Powered By Blogger

Jumat, 27 November 2015

MIKROBIOLOGI PANGAN : Kapang

Diposting oleh Luneta Aurelia Fatma di 18.26.00


MIKROBIOLOGI PANGAN
KAPANG

Dosen : Prof. Dr. Ir. Giyatmi, M.Si



Disusun oleh :



                                 Luneta Aurelia Fatma           2013340014
                  



JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS SAHID JAKARTA
2014
JAKARTA


KATA PENGANTAR

Puji syukur psaya panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nya saya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Kapang”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah “Mikrobiologi Pangan”.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan demi sempurnanya makalah ini. 
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.


Jakarta, Oktober 2014

Penyusun


DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................iii
BAB I            
PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang................................................................1
1.2   Rumusan Masalah...........................................................2
1.3   Tujuan.............................................................................2
BAB II           
PEMBAHASAN
                        2.1 Pengertian Kapang..........................................................3-4
                        2.2 Jenis-Jenis Kapang..........................................................4-9
                        2.3 Kerusakan Yang Disebabkan Oleh Kapang....................9-10
                        2.4 Reproduksi Kapang.........................................................10-12
                        2.5 Kapang Dalam Industri Makanan....................................12-13
BAB III         
KESIMPULAN...........................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................15








BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Fungi (jamur) merupakan organisme eukariot yang memiliki dinding sel yang tersusun dari kitin dan memiliki nukleat yang banyak. Fungi bersifat kemoorganotrof, karena mendapatkan nutrisi dengan cara mensekresikan enzim ekstraselular yang dapat mencerna senyawa organik kompleks seperti polisakarida dan protein menjadi penyusun monomer, dan kemudian diserap ke dalam sel fungi (Madigan, 2009).
Fungi berbeda dengan tanaman, diantara perbedaannya adalah: (1) Tidak berklorofil; (2) Komposisi dinding sel berbeda, (3) Reproduksi dengan spora, (4) Tidak ada batang, cabang, akar atau daun; (5) Tidak mempunyai system vaskular seperti tanaman; (6) Multiseluler namun tidak mempunyai pembagian fungsi seperti tanaman (Pelczar, 2005).
Fungi berperan di ekosistem sebagai decomposer, hidup dengan mencerna materi organic dari sisa-sisa makhluk hidup seperti sampah daun, kayu tumbang serta jasad organisme yang sudah mati.Fungi juga bisa berperan sebagai parasit, hidup dengan menyerap nutrient dari sel hidup dari organism inang yang mereka serang (Madigan, 2009).
Fungi memiliki habitat yang beragam. Beberapa fungi akuatik, sebagian besar hidup di perairan tawar, ada juga yang hidup di perairan laut.Sebagian besar dari fungi bersifat terrestrial.Mereka hidup di tanah atau tumbuhan yang sudah mati dan memainkan peran yang sangat penting dalam mengurai materi organik.Sebagian besar fungi ada juga yang menjadi parasit bagi tumbuhan, sebagian kecil menjadi agen penyakit bagi hewan. Fungi bukan hanya menjadi parasit bagi tanaman, ada juga yang bersimbiosis dengan akar tanaman, membantunya dalam proses penyerapan mineral dari tanah (Madigan, 2009).
Fungi berkembangbiak secara vegetatif dan generatif dengan berbagai macam spora. Macam spora yang terjadi secara vegetatif ialah: (1) Spora biasa yang terjadi karena protoplasma dalam suatu sel tertentu berkelompok kecil-kecil, masing-masing mempunyai membran inti sendiri; (2) Konidiospora, yaitu spora yang terjadi karena ujung suatu hifa berbelah-belah seperti tasbih; (3) Pada beberapa spesies, bagian-bagian miselium dapat membesar serta berdinding tebal; bagian itu merupakan alat pembiak yang disebut klamidiospora; (4) Jika bagian miselium-miselium itu tidak menjadi lebih besar daripada aslinya, maka bagian-bagian itu disebut artrospora (Natsir, 2003).
Secara umum fungi dapat dibagi menjadi dua kelompok  berdasarkan atas tipe selnya yaitu,fungi bersifat uniselluler yang biasa disebut khamir dan fungi bersifat multiselluler yang biasa disebut kapang (Pelczar, 2005).
1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa itu Kapang?
2.      Apa saja jenis-jenis Kapang?
3.      Apa kerusakan yang di sebabkan oleh Kapang?
4.      Bagaimana reproduksi Kapang?
5.      Bagaimana penggunaan Kapang pada Industri Makanan?
1.3  Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian dari kapang.
2.      Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis kapang.
3.      Untuk mengetahui sifat-sifat beberapa jenis kapang.
4.      Untuk mengetahui apa saja kerusakan yang di sebabkan oleh kapang.
5.      Untuk mengetahui bagaimana reproduksi yang terjadi pada kapang.
6.      Untuk mengetahui penggunaan kapang pada industri makanan.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kapang

Kapang (Inggris: Mold) merupakan anggota regnum Fungi ("Kerajaan" Jamur)  yang biasanya tumbuh pada permukaan makanan yang sudah basi atau terlalu lama tidak diolah. Sebagian besar kapang merupakan anggota dari kelas Ascomycetes.
Kapang adalah mikroorganisme yang termasuk dalam anggota Kingdom Fungi yang membentuk hifa. Kapang bukan merupakan kelompok taksonomi yang resmi, sehingga anggota-anggota dari kapang tersebar ke dalam filum Glomeromycota, Ascomycota, dan Basidiomycota. Selain kapang, organisme lainnya yang tergolong ke dalam fungi dan penting dalam mikrobiologi pangan adalah khamir dan jamur.
2.1.1 Sifat Morfologi kapang
Kapang adalah fungi multiseluler yang mempunyai filamen, dan pertumbuhannya pada makanan mudah dilihat karena penampakannya yang berserabut seperti kapas. Pertumbuhannya mula-mula akan berwarna putih, tetapi jika spora telah timbul akan terbentuk berbagai warna tergantung dari jenis kapang. Kapang terdiri dari suatu thallus (jamak = thalli) yang tersusun dari filamen yang bercabang yang disebut hifa ( tunggal = hypha, jamak = hyphae). Kumpulan dari hifa disebut miselium ( tunggal = mycelium, Jamak = mycelia) (Pelczar,2005).
Tubuh atau talus kapang pada dasarnya terdiri dari 2 bagian yaitu miselium dan spora (sel resisten, istirahat atau dorman).Miselium merupakan kumpulan beberapa filamen yang dinamakan hifa. Setiap hifa lebarnya 5-10 μm, dibandingkan dengan sel bakteri yang biasanya berdiameter 1 μm.Disepanjang setiap hifa terdapat sitoplasma bersama (Syamsuri, 2004).
Kapang dapat dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan struktur hifa, yaitu hifa tidak bersekat dan hifa bersekat yang membagi hifa dalam mangan-mangan, dimana setiap mangan mempunyai inti satu atau lebih. Dinding penyekat pada kapang disebut dengan septum yang tidak bertutup rapat sehingga sitoplasma masih dapat bebas bergerak dari satu ruang keruang lainnya.

2.1.2 Sifat Fisiologi Kapang
Kapang dapat hidup dalam keadaan sekitar yang tidak menguntungkan bila dibandingkan dengan mickroba lainnya. Adapun sifat-sifat fisiologi kapang antara lain :

1.      Kebutuhan Air
Kebanyakan kapang membutuhkan air minimal untuk pertumbuhannya dibandingkan dengan khamir dan bakteri.
2.      Suhu Pertumbuhan dan PH
Semua kapang bersifat aerobik, artinya membutuhkan oksigen dalam pertumbuhannya. Kebanyakan kapang dapat tumbuh baik pada pH yang luas, yaitu 2,0-8.5, tetapi biasanya pertumbuhannya akan baik bila pada kondisi asam atau pH rendah.
3.      Nutrisi
Kapang dapat menggunakan berbagai komponen makanan, dari yang sederhana sampai yang kompleks, kapang mampu memproduksi enzim hidrolitik. Maka dari itu kapang mampu tumbuh pada bahan yang mengandung pati, pectin, protein atau lipid.
4.      Komponen Penghambat
Beberapa kapang mengeluarkan komponen yang dapat menghambat organisme lain. Komponen ini disebut antibiotik.

