Pemberi Harapan Palsu...
Aku benci menunggu.
Menunggu seseorang dan melihatnya dari kejauhan tertawa riang tanpa memperdulikan penantianku yang sudah panjang.
Aku benci di beri harapan.
Harapan palsu dari seseorang. Harapan palsu yang membuatku merasa terluka.
Namun...
Aku lebih benci kehilangan.
Aku lebih baik menunggu dan di beri harapan. Lebih baik menjadi penikmat rasa sakit daripada harus merasa kehilangan.
Tapi...
Aku baru merasakan sekarang.
Saat aku membuat seseorang yang mengagumiku, aku perlakukan seperti itu.
Tuhan...
Tidak memberikan balasan kepada orang yang aku sayang.
Tapi...
Tuhan...
Membuat aku berada di posisi kamu yang selalu membuatku menunggu, dan melukai perasaanku.
Dia...
Entah lewat mana dia datang.
Entah darimana dia datang.
Entah bagaimana cara dia datang.
Perlahan membuka sisi-sisi misteriusnya. Perlahan mengakui. Dan perlahan membuat aku terpojok akan kesalahan.
Kata salah seorang teman aku 'BODOH'
Iya, aku bodoh menyia-nyiakan seseorang yang 11:12 dengan kamu. Kamu yang malah menyia-nyiakan aku.
Oke. Dimana letak 'BODOH'-nya?
Ya, bodoh. Ada seseorang yang nyaris mirip dengan kamu dan....dia mendekati aku. Tapi, aku malah membuat dia menunggu dan menjauhi dia.
Oke...
Kenapa aku menjauhi dia?
Dia agresif. Aku takut. Aku tidak terlalu suka dengan laki-laki yang terlalu terbuka.
Hellooo?
Sekarang aku merasakan perasaan ini.
Perasaan dimana aku berada di posisi kamu dan dia berada di posisi aku.
Sekarang, aku mengerti.
Kenapa kamu memperlakukan perasaanku seperti ini.
Aku tau, karena kamu butuh perhatian tapi kamu tidak ingin terlalu jauh.
Satu hal.
Aku tidak ingin memberi dia harapan palsu seperti kamu memberikanku harapan palsu.
Karena aku tau itu menyakitkan. Sangat menyakitkan dan berbekas.
Sekarang aku bingung. Bagaimana harus menanggapinya.
Aku tidak mau memaksa perasaan ini untuk dekat. Karena aku tau apa isi hati sebenarnya.
About Me =)
- Luneta Aurelia Fatma
- Hello, terima kasih sudah mau baca. Tulisan ini sebagian besar dari relung hati yang terdalam. Semoga bisa memahami aku melalui tulisan.
Rabu, 25 Desember 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar