampai suhu 80⁰C 2H₂O. Oleh karena itu, EDTA belum
dapatdigunakan sebagai larutan standar primer.
Kesadahan sementara merupakan selisih
antara kesadahan total dengan kesadahan tetap. Maksud kesadahan total adalah
titrasi yang langsung antara ion-ion Mg2⁺ dan Ca2⁺dengan larutan EDTA sebagai
titran, reaksinya sebagai berikut:
Ca2⁺ + Y
4- CaY2⁻
Mg2⁺ + Y 4-
MgY2⁻
CaY2⁻dan MgY2⁻ adalah merupakan
senyawa kompleks chelat, setelah bereaksi dengan EDTA. Setelah air yang mengandung
Mg (HCO₃) dan Ca (HCO₃) disebut kesadahan sementara.
Penentuan Mg(HCO₃) dan Ca(HCO₃)
dilakukan dengan pemanasan terlebih dahulu untuk membentuk endapan MgCO₃,
sebagai berikut:
Mg(HCO₃) MgCO₃
+ H₂O + CO₂
Ca(HCO₃) CaCO₃ +H₂O
+ CO₂
Endapan disaring dan filtratdititrasi
dengan EDTA, cara ini disebut sebagai kesadahan tetap.
D. Alat dan Bahan
·
Alat
-
Labu ukur 100 ml dan 250 ml
-
Pipet volume 25 ml
-
Statip dan buret
-
Kaca arloji
-
Pipet tetes
-
Corong
-
Gelas ukur 10 ml
-
Hot plate
·
Bahan
-
EDTA 0,01 M
-
MgCl2
-
MgSO4 . 7H2O 0,01
M
-
EBT
-
Buffer pH 10
-
Larutan CaCO3 0,01 M dalam
HCl (1+1)
E.
Cara
Kerja
1) Pembuatan
Pereaksi
§ Pembuatan
larutan EDTA 0,01 M
Timbang
4 gr dinatrium dihidragen EDTA dan 0,1 gr MgCl2 . 6H2O.
Larutkan dengan aquadest dalam labu ukur 1 liter.
§ Pembuatan
Buffer pH 10
Timbang
6,75 gr NH4Cl ke dalam labu ukur 100 ml, tambahkan 57 ml NH4OH
pekat
§ Pembuatan
indikator Erlochrome Black (EBT)
Timbang
0,5 gr EBT ke dalam 100 ml alkohol.
§ Standarisasi
EDTA dengan larutan MgSO4
Pipet
25 ml MgSO4 ke dalam Erlenmeyer 250 ml, tambah 75 ml aquades dan 3-4
tetes indikator EBT lalu buffer pH 10. Kemudian titrasi dengan EDTA sampai
warna merah menjadi biru, catat volume EDTA, Lakukan 2x.
2) Penetapan
kesadahan total dalam sampel
§ 25
ml contoh diencerka menjadi 50 ml dengan aquades
§ Tambahkan
indikator EBT
§ Tambahkan
1-2 ml larutan buffer pH 10 (biasanya cukup hanya 1 ml/10 ml)
§ Titrasi
dengan EDTA 0,01 M (sebelum 5 menit), titrasi sampai warna berubah menjadi
biru.
3) Penetapan
kesadahan tetap dengan EDTA
§ Panaskan
250 ml air PAM ke dalam gelas 400 ml selama kurang lebih ½ jam lalu dinginkan,
saring.
§ Pipet
25 ml filtrat ke dalam Erlenmeyer 250 ml, encerkan sampai tanda batas.
§ Pipet
25 ml larutan tersebut ke dalam Erlenmeyer 250 ml, tambahkan buffer pH 10 dan 2
tetes indikator EBT. Titrasi dengan EDTA sampai terjadi warna biru.
§ Catat
volume EDTA, ulangi titrasi 2x.
F.
Hasil
Pengamatan
·
Penetapan kesadahan total dalam sampel
Volume
EDTA pertama : 28,56ml
Volume
EDTA duplo : 25ml
Volume
rata-rata EDTA :
=
=
26,78ml
·
Penetapan kesadahan tetap dengan EDTA
Volume
EDTA pertama : 5.9ml
Volume
EDTA duplo : 7,1ml
Volume
rata-rata EDTA :
=
=
6,5ml
G.
Data
Perhitungan
1.) Standarisasi
EDTA dengan MgSO4 0,01M
M
EDTA =
=
= 0,06
2.) Kesadahan
Total
=
x
V EDTA x M EDTA x BM MgSO4
=
x
26,78 x 0,06 x 120
= 771,264 mg/L
3.) Kesadahan
Tetap
=
x
V EDTA x M EDTA x BM MgSO4
=
x
6,5 x 0,06 x 120
= 187,2 mg/L
H. Pembahasan
Pada praktikum ini, kami melakukan
proses titrasi kompleksometri. Titrasi kompleksometri adalah titrasi yang
melibatkan reaksi ion logam dengan zat pengompleks atau zat ligand. Dimana zat
pengompleks yang digunakan pada praktikum ini yaitu EDTA (Ethylene Diamine
Tetra Acetate) dan ion logamnya yaitu Ca2+. Sebelum melakukan proses
titrasi kami melakukan proses pemanasan
larutan EDTA. Dan sebelum melakukan proses pemanasan larutan, kami pun membuat
larutan yang diperlukan terlebih dahulu. Larutan EDTA 0,01 M, larutan dapar pH10 dan larutan indikator EBT (Eriochrome Black T)
sudah tersedia. Maka, kami pun membuat larutan baku kalsium.