2.2  Jenis-Jenis Kapang

2.2.1        Jenis Kapang yang sering di gunakan dalam Pengolahan Pangan

Beberapa jenis kapang yang sering digunakan dalam pengolahan pangan adalah sebagai berikut :
  1. Rhizopus
Rhizopus sering diebut kapang roti karena sering tumbuh dan menyebabkan kerusakan pada roti. Selain itu kapang ini juga tumbuh pada sayuran, dan buah-buahan. Spesies rhizopus yang umum ditemukan pada roti yaitu rhizopus stoloniferdan Rhizopus nigricans. Selain merusak makanan sebagian Rhizopus diguaka untuk beberapa makanan fermentasi tradisional seperti, Rhizopus oligosporus dan Rhzopus orizaeyang digunakan dalam pembuatan berbagai macam tempedan oncom hitam.
Ciri-ciri Rhizopus adalah:
a.       Hifa nonseptat,
b.      mempunyai stolon dan rhizoid yang wananya gelap jik sudah tua,
c.       Sporangiopora tumbuh pada noda dimana terbentuk juga rhizoid,
d.      sporangia biasanya besar dan berwarna hitam,
e.       kolumela agak bulat dan apofisisberbentuk seerti cangkir,
f.       tidak mempunyai sporangiola,
g.      pertumbuhannya cepat, membentuk miselium seperti kapas,
h.      Pertumbuhannya seksual dengan membentuk Zigospora,
i.        kapang bersifat heterotalik, dimana repoduksi seksual membutuhkan dua talus yang berbeda.
  1. Aspergillus
Kapang ini mampu tumbuh baik pada substrat dengan konsentrasi gula dan garam tinggi. Aspergillus orizae digunakan dalam fermentasi makanan tahap pertama dalam pembuatan kecap dan tauco. Konidia kelompok ini berwarna kuning sampai hiju, atau mungkin membentuk sklerotia.
Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
a.       Koloni berkelompok
b.      Konidiofora septet atau nonseptat
c.       Konidiopora membengkak membentuk vesikel pada ujungnya,
d.      Sterigmata atau fialida biasanya sederhana, berwarna atau tidak berwarna,
e.       Beberapa spesies tumbuh baik pada suhu 37 derajat celcius atau lebih,
f.       Konidia membentuk rantai yang berwarna hijau, coklat atau hitam.

  1. Penicillum
Penicillium menyebabkan kerusakan pada bahan sayuran,buah-buahan, dan serelia. Selain itu digunkan untuk industri,misalkan memproduksi antibiotic penisilin yang diproduksi oleh Penicillium notatum dan Penicillium chysogenum. Kegunaan lain untuk pematangan keju, misalnya keju camembert oleh Penicillium camemberti yang konidianya berwarna abu-abu dll.
Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
a.       Hifa septet, miselium bercabang biasanya berwarna,
b.      Konidiopore septet dan muncul bercabang atu tidak bercabang,
c.       Kepla yang membawa spora berbentuk seperti sapu, dengan sterigma atau fialidamuncul dalam kelompok,
d.      Konodia membentuk rantai karena muncul satu persatu dari sterigmata
e.       Konidia waktu masih muda berwarna hijau, kemudian berubah menjadi kebiry-biruan atau kecokltan.

2.2.2 Jenis Kapang yang lain

Beberapa jenis kapang yang di ketahui selain yang sering di gunakan pada pengolahan pangan, antara lain :
1.      Mucor
Mucor sering menyebabkan kerusakan makanan, tetapi sebaliknya beberapa spesies juga digunakan dalam fermentasi makanan, misalnya dalam pembuatan keju Gammelost dan pembuatan beberapa makanan Oriental. Spesies yang umum ditemukan adalah M rouxil dan M recemosus. M rouxii sering digunakan dalam proses amilo, yaitu proses sakarifikasi pati. Mucor juga disebut fungi dimorfik karena bapat berubah dari bentuk filamen menjadi bentuk seperti khamir. Pertumbuhan yang menyerupai khamir dirangsang jika kondisinya anaerobic dan dengan adanya CO2.
                   
