TUGAS PRAKTIKUM KIMIA
JUDUL: STOIKIOMETRI DAN TERMOKIMIA
TANGGAL PRAKTIKUM : 7 OKTOBER 2013
KELOMPOK 1
Disusun Oleh :
Aprilisa Siwi Lestari (2013340003)
Kinanty Praha Saputri (2013340011)
Lina Anisah (2013340005)
Luneta Aurelia (2013340014)
M.Rofit Amrizal (2013340096)
Jurusan Teknologi Pangan
Fakultas Teknologi Industri Pertanian
Universitas Sahid Jakarta
2013
STOIKIOMTRI
DAN TERMOKIMIA
1. Tanggal Praktikum: Selasa, 8
Oktober 2013
2. Tujuan
· Untuk
mempelajari hubungan massa antar unsur dalam suatu senyawa (stoikiomteri
senyawa) dan antar zar dalam suatu reaksi kimia (stoikiometri reaksi).
·
Mengamati setiap reaksi kimia disertai
perubahan energi dan perubahan kalor yang dapat ukur.
3.
Teori
Singkat
Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani
yaitu stoiceon (unsure) dan metrein (mengukur). Stoikiometri berarti mengukur
unsure-unsur dalam hal ini adalah
partikel atom ion, molekul yang terdapat dalam unsure atau senyawa yang
terlibat dalam reaksi kimia. Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan
menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia
(persamaan kimia) yang didasarkan pada hukum-hukun dasar dan persamaan reaksi.
Stoikiometri reaksi adalah
penentuan perbandingan masa unsur-unsur dalam senyawa dalam pembentukan
senyawanya. Pada perhitungan kimia secara stoikiometri, biasanya diperlukan
hukum-hukum dasar ilmu kimia, diantaranya:
·
Hukum Kekekalan Massa
Hukum kekekalan massa dikemukakan oleh
Antonio Laurent Laoisier (1785) yang berbunyi : massa zat sebelum dan sesudah
reaksi sama.
·
Hukum Perbandingan Tetap
Hukum proust atau hukum perbandingan
tetap yang berbunyi : setiap senyawa terbentuk dari unsure-unsur dengan
perbandingan tetap.
·
Hukum kelipatan perbandingan / Hukum
Perbandingan Berganda (Hukum Dalton)
“Jika dua jenis unsure dapat membentuk
lebih dari satu macam senyawa, maka perbandingan massa salah satu unsure yang
terikat pada massa unsure lain yang sama, merupakan bilangan bulat dan
sederhana.”
·
Hukum Perbandingan Volum (Hukum Gay
Lussac).
“Pada suhu dan tekanan yang sama,
perbandingan volum gas-gas yang bereaksi dan dan hasil reaksi merupakan
bilangan bulat dan sederhana.”
·
Hukum Avogadro
“Pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas
yang volumenya sama mengandung jumlah partikel yang sama pula.”
Termokimia adalah ilmu yang membahas hubungan antara
kalor dengan reaksi kimia atau proses-proses yang berhubungan dengan reaksi
kimia. Dalam praktiknya termokimia lebih banyak berhubungan dengan pengukuran
kalor yang menyertai reaksi kimia atau proses-proses yang berhubungan dengan
perubahan struktur zat, misalnya perubahan wujud atau perubahan wujud kristal.
Dalam
Termokimia,ada dua hal yang perlu diperhatikan menyangkut perpindahan energi,
yaitu system dan lingkungan. System adalah segala sesuatu yang menjadi pusat
perhatian dalam mempelajari perubahan energi, sedangkan lingkungan adalah
hal-hal diluar system yang membatasi system dan dapat mempengaruhi sistem.
Reaksi
eksoterm adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke
lingkungan. Dalam hal ini system melepaskan kalor ke lingkungan. Pada reaksi
eksoterm umumnya suhu system naik. Adanya kenaikan suhu inilah yang
mengakibatkan system melepaskan kalor ke lingkungan.
Reaksi
endoterm adalah reaksi yang disertai dengan prepindahan kalor dari lingkungan
ke system. Dalam reaksi ini, kalor diserap oleh system dari lingkungannya. Pada
reaksi endoterm umumnya ditunjukkan oleh adanya penurunan suhu. Adanya
penurunan suhu system inilah yang mengakibatkan terjadinya penyerapan kalor
oleh system.
Kalor
merupakan perpindahan energi yang terjadi akibat adanya perbedaan suhu. Jadi
perubahan kalor pada suatu reaksi dapat diukur melalui pengukuran perubahan
suhu yang terjadi. Pengukuran perubahan kalor dapat dilakukan dengan
menggunakan alat yang disebut kalorimeter. Kalorimeter adalah pengukur jumlah
kalor yang dilepas atau diserap pada reaksi kimia.
Besarnya kalor yang
menyebabkan perubahan suhu (kenaikan atau penurunan suhu) air yang terdapat di
dalam calorimeter dirumuskan sebagai:
Q = m x c x ∆T
Dengan, m =
massa air dalam calorimeter (gram)
c =
kalor jenis air dalam calorimeter (J g K atau J g C)
∆T = perubahan suhu (Catau K)
4. Alat dan Bahan
Alat
Stoikiometri
Termokimia
-
Tabung reaksi + sumbat karet - Kalorimeter
-
Erlenmeyer - Termometer
-
Balon tiup - Gelas piala
-
Pipet volumetrik - Tabung Reaksi
-
Rak tabung reaksi - Rak tabung reaksi
-
Bulb -
Gelas ukur
-
Corong -
Sudip
-
Labu semprot plastik - Kaca arloji
Bahan
Stoikiometri
Termokimia
-
Na2CO3 -
serbuk Zn
-
HCl 1 M -
CuSO4 1 M
-
CaCl2 - HCl 2M
-
Pita Mg -
NaOH 2 M
-
Air suling
5. Cara Kerja
Cara
Kerja
Stoikiometri
1.
Pengaruh Banyaknya Reaksi yang Terbatas
·
Siapkan 6 tabung reaksi dengan diameter
yang sama, dan yang dilengkapi dengan sumbat karet yang baik.
·
Tempatkan tabung-tabung tersebut pada
rak yang baik.
·
Dengan menggunakan pipet,
masukkankedalam masing-masing tabung reaksi 5 ml larutan Na2CO3
·
Tambahkan juga kedalam masing-masing
larutan CaCl2 dengan konsentrasi 1M ; 0,5M ; 0,5M ; 1M ; 0,1M ;
0,05M. Semua tabung segera ditutup dengan sumbat karet, kocok kuat-kuat. Jumlah
pengocokan untuk semua tabung harus sama (misal 20 kali)
·
Setelah itu biarkan tabung pada rak
selama 15 sampai 20 menit sampai semua endapan terkumpul pada dasar tabung.
·
Bandingkan endapan yang terbentuk dengan
mengambil tabung nomor 3 sebagai pembanding.
2.
Hubungan Antara Mol Pereaksi dengan Mol
Produk
·
Siapkan 3 labu Erlenmayer 125 ml, dan masukkan
dengan hati-hati 50 ml larut HCl 1M ke dalam masing-masing Erlenmayer. Pakailah
corong agar leher labu tidak terbasahi.
·
Timbanglah 10 cm pita Mg sebanyak 0,3
gram ; 0.6 gram ; dan 1,2 gram. Lilitkan pita-pita ini dan tempatkan dalam
leher masing-masing Erlenmayer tadi. Hati-hati jangan sampai pita Mg
bersentuhan dengan larutan HCl dalam labu. Pasanglah balon yang yang telah
disediakan pada mulut masing-masing labu, dan agar tertutup rapat pakailah pita
perekat.
