Dia Terlalu Baik

Aku lelah...
Mungkin salahku jatuh cinta pada orang yang terlalu baik.
Mungkin salahku jatuh cinta pada orang yang hanya menganggapku adik.
Mungkin memangg salahku jatuh cinta pada orang yang sesungguhnya memang tidak akan pernah mencintai aku.

Alasan kenapa sampai sekarang aku tidak bisa melupakan atau tidak bisa berpaling mungkin cuma satu.
Aku mencintai orang yang terlalu baik dan belum menemukan orang yang lebih baik.
Dia terlalu baik. Terlalu sempurna di mataku. Meski, aku tau tidak ada satu pun yang sempurna.
Mungkin, jika kamu mengetahui sosok yang aku cintai lebih dalam. Mungkin, kamu akan jatuh cinta juga.

Bagaimana tidak?
Aku jatuh cinta pada laki-laki yang banyak diidamkan wanita.
Laki-laki penyayang orangtua-keluarga-teman-dan sahabat.
Laki-laki penyayang binatang.
Laki-laki yang memperlakukan kekasihnya dengan istimewa.
Laki-laki yang menghargai wanita dengan tulus.
Laki-laki yang tidak pernah berkelahi dengan pria, dan selalu menyelesaikan masalah dengan gentle.
Laki-laki yang cerdas, sering mendapatkan beasiswa dan juara.
Laki-laki yang pandai bernyanyi dan bermain musik.
Laki-laki yang baik hati dan tidak sombong.
Laki-laki yang pandai berorganisasi.
Laki-laki yang mandiri.
Laki-laki yang peduli akan masa depan bangsa.
Laki-laki yang mempunyai senyum ramah. Berwajah manis.
Laki-laki yang cuek dan tidak suka menggoda wanita.
Laki-laki yang bisa membuatmu tertawa dengan gaya humorisnya.
Laki-laki yang jika marah selalu dengan lembut terhadap wanita.
Laki-laki yang selalu di tempatkan menjadi pemimpin.
Dan dari semua yang aku suka adalah...
Dia adalah laki-laki yang taat kepada agama. Rajin beribadah dan pandai membaca Al-Qur'an.

Mungkin, memang benar tak seharusnya aku jatuh cinta dengan dia.
Dia terlalu baik.
Makanya, aku sering sakit jika melihat ada gadis yang memilikinya.
Dan aku hanya dalam diam menahan iri. Berharap aku lah gadis itu.
Namun, itu tidak akan pernah mungkin.