LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
PANGAN
KERJA ASEPTIK, PEMBUATAN MEDIUM,
DAN LARUTAN PENGENCER
Disusun Oleh:
Kelompok 2
Annisatul Nur Jannah
Dwi Febriyani
Kinanty Praha Saputri
Luneta Aurelia Fatma
Jurusan Teknologi Pangan
Fakultas Teknologi Industri
Pertanian
Universitas Sahid Jakarta
2014
KERJA ASEPTIK, PEMBUATAN MEDIUM,
DAN LARUTAN PENGENCER
(PLATE COUNT AGAR)
Tanggal
Praktikum : 26 September 2014
A.
TUJUAN
PRAKTIKUM
Mahasiswa dapat dapat melakukan dan
menjelaskan hal-hal sebagai berikut :
1. Bekerja secara aseptik.
2. Membuat media dan larutan pengencer
untuk uji mikrobiologi.
3. Mempersiapkan peralatan untuk uji
mikrobiologi.
4. Melakukan dekontaminasai alat dan
media pasca uji mikrobiologi
B.
TEORI
SINGKAT
TEKNIK
KERJA ASEPTIK
Teknik
aseptik atau steril adalah suatu sistem bekerja (praktek) yang menjaga
sterilitas ketika menangani pengkulturan mikroorganisme untuk mencegah
kontaminasi terhadap kultur mikroorganisme yang diinginkan. Dasar digunakannya teknik aseptik adalah adanya banyak partikel
debu yang mengandung mikroorganisme (bakteri atau spora) yang mungkin dapat
masuk ke dalam cawan, mulut erlenmeyer, atau mengendap di area kerja.
Pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan ini dapat mempengaruhi atau
mengganggu hasil dari suatu percobaan. Mikroorganisme dapat juga ”jatuh” dari
tangan operator, sarung tangan atau jas laboratorium karena pergerakan lengan
yang relatif cepat. Penggunaan teknik aseptik meminimalisir material yang
digunakan terhadap agen pengontaminasi. Pada kenyataanya teknik aspetis tidak
dapat melindungi secara sempurna dari bahaya kontaminan, namun semakin banyak
belajar dari pengalaman maka semakin mengurangi resiko yang ditimbulkan.
Teknik aseptik digunakan pada saat :
1.
Teknik
aseptik seharusnya digunakan saat kita bekerja dengan mikroorganisme hidup
dengan segala media pertumbuhannya.
2.
Teknik aseptik sebaiknya digunakan ketika kita tidak
ingin larutan dari suatu botol tidak berubah sifat akibat aktivitas
mikroorganisme, seperti saat membuat buffer meskipun buffer dengan konsentrasi
garam tinggi atau mengandung deterjen.
3.
Teknik
aseptik disarankan pada saat kita bekerja menggunakan agen atau senyawa yang
berbahaya seperti bahan kimia beracun atau bahan radioaktif. Tentu saja
perlindungan diri sendiri dari bahaya senyawa ini lebih penting.
4.
Mentransfer
biakan dari media satu ke media lainnya. Bakteri kontaminan yang tumbuh tentu
saja dapat mengganggu kemurnian biakan dan mungkin saja membuat rancu hasil
yang didapatkan.
5.
Memfilter
media atau serum dan menghitung jumlah bakteri dengan cara filtrasi.
Kontaminasi yang ikut tersaring dapat tumbuh pada media baru yang membuat tidak
terpakainya media pertumbuhan tersebut atau mempengaruhi jumlah total bakteri.
Aturan umum teknik aseptik:
Ø
Meja
kerja sebaiknya jauh dari sesuatu yang dapat menciptakan aliran udara, misalnya
tidak ada jendela yang terbuka, tidak dekat dengan pintu yang selalu
dibuka-tutup dan jauh dari lalu-lintas orang. Penggunaan kabinet biosafety
dapat menjaga dan mengatur aliran udara tetapi ini bukan merupakan suatu
jaminan mutlak dari resiko terkontaminasi.
Ø
Pastikan
meja kerja bersih dari kotoran dan benda-benda yang tidak akan digunakan.
Kultur tua atau pipet bekas seharusnya tidak berada di meja kerja. Kotoran
seringkali sulit dibersihkan pada sudut-sudut ruang.
Ø
Usap
meja kerja dengan antiseptik atau senyawa pembersih lain sebelum digunakan. Di
sebagian besar laboratorium umumnya menggunakan etanol 70% untuk
membersihkannya. Sediakan etanol pada posisi selalu dekat dengan meja. Jika
telah selesai bekerja, sebaiknya meja kerja dikosongkan dari peralatan dan
bersihkan lagi.
Ø
Semua
peralatan (pipet, cawan dll.) yang digunakan harus steril. Sebaiknya semua
peralatan yang telah disterilisasi diberi label. Jika menemukan alat yang
sepertinya telah disterilisai tapi masih ragu terhadap sterilitasnya maka
sebaiknya jangan digunakan. Bungkus peralatan baik alat steril sekali pakai
atau bukan (pipet, syringe dll) diperiksa terlebih dahulu apakah terdapat
kebocoran atau tersobek.
Ø
Atur
peralatan di meja kerja sedemikian rupa sehingga meminimalisir pergerakan
tangan. Alat-alat yang biasanya digunakan dengan tangan kanan (jarum inokulum,
filler, pipet dll) letakkan disebelah kanan begitu juga sebaliknya (rak tabung,
cawan petri, erlenmeyer dll) terkecuali untuk tangan kidal. Di bagian tengah
meja kerja disediakan ruang lapang untuk bekerja.
Ø
Membakar
mulut atau bagian tepi dari suatu alat dapat membunuh mikroorganisme yang
menempel.
Ø
Telah
siap dengan segala peralatan dan bahan yang dibutuhkan. Semua bahan dan alat
untuk prosedur tertentu telah dipersiapkan di meja kerja. Jangan sampai
meninggalkan meja kerja untuk mengambil sesuatu yang terlupa atau tertinggal.
Perhitungkan semua yang diperlukan beserta cadangannya.
Ø
Pakai
sarung tangan lateks dan ganti secara berkala. Sarung tangan membantu
melindungi dari tumpahan biakan atau bahan kimia berbahaya. Tidak menggunakan
sarung tangan dirasa tidak bermasalah jika materi dan bakteri yang diteliti
dipastikan tidak berbahaya.
Ø
Cuci
tangan sebelum dan sesudah bekerja. Cuci tangan dengan desinfektan atau sabun
bila tidak ada desinfektan. Cuci tangan dapat membilas mikroorganisme yang ada
di tangan.
Ø
Minimalisasi
gerak : pergerakan tangan dapat menciptakan aliran udara . semakin cepat
pergerakannya semakin cepat aliran udara yang ditimbulkan. Pergerakan lengan
sebaiknya dilakukan seperlu mungkin dan bergerak secara lembut.
Ø
Minimalisasi
jarak: jarak antar peralatan diatur seefektif dan seefisien mungikn, antar
peralatan jangan diletakkan terlalu jauh.
Ø
Minimalisasi
keterpaparan : semakin sering menggerakkan sesuatu (mis: cawan berisi media)
melewati udara maka semakin besar partikel udara untuk masuk. Semakin lama
tutup erlenmeyer terbuka juga semakin besar terkontaminasi.
Catatan penting dalam kerja aseptik
:
Ø Tutup erlenmeyer, botol atau cawan
sebaiknya dibuka kira-kira 450, tujuannya untuk
meminimalisasi udara masuk namun masih dapat mentransfer sesuatu.
Ø
Jika
diharuskan untuk membuka penuh dan tutup diletakkan di meja kerja, maka tutup
dapat diletakkan tertelungkup atau terlentang (muka menghadap ke atas). Jika
tertelungkup pastikan permukaannya bersih dan bila terlentang pastikan juga
tidak ada gerakan di atasnya.