·
Selanjutnya dengan memakai jari diluar
balon, doronglah pita Mg yang 0,6 gram dari leher labu hingga masuk
kedalamlarutan HCl. Catatlah segala sesuatu yang dapat diamati. Setelah itu
kerjakan hal yang sama dengan pita Mg yang 0,3 gram dan 1,2 gram. Sekali-kali
putar labu, sampai tidak terjadi reaksi lagi. Catat semua laporan pada laporan
sementara.
Termokimia
1.
Penetuan Tetapan Kalorimeter
·
Masukkan 20 ml air kedalam calorimeter.
Catat temperaturnya selama 5 menit, berselang 1 menit.
·
Panaskan 20 ml air dalam gelas piala
sampai kenaikkan suhu kira-kira 100C dari suhu kamar. Catat
temperaturnya selam 5 menit, berselang 1 menit.
·
Campurkan air panas itu ke dalam
kalorimeter yang berisi air dingin. Kocok dan catat temeperatur maksimum yang
konstan.
·
Hitung tetapan kalorimeternya.
2.
Penentuan Kalor Reaksi Zn-CuSO4
·
Masukkan 40 ml CuSO ke dalam
calorimeter. Catat temperaturnya.
·
Timbang 3 gram serbuk Zn. (Ar Zn =
65,4).
·
Masukkan serbuk Zn ke dalam kalorimeter
yang berisi larutan CuSO4. Catat temperatur maksimum yang konstan.
3.
Penentuan Kalor Penetralan HCl-NaOH
·
Masukkan 20 ml HCl 1M ke dalam
kalorimeter. Catat temperaturnya selama 5 menit, berselang 1 menit.
·
Ukur 20 ml NaOH
·
Campurkan larutan NaOH ini dengan
larutan HCl dalam kalorimeter. Catat temeperaturnya selam 5 menit, berselang 1
menit.
4.
Kalor Pelarutan Berbagai Zat
Zat-zat yang akan diamati kalor pelarutnya adalah NaOH, Na2S04,
NaCl, NH2SO4, CaCl, dan KI.
·
Masukkan zat padat ke dalam tabung
reaksi setinggi kurang lebih 1 cm.
·
Tambahkan air yang temperaturnya
diketahui setinggi 5 cm.
·
Kocoklah tabung dan isinya selama 5
menit, lalu ukurlah temperature larutan.
6. Hasil Pengamatan
Stoikiometri
1.
Pengaruh
banyaknya reaksi yang terbatas
No.
Tabung
|
Konsensentrasi
|
Tinggi
Endapan (cm)
|
mmol
Na2CO3
|
mmol
CaCl2
|
mmol
produk (CaCO3)
|
|
Na2CO3
(M)
|
CaCl2
(M)
|
|||||
1
|
1
|
1
|
1,3
|
5
|
5
|
13x103
|
2
|
1
|
1
|
1,1
|
5
|
2,5
|
11x103
|
3
|
1
|
0,5
|
1,2
|
5
|
2,5
|
12x103
|
4
|
1
|
0,5
|
1,3
|
5
|
5
|
13x103
|
5
|
1
|
0,1
|
0,3
|
5
|
0,5
|
3x103
|
6
|
1
|
0,05
|
0,2
|
5
|
0,5
|
2x103
|
Keterangan:
Diameter tabung sama, maka perbandingan tinggi endapan yang terbentuk sama
dengan perbandingan volume endapan.
2.
Hubungan
antara mol pereaksi dengan mol produk
Erlenmeyer
|
Volume HCl
|
Bobot Mg
|
Waktu Reaksi
|
Pengamatan
|
1
|
50ml
|
0,15gr
|
|
Terjadi
gelembung kecil didalam larutan, dan balon menggelembung secara perlahan.
|
2
|
50ml
|
0,20gr
|
|
Terjadi
gelembung kecil didalam larutan, dan balon menggelembung.
|
3
|
50ml
|
0,25gr
|
|
Terjadi
gelembung didalam larutan, dan balon menggelembung secara perlahan dan lebih
cepat.
|
Termokimia
1. Penentuan Tetapan Kalorimeter panas
|
Air Biasa
|
Air Panas
|
Massa (gr)
|
20 ml
|
200 =
2930
|
T awal (0K)
|
270 =
3000K
|
430 =
3160
|
Keterangan:
Kalor jenis air (S) : 4,2 JK-1g-1
Air biasa
Waktu (menit)
|
Temperatur (0K)
|
1
|
270C
= 3000K
|
2
|
270C
= 3000K
|
3
|
270C
= 3000K
|
4
|
270C
= 3000K
|
5
|
270C
= 3000K
|
Campuran air biasa dan air panas
Waktu (menit)
|
Temperatur (0K)
|
1
|
320C
= 3050K
|
2
|
310C
= 3040K
|
3
|
300C
= 3030K
|
4
|
300C
= 3030K
|
5
|
300C
= 3030K
|
2. Penentuan kalor reaksi Zn-CuSO4
Data
penimbangan Zn
Bobot Zn + kaca arloji = 22,409 gr
Bobot kaca arloji kosong = 16,608
gr
Bobot Zn = 3,00 gr
Suhu
awal CuSO4 280C
Waktu (menit)
|
Temperatur (0K)
|
1
|
290C
= 3020K
|
2
|
290C
= 3020K
|
3
|
290C
= 3020K
|
4
|
290C
= 3020K
|
5
|
290C
= 3020K
|
Campuran
CuSO4 dengan serbuk Zn
Waktu (menit)
|
Temperatur (0K)
|
1
|
290C
= 3020K
|
2
|
290C
= 3020K
|
3
|
280C
= 3010K
|
4
|
280C
= 3010K
|
5
|
290C
= 3020K
|
Data Perhitungan
HCl
= awal = 270C
Waktu (menit)
|
Temperatur (0K)
|
1
|
280C
= 3010K
|
2
|
280C
= 3010K
|
3
|
280C
= 3010K
|
4
|
280C
= 3010K
|
5
|
290C
= 3020K
|
NaOH dengan HCl
NaOH
awal = 270C
Waktu (menit)
|
Temperatur (0K)
|
1
|
290C
= 3020K
|
2
|
290C
= 3020K
|
3
|
280C
= 3010K
|
4
|
280C
= 3010K
|
5
|
290C
= 3020K
|
7. Perhitungan
Stoikiometri
1.
Pengaruh banyaknya reaksi yang terbatas
Reaksi:
Na2CO3 + CaCl2 ® CaCO3 + 2
NaCl
-
Perhitungan mmol CaCl2
larutan yang digunakan
mmol
= Konsentrasi CaCl2 x volume larutan yang digunakan
a. mmol
= 1 M x 5 ml = 5 mmol
b. mmol
= 0,5 M x 5 ml = 0,25 mmol
c. mmol
= 0,1 M x 5 ml = 0,5 mmol
d. mmol
= 0,05 M x 5 ml = 0,025 mmol
-
Perhitungan mmol produk yang terbentuk
(CaCO3)
gr
produk = tinggi endapan x 1000
mol = gr produk / Mr CaCO3
a. Konsentrasi
1 M
gr produk = 1,3 x 1000 = 1300 cm3
= 1300 gr
mol = 1300/100 = 13 mol = 13 x 103
mmol
b. Konsentrasi
0,5 M
gr produk = 1,1 x 1000 = 1100 cm3
= 1100 gr
mol = 1100/100 = 11 mol = 11 x103
mmol
c. Konsentrasi
0,5 M
gr produk = 1,2 x 1000 = 1200 cm3
= 1200 gr
mol = 1200/100 = 12 mol = 12 x103
mmol
d. Konsentrasi
1 M
gr produk = 1,3 x 1000 = 1300 cm3
= 1300 gr
mol = 1300/100 = 13 mol = 13 x 103
mmol
e. Konsentrasi
0,1 M
gr produk = 0,3 x 1000 = 300 cm3
= 300 gr
mol = 300/100 = 3 mol = 3 x 103
mmol
f. Konsentrasi
0,05 M
gr produk = 0,2 x 1000 = 200 cm3
= 200 gr
mol = 200/100 = 2 mol = 2 x 103
mmol
2.
Hubungan antara mol pereaksi dengan mol produk
· mol HCl
mol = konsentrasi HCl x Volume HCl
yang digunakan
= 1 M x 50 ml
= 50 mmol = 0,05 mol
· mol Mg
mol =
a. mol
= = 0,00625
b. mol
= = 0,00833
c. mol
= = 0,01041
·
Tuliskan persamaan reaksi CaCl2
dengan Na2CO3 ?
Na2Co3
+ CaCl 2Nacl + CaCO3
·
Tuliskan persamaan reaksi Mg dengan HCl.
Kemudian hitunglah volume H2 yang terbentuk?
(I)
Mol Mg = = 0,00625 mol
Mol HCl = M x V
= 1M x 50Ml = 50Mmol
= 0,05 mol
Mg +
2HCl MgCl2 +
H2
0,00625 0,10 0,00625
0,00625 0,0125
0
0,0875
V.H2 = mol H2 x 22,4 L
= 0,00625 x
22,4
= 0,14 L
(II) Mol Mg = = 0,00833
mol HCl = 0,05 mol
Mg + 2HCl MgCl2 + H2
8,3 x 10-3 0,10
8,3 x 10-3 16,6 x 10-3
V.H2
= mol H2 x 22,4 L
=
0,00833 x 22,4
=
0,18 L
(III) Mol Mg = = 0,01041
Mol
HCl = 0,05 mol
V.H2 = mol H2 x 22,4 L
=
0,01041 x 22,4
=
0,23 L
Termokimia
1.
Penentuan Tetapan Kalorimeter Panas
·
Air biasa
Massa = 20 ml = 20 cm3 =
20 g
T awal = 29°C
= 302°K
·
Air panas
Massa = 20 ml = 20 cm3 =
20 g
T awal = 39°C
= 312°K
Ø Kalor
yang diterima air biasa Q1 = m x S x ∆T = … J
∆T
= suhu menit 1 pencampuran – suhu awal
air biasa
Q1
= 20 x 4,2 x 5 = 420 J
∆T
= 305 – 300 = 5
Ø Kalor
yang diterima air panas Q2 = m x S x ∆T = … J
∆t
= suhu menit awal air panas – suhu menit 1 pencampuran
Q2
= 20 x 4,2 x 11 = 924 J
∆T
= 316 – 305 = 11
Ø Kalor
yang diterima Kalorimeter Q3 = Q2 – Q1
Q3
= 924 – 420 = 504 J
Ø Tetapan
Kalorimeter = m x S x (∆t - ∆T) / ∆T = …JK-1
20
x 4,2 x = 100,8
Atau
Q3 / ∆T =… JK-1
= 100,8 JK-1
2.
