27 Mei 2013
Pengumuman SNMPTN
Hari itu gue ikut perpisahan sekolah ade gue ke Trans Studio
Bandung, rencananya menghibur diri. Karena di sana ramai ngantri sana-sini dan
waktu keliling Trans Studio Cuma di kasih dua jam, akhirnya gue memilih yang
antriannya paling sepi, yaitu Vertigo. Permainan yang kayak baling-baling, yang
sampai di atas kursinya di putar-putar kayak rubik. Singkat cerita, untuk
mengurangi rasa kegalauan gue menunggu hasil SNMPTN akhirnya gue naik Vertigo
sendirian -___-
Karena perasaan gue gak enak, turun dari vertigo gue
langsung naik lagi. itu berturut-turut gue naik sampai lima kali. Akhirnya gue
lihat pengumuman SNMPTN di situsnya, ngetik nomor pendaftaran dan nama gue. Gue
dan nyokap berdoa, sampai gue baca Asmaul Husna. Daaaan...
Luneta Aurelia Fatma
Maaf, Anda tidak
dinyatakan lulus SNMPTN 2013
Hati gue langsung terhanyut gitu, jantung gue seakan
berhenti berdetak, air mata gue nyaris tumpah di sana. Tapi, gue sembunyikan di
antara keramaian Trans Studio Bandung.
Gue gak kuat~
Sejenak gue tarik nafas panjang, dan menyimpan segala
kegalauan gue. Di bus perjalanan pulang gue cuma bisa menatap ke luar jendela,
melihat langit. Dan, air mata gue jatuh perlahan-lahan. Setiap jatuh gue hapus,
tapi gak bisa berhenti. Gue tarik nasfas panjang lagi, dan memejamkan mata. Berharap
bisa tidur. Tapi, kenyataannya hati gue semakin perih.
Gue gak sanggup~
Sesampai di rumah, gue bersih-bersih. Nenangin hati sejenak
dan tidur. Dan malam itu adalah saat yang tepat curhat sama Allah.
Gue awalnya ngomong pelan-pelan sambil menatap langit-langit
kamar gue yang banyak stiker bintang.
“Ya Allah...aku gagal lagi.” Gue tersenyum pedih. “Ya
Allah...IPB nolak aku lagi.” Kali ini air mata gue mulai jatuh lagi secara
perlahan. “Ya Allah...aku mengecewakan mereka (orang tua) lagi.” Aku memejamkan
mata sejenak. Dan akhirnya sudah mulai sampai pada klimaks, GUE NANGIS! Nangis sesenggukkan
sampai dada gue sesak dan sakit banget
Malam itu gue curhat sama Allah dengan air mata yang gak
berhenti-berhenti jatuh. Muka gue hancur banget saat itu. Gue peluk gulih sekuat-kuatnya,
di bawah selimut dan terus menangis. Gue keluarkan semua perasaan gue yang
rapuh sama Allah sampai gue merasa lega.
Dan, sampai akhirnya gue mendapat kesimpulan.
Allah sayang sama
Inet. Allah ngasih Inet cobban karena Allah ingin melihat Inet bagaimana sikap
Inet saat menemui kegagalan lagi. Allah masih ingin Inet berusaha.
Dan gue bisa tegar setelah menemukan kesimpulan itu. Gue
gagal dua kali di IPB, dan masih ada satu kesemapatan lagi. Gue harap gue bisa
tegar jika mendapatkan kegagalan lagi :’)