Ø
Untuk
menghindari bakteri yang menempel pada jarum inokulum terpental/terciprat maka
diameter loops harus berkisar 2-3 mm dan untuk memperkecil getaran panjang
kawat tidak lebih dari 6cm.
Ø
Tidak
boleh menyedot cairan pada saat pipeting dengan mulut.
Ø
Untuk
menghindari penyebaran mikroba dari tetesan pipet yang terjatuh maka dapat
digunakan kain steril yang diberi desinfektan sebagai alas. Kain ini setelah
selesai dibuang sebagai limbah berbahaya.
MEDIA/MEDIUM
Media
adalah bahan untuk mengembangbiakan mikroba diluar badan manusia atau hewan.
Bahan utama media adalah protein yang larut dalam air, misalnya pepton,
kasiton, tripton, soyton, sari daging (beef extract/meet extract), sari ragi
(yeast extract) dan bahan tambahan lainnya misalnya mineral atau karbohidrat.
Untuk media tertentu ada yang memerlukan darah, serum, kuning telur, vitamin,
garam, empedu dan lain-lain.
Di
perdagangan media dijual dalam bentuk serbuk halus (powder) atau serbuk kasar
(granul) kering komponen tunggal atau campuran yang sudah kompak dan serasi.
Untuk bisa digunakan tinggal menimbang, menambahkan air, mengemas dan
mensterilkan.
Bahkan
media yang berbentuk serbuk kering bersifat higroskopik sehingga harus selalu
dalam keadaan tertutup dengan rapat.
1.
Syarat media siap pakai
Ø Mengandung zat gizi atau nutrisi
Ø Harus cukup oksigen (untuk bakteri
aerob)
Ø Mempunyai kelembapan yang cukup
Ø Mempunyai raksi pH yang cocok
Ø Steril dan terlindung dari
pencemaran luar
2.
Sifat fisik media
Ø Media cair (broth), tidak mengandung
agar
Ø Media padat (agar), mengandung
agar-agar
Ø Media setengah padat (semisolid)
Sebagian
bahan pemadat media digunakan agar-agar bubuk. Agar adalah ekstrak dari rumput
laut (derivate polisakarida), karbohidrat komplek terdiri dari galaktosa dan
tidak mempunyai nilai nutrisi. Untuk media padat kadar agar-agar 1,5-1,8 % ,
untuk media setengah padat kadar agar-agar 0,4-0,5 % (kurang dari 1%). Untuk
media yang bereaksi asam kadar agar-agar dinaikkan lebih dari 2 %.
Media siap pakai bisa disimpan di lemari
pendingin pada suhu antara 4-5oC. Untuk media agar cawan yang basah perlu
dikeringkan dulu dalam inkubator. Media yang paling sering digunakan adalah
media tabung agar miring, media tabung agar tegak dan media cawan dalam cawan
petri (identifikasi bakteri).
3.
Macam-macam media dan gunanya
1.
Media Sederhana
Media ini berguna untuk menumbuhkan bakteri secara umum.
Contohnya : air pepton, nutrient broth, nutrient agar. Jenis media ini biasa
digunakan juga sebagai dasar dalam pembuatan media yang lebih kompleks.
2.
Media diperkaya (Enriched media)
Berguna untuk menumbuhkan bakteri atau mikroba yang
memerlukan zat gizi yang tinggi misalnya media agar darah, Lowenstein Jensen
(mengandung kuning telur) Loefflers (mengandung serum kuda), Bordet-gengou
(mengandung darah dan gliserol),
3.
Media selektif
Adalah media yang berguna untuk mengisolasi dan
mengidentifikasi bakteri tertentu misalnya Mac Conkey Agar. Endo Agar, SS Agar,
Brilliant Green Agar (untuk Enterobacteria), Selenit Cystine Broth (untuk
Salmonella), Saborauds Medium (untuk Jamur dan Ragi), Tellurit Medium (untuk
Corynebacteria).
4.