Penentuan Kalor Reaksi Zn – CuSO4
Ø Massa
serbuk Zn = 3 gr
Ø Tetapan
Kalorimeter = 100,8 JK-1 (lihat hasil dari percobaan 1)
Ø Kalor
jenis larutan CuSO4 = 4,00JK-1g-1
Ø Campuran
larutan CuSO4 dengan serbuk Zn
Waktu (menit)
|
Temperatur (0K)
|
1
|
290C
= 3020K
|
2
|
290C
= 3020K
|
3
|
280C
= 3010K
|
4
|
280C
= 3010K
|
5
|
290C
= 3020K
|
Ø Zn
+ CuSO4 Ã ZnSO4 = 1,14 JK-1g-1
Ø Massa
jenis larutan ZnSO4 = 1,14 gr/cm
Ø Kalor
jenis larutan ZnSO4 = 4,00 JK-1G-1
Ø Volume
CuSO4 = 40 ml = 0,04 L
Ø Tawal
CuSO4 = 3010K
T
akhir campuran Zn + CuSO4 = 3020K
∆T
= T akhir – T awal = 10K
Ø Massa
larutan ZnSO4 = Massa jenis ZnSO4 x Volume CuSO4
(ml) =…gr
1,14
gr/cm3 x 40 ml = 45,6 gr
Ø Kalor
yang diserap kalorimeter = Tetapan Kalorimeter x ∆T =…J
= 100,8 x 1
= 100,8 J
Ø Kalor
yang diserap larutn = Massa ZnSO4 x Kalor jenis ZnSO4 x
∆T =…J
=
45,6 x 4 x 1 =
182,4 J
Ø Kalor
reaksi = Kalor yang diserap calorimeter + Kalor yang diserap larutan =…J
= 100, 8 + 182, 4 =
283,2 J
Ø Mol
pereaksi CuSO4 = M x Vol (L) = 1 M x0,04 L = 0,04 mol
Ø ∆H
reaksi (entalpi reaksi) = Kalor pereaksi/ Mol pereaksi =…J/mol
= = 7080
J/mol
3. Penetuan Kalor Penetralan HCL –
NaOH
HCl + NaOH
® NaCl
+ H2O
Ø Berat
jenis lautan = 1,02 g/cm3
Ø Kalor
jenis larutan = 4,02 JK-1g-1
HCL + NaOH Ã
NaCL + H2O
(270C) (270C)
Ø T
awal HCL ≈ T awal NaOH Ã 3000K
T awal campuran (menit
ke 1 ) = 3020K
∆T = T awal percampuran
– T awal HCL =…0K
= 302 – 300 = 20K
Ø Massa
larutan = Berat jenis larutan x Volume = …gr
= 1,02
x 40 =
408gr
Ø Mol
(n) = mol = =
… mol
= = 0,697 mol = 0,7 mol
Ø Kalor
yang diserap Kalorimeter Q1 = Tetapan calorimeter x ∆T =…J
= 100,8 x 2 = 201,6 J
Ø Kalor
yang diserap larutan Q2 = Massa larutan x Kalor jenis larutan x ∆T =…J
= 40,8 x
4,2 x 2 =
328,032J
Ø Kalor
reaksi Q3 = Q1 + Q2 =…J
=
201,6 + 328 = 529,6 J
Ø ∆H
penetralan = =
4.
Kalor pelarutan Berbagai Zat
Zat
yang Diamati
|
Temperatur
air
|
Temperatur
larutan
|
Reaksi
|
NaOH
|
290C
|
470C
|
2Na + 2H20 2NaOH + H2
|
Na2SO4
|
290C
|
310C
|
Na2SO4 + H20 2NaOH + SO3
|
NaCl
|
290C
|
330C
|
NaCl + H20 HCl + NaOH
|
NH2SO4
|
290C
|
310C
|
|
CaCl2
|
290C
|
310C
|
CaCl + H20 CaCO3 + 2HCl
|
Kl
|
290C
|
290C
|
|
8.
Pembahasan
Stoikiometri
1.
Pengaruh banyaknya reaksi yang terbatas
Dari percobaan ini, setelah kita amati semakin tinggi
konsentrasi larutan yang di reaksikan dengan jumlah volume yang sama akan
menghasilkan produk hasil reaksi yang lebih banyak, dan banyaknya endapan putih
CaCO3 yang terbentuk tergantung pada konsentrasi larutannya. Pada
data tersebut, konsentrasi 1 M menghasilkan 13 mol dan tinggi endapannya yaitu
1,3cm, lalu pada konsentrasi 0,5 M menghasilkan 11 mol dan 12 mol dan tinggi
endapannya yaitu 1,1 cm dan 1,2 cm, kemudian pada konsentrasi 0,1 M
menghasilkan 3 mol yang mengahasil 0,3 cm tinggi endapannya, dan terakhir pada
konsentrasi 0,05 M menghasilkan 2 mol CaCO3, menhasilkan tinggi
endapannya yaitu 0,2 cm. Semakin kecil konsentrasi larutan yang
direaksikan maka hasil reaksi akan semakin sedikit dan penambahan CaCl2
dengan volume yang sama tetapi konsentrasi yang berbeda akan mempengaruhi
terbentuknya endapan. Hasil reaksi tersebut terbatas pada konsentrasi tertentu.
2.
Hubungan antara mol pereaksi dengan mol produk
Dari percobaan ini, setelah kita amati terjadi gelembungan di
larutan, kemudian HCl bereaksi dengan logam Mg maka akan menghasilkan gas H2
yang langsung ditampung masuk ke dalam balon karet, sehingga balon akan
menggembung secara perlahan, tetapi pada reaksi ini terjadi sangat lambat saat
balon menggembung. Hal ini dapat disebabkan konsentrasi larutan yang digunakan
kurang pekat dan dipengaruhi oleh bobot Mg, sehingga reaksinya berjalan
membutuhkan waktu yang cukup lama..
Hubungan antara mol
pereaksi dengan mol produk.
Seperti pada hasil
praktikum yang telah dilakukan, pita Mg dengan massa 0,15 gr dengan HCl 1 M
dengan reaksi:
Mg2+ +
2 HCl ® MgCl2
+ H2
mula-mula 0,00625 mol 0,05 mol - -
reaksi 0,00625 mol 0,0125 mol 0,00625 mol 0,00625 mol
hasil 0 0,0375 mol 0,00625 mol 0,00625 mol
Pada reaksi tersebut
dapat disimpulkan bahwa mol preaksi yang digunakan (Mg) sama dengan mol produk
yang dihasilkan (H2), karena menurut Avogadro volumenya sebanding
dengan berat (jumlah mol) tersebut .
Termokimia
1.
Penentuan Tetapan Kalorimeter panas
Kalorimeter adalah alat
yang digunakan untuk mengukur perubahan panas. Setiap kalorimter memiliki sifat
yang khas dalam mengukur panas. Ini dapat terjadi karena calorimeter sendiri
mampu menyerap kalor atau panas sehingga tidak semua panas dapat terukur. Dari percobaan ini, penentuan tetapan
kalorimeter dengan alat kalorimeter. Benda apabila suhunya lebih tinggi akan
melepaskan kalor ke benda yang suhunya lebih rendah hingga suhu keduanya sama.
Banyaknya kalor yang dilepas dari benda yang suhunya tinggi ke suhu yang
rendah. Kegunaanya calorimeter salah satunya seperti pemanasan air yaitu
membandingkan suhu air panas dengan suhu air dingin di dalam kalorimeter.
2.
Penentuan Kalori Reaksi Zn – CuSO4
Dari
percobaan ini ditentukan kalor reaksi Zn – CuSO4 dengan cara
mencampurkan padatan Zn ke dalam larutan CuSO4 di dalam kalorimeter. Waktunnya
yaitu dari menit awal hingga menit akhir, suhu campuran tersebut konstan hal
itu dapat disebabkan reaksi antara Zn – CuSO4, sistem dan
lingkungannya sudah mengalami kesetimbangan sehingga suhu sistem tidak berubah.
Dan dari perhitungan tersebut didapatkan entalpi sebesar 7080 J/mol. Nilai
tersebut positif, berarti reaksi tersebut adalah reaksi endoterm yaitu reaksi
yang membutuhkan kalor.
3.