Larutan baku kalsium dibuat dari
padatan CaCO3 pa, larutan HCl dan air. Padatan CaCO3 yang digunakan itu pa (pro analys), karena
salah satu syarat larutan standar primer yaitu tingkat kemurniannya pa. Sebelum
dilakukan titrasi Ca dilakukan terlebih dahulu pembakuan larutan EDTA. Proses
pembakuan dilakukan karena EDTA merupakan larutan standar primer, maka harus
distandarisasi terlebih dahulu dengan larutan standar primer (larutan baku
kalsium) sebelum melakukan proses titrasi.
Setelah proses pembuatan larutan baku
kalsium, dilakukanlah proses pemanasan larutan EDTA. Larutan baku kalsium dipipet,
kemudian dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer. Karena, dengan labu erlenmeyer
akan lebih memudahkan dalam proses titrasi, terutama dalam proses pengocokkan.
Setelah itu, ditambah larutan dapar pH 10. Penambahan larutan dapar pH 10
berfungsi supaya suasana dalam keadaan basa ketika melakukan proses titrasi dan
untuk mempertahankan nilai pH. Lalu, ditambahkan aquades. Sebelum melakukan
proses titrasi, ditambahkan indikator EBT. Penambahan indicator EBT berfungsi
sebagai indikator pH. Dengan ditambahkannya indikator EBT, maka
terbentuk CaIn- yang berwarna merah anggur (pink). Jika sudah terbentuk larutan
berwarna merah anggur (pink), maka proses titrasi antara larutan EDTA dan
larutan baku kalsium dapat langsung dilakukan.
Kemudian, kami melakukan titrasi Ca.
Langkah kerja yang dilakukan sama dengan proses pembakuan larutan EDTA. Hanya
terdapat perbedaan ketika ditambahkannya larutan dapar pH 10. Dimana pada proses ini, larutan dapar
pH 10 yang digunakan lebih banyak 1 ml. Kadar Ca yang diperoleh dari proses
titrasi Ca ini yaitu 771,264 M.
Dalam praktikum juga dilakukan
titrasi kesadahan total dari sampel air. Kesadahan air adalah adanya kandungan
mineral-mineral tertentu yang terdapat di dalam air, pada umumnya mineral itu
adalah ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat. Proses
titrasi dilakukan mirip dengan titrasi pembakuan larutan EDTA yaitu menggunakan
indicator EBT dan larutan dapar pH 10. Hanya saja sampel yang digunakan adalah
air. Setelah dilakukan titrasi dan didapatkan titik ekuivalennya, dapat
ditentukan kesadahan total dari air yaitu sebesar 771,264 ppm. Selain
menghitung kesadahan total, juga dilakukan praktikum untuk menentukan kesadahan
tetap air . Dalam percobaan ini sampel air dipanaskan terlebih dahulu dan
disaring untuk menghilangkan bakteri atau pengotor air lainnya dalam air.
Setelah dilakukuan titrasi dan didapatkan titik ekuivalennya,didapatkan
kesadahan tetap dari sampel air yaitu 187,2 ppm.
I. Pertanyaan
1)
Sebutkan
beberapa larutan standar primer yang dapat digunakan untuk standarisasi EDTA !
2)
Mengapa
titrasi di lakukan pada pH 10?
3)
Apa
yang terjadi jika pH pada titrasi lebih dari 10 !
J.
Jawaban
1)
Ca
dan Mg.
2)
Penambahan
larutan ini dimaksudkan untuk menjaga pH agar tetap dalam suasana basa, hal ini
bertujuan karena jika dalam suasana asam maka senyawa kompleks yang terbentuk
tidak akan stabil, maka suasana titrasi harus dalam suasana basa.
3)
Pada
pH diatas 10 maka endapan AgOH yang berwarna kecoklatan akan terbentuk sehingga
hal ini akan menghalangi pengamatan titik titrasi.
K.
Kesimpulan
dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum analisa Penentuan Kesadahan
(Kompleksometri) dapat di simpulkan bahwa :
·
Konsentrasi
larutan EDTA 0,06 M
·
Kesadahan
total sampel air adalah 771,264 ppm
·
Kesadahan
tetap sampel air adalah 187,2 ppm
Saran
·
Terlalu banyak hal yang menyangkut
pembahasan praktikum. Oleh karena itu, perlu dibutuhkan banyak referensi yang
harus dikutip dari berbagai sumber.
DAFTAR
PUSTAKA
Albert dan Santika, Sri Sumestri, 1984, Metode Penelitian Air, ITS Press, Surabaya
Bintoro, 2008, Penentuan Kesadahan Sementara dan Kesadahan Permanen, http://aabin.blogsome.com
Khopkar, S. M., 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, Penerjemah : A. Saptorahardjo, UI-Prees, Jakarta
LAMPIRAN
0 komentar:
Posting Komentar