2.      Thamnidium
Kapang jenis Thamnidium, misalnya T. elegans, sering tumbuh pada daging yang disimpan pada ruangan pendingin. Aspergillus tersebar luas di alam, dan kebanyakan spesies sering menyebabkan kerusakan makanan, tetapi beberapa spesies bahkan digunakan dalam fermentasi makanan. Jenis ini dibedakan atas18 grup aspergilla yang ter- diri dari lebih dari 100 spesies. Salah satu grup yaitu A. glaucus mempunyai spesies bernama A, repens sering menyebabkan kerusakan makanan. Kapang ini tumbuh baik pada substrat dengan konsentrasi gula dan garam tinggi. Oleh karena itu dapat tumbuh pada makanan dengan kadar air, rendah. Grup ini mempunyai konidia berwarna hijau, dan membentuk askospora yang terdapat di dalam aski di dalam perithesia berwarna kuning sampai merah. Kapang ini sering digolongkan dalam ascomycetes karena membentuk spora seksual yaitu askospora dan diberi nama Eurotium untuk
tahap seksualnya.

3.      Trichothecium
Salah satu spesies Trichothecium , yaitu T. roseum , berwarna merah muda dan sering tumbuh pada kayu, kertas, buah-buahan seperti apel, peach dan kanta- lop, serta pada sayur-sayuran misalnya pada ketimun. Kapang ini mudah dikenali karena kumpulan kondianya yang terdiri dari dua sel yang terdapat pada ujung koni- diofora yang pendek. Pada tempat perlekatan dengan konidiofora, konidia berben- tuk seperti putting susu.

4.      Geotrichum
Jenis Geotrichum kadang-kadang dimasukan ke dalam fungi yang menyerupai khamir oleh beberapa penulis. Spesies yang termasuk dalam jenis ini mungkin berwarna putih, kuning, oranye atau merah. Salah satu spesies, yaitu G, candidum sering disebut kapang susu (dairy mold) karena sering tumbuh pada produk-produk susu, membentuk koloni berwarna putih kekuningan. Hifanya septat dan biasanya bercabang. Spora seksualnya adalah arthrospora (oidia), mungkin berbentuk silinder jika berasal dari hifa dibawah permukaan, atau berbentuk oval jika berasal dari hifa aerial (di atas permukaan).

5.      Neurospora (Monillia)
Jenis ini mempunyai beberapa nama karena klasifikasinya masih membingungkan. Tetapi kebanyakan ahli percaya bahwa kapang ini harus digolongkan ke dalam kapang sempurna (perfect mold) yang memproduksi spora seksual dan di beri N. crassa merupakan spesies yang umum dijumpai pada makanan dan disebut kapang roti merah atau kapang nasi merah karena pertumbuhannya yang cepat pada roti atau nasi dengan membentuk warna merah-oranye, N. sitophila juga digu- nakan dalam pembuatan oncom merah. Pembentukan askospora yang t erdapat di dalam perithesia jarang terlihaat pada kapang ini.

6.      Sporothrichum
Salah satu jenis Sporothrichum, yaitu S, carnis, sering di temukan tumbuh pada daging yang didinginkan dan menimbulkan bintik-bintik putih.

7.      Botrytis
Dari jenis Botrytis hanya satu spesies yang penting dalam makanan yaitu B, cinerea. Kapang ini menyebabkan penyakit pada buah anggur dan sering tumbuh pada makanan.