Penentuan Kalori Penetralan HCl-NaOH
Dari
percobaan ini yang dimaksud dengan kalori penetralan (DHn)
adalah kalor reaksi pada reaksi pembentukan 1 mol H2O. Hasil DH
yang didapatkan adalah 756,57 J/mol. Pada proses tersebut yang diukur panas
reaksi yang terjadi pada proses penetralan. Pada keadaan konsentrasi rendah asam kuat dan basa
kuat dapat terionisasi sempurna menjadi ion-ionnya.. Kalor atau panas yang dihasilkan tidak bergantung dari
sifat anion asam atau kation basanya, karena ada beberapa asam dan asam yang
tidak dapat terioninsasi dengan sempurna seperti asam lemah dan basa lemah
tetapi bergantung pada energi yang digunakan untuk proses disosiasi dan
netralisasi senyawa tersebut.
4.
Kalor pelarutan berbagai zat
Kalor
pelarutan adalah panas yang dilepaskan atau diserap ketika satu mol senyawa
dilarutkan dalam pelaryut berlebih yaitu sampai suatu keadan dimana pada
penambahan pelarut selanjutnya tidak ada panas yang diserap atau dilepaskan
lagi.
Pada
percobaan ini yang dimaksud dengan kalor pelarutan (DHp)
adalah kalor reaksi pada reaksi pelarutan 1 mol zat ke dalam pelarutnya. Pada
pelarutan senyawa dengan air hampir semua larutan reaksinya bersifat eksoterm
karena terjadi pelepasan kalor dari sitem ke lingkungan sehingga terjadi
perubahan suhu. Reaksi eksoterm
adalah reaksi yang disertai dengan perpindahan kalor dari sistem ke lingkungan
( kalor dibebaskan oleh sistem ke lingkungannya ); ditandai dengan adanya
kenaikan suhu lingkungan di sekitar system. Temperature air berubah setelah di
larutkan misalnya larutan NaOH, temperature air 290 C lalu
temperature larutan menjadi 470C.
9. Jawaban Pertanyaan
-
10. Kesimpulan
Stoikiometri
Apabila
suatu larutan berbeda dicampurkan biasanya terjadi perubahan sifat fisik,
seperti perubahan warna, suhu, bentuk, dan lain – lain.
Dari
percobaan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa dari beberapa variasi
volume sistem yang digunakan didapatkan titik maksimum pada pencampuran antara
dua larutan yang volumenya seimbang dengan parameter suhu, dimana larutan yang
memiliki perubahan suhu tertinggi merupakan campuran sempurna.
Semakin
banyak massa Mg yang dimasukkan kedalam larutan HCl yang ada didalam tabung
Erlenmayer, maka semakin cepat pula gas yang dihasilkan, sehingga balon
menggelembung.
Termokimia
·
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan
bahwa dalam setiap reaksi kimia akan selalu disertai dengan perubahan energi.
Perubahan energi ini dapat dilihat salah satunya dari perubaan suhu yang
terjadi.
·
Perubahan kalor atau entalpi dapat
ditentukan dengan besarnya perbedaan entalpi zat yang bereaksi dan zat hasil
reaksi.
·
Tetapan kalorimeter adalah sebesar 100,8
J K-1
·
Kalor reaksi sebesar 283,2 J Kalor
reaksi tergantung pada massa zat, kalor jenis, dan perubahan suhu yang terjadi.
·
Kalor reaksi tergantung pada massa zat,
kalor jenis, dan perubahan suhu yang terjadi.
·
Kalor pelarutan, Zat yang di amati NaOH,
Na2SO4, NaCl, NH2SO4, CaCl, KI.
·
∆H penetralan sebesar 756,57 J/mol
·
Daftar Pustaka
Lampiran
-
2 komentar:
Wah ini yang saya cari, hehehehe... buat bahan kuliah adek saya :D
k, mau nanya,knp mol produknya bisa segitu, kalau pakai mrs mol produknya berbeda?
Posting Komentar