Media Karbohidrat dan biokimia
lainnya
Media ini berguna untuk mengidentifikasinya bakteri menurut
kemampuannya dalam mengolah karbohidrat atau lainnya hingga dapat membedakan
antara satu jenis bakteri dengan jenis lainnya misalnya : Lactose Broth, Glucose
Broth, Tryptone Broth, Simmons Citrate Agar.
5.
Media Transport
Media ini berguna untuk mengangkat specimen bahan tertentu
hingga kandungan mikrobanya tidak mudah terganggu oleh kondisi lingkungannya
misalnya media Buffered Saline Glycerol (untuk specimen feses/mengandung
Salmonella atau Shigella), Stuart Transport Medium (untuk specimen anaerob
gonococcus).
6.
Media Assay
Berguna untuk menguji potensi antibiotika dan vitamin.
Contoh : Antibiotik medium 1-20, Vitamin Assay Medium.
Bentuk
dan jumlah media
Jumlah media yang akan digunakan di
dalam suatu percobaan harus diperhitungkan sedemikian rupa untuk menghindari
pembuatan media yang berlebihan karena mahal harganya.jumlah media yang
digunakan dapat ditentukan berdasarkan bentuk meda yang di gunakan dan jumlah
pekerjaan contoh sbb:
· Agar cawan
:15-20ml/cawan petri
· Agar tegak
:8-9ml/tabung reaksi
· Agar miring
:6-7ml/tabung reaksi
· Media cair
:9-10ml/tabung reaksi
· Media cair berisi tabung durham :9ml/tabung reaksi
LARUTAN PENGENCER
Larutan pengencer/larutan fisiologis adalah larutan yang
digunakan untuk mengencerkan contoh pada analisis mikrobiologi. Seperti halnya
medium, larutan pengencer yang digunakan untuk mengencerkan contoh biasanya
mengandung buffer untuk menjaga keseimbangan ion dari mikroba. Buffer yang
biasa digunakan dalam pembuata medium dan larutan pengencer adalah fosfat,
karena satu-satunya komponen anorganik yang mempunyai sifat buffer pada kisaran
pH normal, yaitu kisaran pH yang dapat mempertahankan keseimbangan fisiologi
dari mikroba. Fosfat juga tidak bersifat racun pada mikroba dan dapat merupakan
sumber fosfor untuk pertumbuhan mikroba. Garam fosfat yang sering digunakan
untuk buffer adalah K2HPO4 (kalium monohidrogen fosfat)
atau KH2PO4 (kalium dihidrogen fosfat). Sebagai larutan
pengencer, selain larutan yang mengandung buffer fosfat dapat juga digunakan
untuk larutan garam fisiologi (0,85%) atau larutan Ringer. Larutan pengencer
dapat ditempatkan didalam tabung reaksi dalam jumlah 9 ml untuk membuat
pengenceraran 1:10 dan 1:100 .
C. ALAT DAN BAHAN
·
Alat :
-
Tabung Erlenmeyer
-
Autoclave
-
Hot Plate
-
Pengaduk
-
Spatula
-
Cawan
·
Bahan :
-
Plate Count Agar (PCA)
-
Kapas
-
Alumunium Foil
D. CARA KERJA
1. Timbanglah
sejumlah medium dengan menggunakan spatula sesuai volume agar yang ditentukan
sesuai yang ditertera pada kemasan, dan larutkan kedalam air destilata sebanyak
volume yang ditetapkan, di dalam tabung Erlenmeyer.
2. Kemudian
lakukan pemanasan untuk melarutkan agar. Aduk dengan batang gelas selama
pemanasan atau dengan pengaduk magnit jika pemanasan dilakukan diatas hot plate
agar pada bagian bawah tabung tidak hangus. Hingga warnanya jernih.
3. Siapkan
penutup untuk tabung erlenmeyer. Bungkus kapas dengan alumunium foil sesuai
dengan ukuran tabung erlenmeyer.
4. Setelah
larutan berwarna jernih tutup dengan penutup yang sudah di buat.
5. Lalu
lakukan sterilisasi. Sterillisasi dilakukan di dalam autoclave pada suhu 121°C
(15 lb) selama 15 menit.
E.
PERHITUNGAN
Plate
Count Agar
2 buah erlenmeyer x 30ml air
destilata = 60 ml
60ml x 5 = 300ml/1000 x
39 = 11.7gr
F.
DATA
PENGAMATAN
Pembuatan
Plate Count Agar
Timbang
media plate count agar sebanyak 4,7 gram. Masukkan ke dalam erlenmayer.
Larutkan media plate count agar dengan air destilata sebanyak 200 ml. Panaskan
diatas penangas air hingga warna kuning jernih. Setelah media jernih, tutup
elenmayer menggunakan tutup kassa dan alumunium foil. Masukkan kedalam
autoclave untuk di sterilisasi pada suhu 121oC selama 15 menit.
Sterilisasi
Alat
Ambil
cawan petri sebanyak 6 buah. Pisahkan cawan petri menjadi 2 bagian. Bungkus
cawan petri menggunakan koran dengan keadaan dibalik. Sterilisasi alat dengan
menggunakan sterilisasi kering yaitu oven dengan suhu 170o-180oC
selama 2 jam.
Hasil
Nama
: Plate Count Agar
Warna
sebelum pengadukan : Kuning keruh
Warna
sesudah pengadukan : Kuning jernih
Fungsi
: Menghitung jumlah mikroorganisme, merupakan pertumbuhan umum.
CARA PENGGUNAAN AUTOCLAVE
1.
Colokan autoclave ke panel listrik.
2.
Nyalakan tombol ON.
3.
Tutup keran yang berada di bawah panic
otoklaf agar air tidak keluar.
4.
Isi air sampai batas yang telah
ditentukan di dalam panic autoclave.
5.
Biarkan ± 10 menit agar autoclave panas.
6.
Masukkan media yang akan di steril
kedalam keranjang lalu masukkan kedalam autoclave.
7.
Kencangkan baut-baut yang ada disekeiling penutup autoclave.
8.
Geser bandul besi yang berada diatas
tutup autoclave sampai keujung besi sehingga tidak ada uap air yang keluar.
9.
Tunggu sampai 1 atm ± 30 menit.
10.
Setelah tekanan 1 atm geser bandul besi
sampai ketengah sehingga ada uap air yang keluar.
11.
Tunggu selama 15 menit.
12.
Setelah 15 menit geser bandul sampai
posisi besi bandul berdiri, sehingga banyak uap air yang keluar.
13.
Tunggu hingga tekanan turun 1 atm hingga
nol.
14.
Setelah sampai nol buka baut-baut yang
ada di sekeliling autoclave tadi dikencangkan
15.
Posisi badan saat membuka tutup
autoclave yaitu berada di belakang autoclave atau berada dibelakang tutup
auttoclave.
16.
Matikan tombol OFF
17.
Buka kran ang berada di bawah agar air
bisa keluar.
18.
Keluarkan keranjang yang berisi media.
19.
Cabut colokan autoclave dari panel
listrik.
G.
PEMBAHASAN
Media
adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient) yang
berguna untuk membiakkan mikroba. Media juga merupakan makanan atau campuran
dari beberapa bahan makanan yang disiapkan untuk pertumbuhan mikroorganisme.
Media dapat digunakan untuk isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat
fisiologis dan perhitungan sejumlah mikroba. Supaya mikroba dapat tumbuh baik
dalam suatu media, maka medium tersebut harus memenuhi syarat-syarat, antara
lain adalah harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba,
harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan
kebutuhan mikroba yang akan ditumbuhkan, tidak mengandung zat-zat yang dapat
menghambat pertumbuhan mikroba, harus berada dalam keadaan steril sebelum
digunakan, agar mikroba yang di tumbuhkan dapat tumbuh dengan baik.
Sterilisasi
adalah proses atau kerja untuk membebaskan suatu bahan seperti medium
pertumbuhan mikroba atau peralatan laboratorium dari semua bentuk kehidupan.
Untuk sterilisasi dengan menggunakan pemanasan, biasanya yang digunakan adalah
pemanasan kering yaitu menggunakan oven sebagai alat sterilisasinya, dimana
dengan menggunakan suatu siklus oven modern yang dilengkapi udara yang
dipanaskan dan disaring. Selain menggunakan oven, pemanasan kering juga bisa
menggunakan alat yang disebut bunsen dan spiritus, dimana alat ini biasanya
untuk mensterilisasi jarum ose yang akan digunakan pada proses inokulasi
mikroba. Sedangkan pada pemanasan basah yaitu menggunakanalat yang disebut
autoclave, dimana alat ataupun bahan yang akan disterilisasiakan dipanaskan
dengan suhu 121oC, dengan tekanan 1-2 atm, selama 15 menit.
H.
KESIMPULAN
DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dari praktikum ini, maka diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Fungsi Plate Count Agar (PCA) adalah
menghitung jumlah mikroorganisme, merupakan pertumbuhan umum.
2. Media
adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient) yang
berguna untuk membiakkan mikroba.
3. Sterilisasi
adalah proses atau kerja untuk membebaskan suatu bahan seperti medium
pertumbuhan mikroba atau peralatan laboratorium dari semua bentuk kehidupan.
4. Sterilisasi
pada pemanasan kering menggunakan alat yang disebut bunsen dan spiritus, dimana
alat ini biasanya untuk mensterilisasi jarum ose yang akan digunakan pada
proses inokulasi mikroba.
5. Seterilisasi
pada pemanasan basah menggunakan alat yang disebut autoclave.
6. Alat
ataupun bahan yang akan disterilisasiakan dengan autoclave dipanaskan dengan
suhu 121oC, dengan tekanan 1-2 atm, selama 15 menit.
SARAN
Dalam praktikum
mikrobiologi pangan ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar
praktikum dapat berjalan dengan baik terutama mengenai jumlah alat yang
digunakan. Praktikan disediakan waktu lebih banyak lagi agar dapat
mengamati objek lebih teliti lagi. Sebelum praktikum lakukan pengecekan alat
yang akan digunakan terlebih dahulu.
DAFTAR PUSTAKA
B. Buku-buku
Widodo,
Julius. E. 2011. Penuntun Praktikum
Mikrobiologi. Jakarta : SMK Caraka Nusantara.
Deroza,
Allen. 2014. Penuntun Praktikum
Mikrobiologi Pangan. Jakarta : Universitas Sahid.
C.
Online [30 September 2014]
http://nurulagustinac.wordpress.com/2013/04/22/persiapan-media-larutan-pengencer-dan-kerja-aseptik/
GLOSARIUM
Ø
Aerob : Kondisi tersedia oksigen.
Ø
Aseptik : Keadaan
bebas dari mikroorganisme penyebab penyakit.
Ø
Autoclave : Alat
pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi suatu benda menggunakan
uap bersuhu dan bertekanan tinggi (1210C, 15 lbs).
Ø
Bakteri : Mikroorganisme bersel tunggal yang tidak memiliki inti sel sejati.
Ø
Buffer : Larutan yang
digunakan untuk mempertahankan nilai pH tertentu agar tidak banyak berubah
selama reaksi kimia berlangsung.
Ø
Ekstrak : Sediaan
pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau
simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai
Ø
Higroskopis : Kemampuan
suatu zat untuk menyerap molekul air dari lingkungannya baik melalui absorbsi
atau adsorpsi.
Ø
Inokulasi : Memindahkan
mikroorganisme dari medium lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian
yang sangat tinggi.
Ø
Kontaminiasi : Pengotoran; pencemaran karena kemasukan unsur luar.
Ø
Mikroba / Mikroorganisme : Organisme yang hanya dapat dilihat dengan
mikroskop.
Ø
PCA : Plate Count Agar, medium
pertumbuhan mikroorganisme yang umum digunakan untuk
menilai atau memonitor"total"
atau layak pertumbuhan bakteri dari sampel.
LAMPIRAN