8.      Cephalosporium
Salah satu spesies Cepholosporium yang umum dijumpai adalah C. acremonium.

9.      Trichoderma
Spesies yang umum dari Trichoderma adalah T. viride. Kapang yang tua berwar- na hijau terang terbentuknya bola-bola konidia yang lekat satu sama lain. T. viride banyak terdapat di tanah dan aktif dalam proses amonifikasi dan dekomposisi selulosa, T, viride juga memproduksi antibiotic yang dapat menghambat pertumbuhan organism lainnya. Spesies lainnya, yaitu T. resei juga diketahui memproduksi enzim selulase sehingga dapaat memecah selulosa. Scopulariopsis
Jenis ini hamper menyerupai Penicillium karena mempunyai penisili seperti sikat dan spora yang berbentuk rantai muncul dari sterigmata). Tetapi konidia Scopulariopsis berwarna cokelat kekuningan dan tidak pernah berwarna hijau. Konidiofora mungkin bercabang atau tidak bercabang, sederhana atau kompleks, dan percabangannya biasanya tidak teratur. Kepala yang membawa spora bervariasi dari sangat kompleks dan bercabang, sampai sterimata tunggal yang muncul dari hifa aerial yang pendek. Sporanya mudah dikenali karena ber- dinding tebal dan berduri, berbentuk lemon. Salah satu ujungnya runcing dan ujung yang lainnya bulat. Kapang ini membentuk koloni yang berwarna cokelat dan berserabut.

10.  Pullularia
Jenis Pullularia mempunyai konidia berbentuk oval yang tumbuh secara lateral pada seluruh bagian miselium (Gambar 11.23). Koloni berwarna pucat dan berlendir serta menyerupai khamir ketika masih muda, kemudian menjadi gelap dan membentuk miselium setelah tua. Salah satu spesies yang umum P. pullulans.

11.  Cladosporium
Cladosporium sering menimbulkan bintik bintik hitam Alternaria dan Stemphylium Kapang dari jenis Alternaria sering menyebabkan kerusakan makanan, misalnya A, citri yang menyebabkan kerusakan buah sitrus, dan A, tenuis serta A. brassicae. Massa miselium biasanya berwarna abu-abu hijau kotor, tetapi hifa secara mikroskopik hamper tidak berwarna. Konidia terdiri dari banyak sel, berwar- na cokelat dan membentuk rantai pada konidiofora.

12.  Fusarium
Kapang dari jenis Fusarium sering tumbuh pada bahan pangan dan sulit untuk diidentifikasi karena penampakan pertumbuhannya bervariasi. Ciri-ciri spesifik kapang ini adalah terbentuknya makrokonidia yang berbentuk seperti pedang dan terdiri dari beberapa sel serta mungkin berwarna. Kadang-kadang juga terbentuk mikrokonidia yang terdiri dari satu sel berbentuk oval dan tumbuh secara terpisah atau membentuk rantai. Salah satu spesies Monascus yaitu M. purpurcus, membentkuk koloni yang menyebar dan berwarna merah atau ungu. Spesies ini sering ditemukan pada produk- produk susu, dan digunakan dalam produksi ang-khak, yaitu zat pewarna yang dibuat oleh orang-orang Cina dari beras yang ditumbuhi oleh M. purpureus.

2.3  Kerusakan yang disebabkan oleh Kapang

Kapang mempunyai kisaran pH pertumbuhan yang luas, yaitu 1.5-11. Kebusukan makanan kaleng yang disebabkan oleh kapang sangat jarang terjadi, tetapi mungkin saja terjadi. Kebanyakan kapang tidak tahan panas sehingga adanya kapang pada makanan kaleng disebabkan oleh kurangnya pemanasan (under process) atau karena terjadi kontaminasi setelah proses. Kapang memerlukan oksigen untuk tumbuh sehingga pertumbuhan pada kaleng hanya mungkin terjadi apabila kaleng bocor.
Kapang lebih tahan asam, sehingga kapang sering membusukkan makanan asam, seperti buah-buahan asam dan minuman asam. Kapang seperti Bysochamys fulva, Talaromyces flavus, Neosartorya fischeri dan lain-lain telah diketahui sebagai penyebab kebusukan minuman sari buah kaleng dan produk-produk yang mengandung buah. Spora kapang-kapang ini ternyata mampu bertahan pada pemanasan yang digunakan untuk mengawetkan produk tersebut. Spora kapang ini tahan terhadap pemanasan selama 1 menit pada 920C dalam kondisi asam atau pada makanan yang diasamkan. Akan tetapi untuk mencapai konsistensi yang seperti ini, kapang tersebut memerlukan waktu untuk membentuk spora, sehingga sanitasi sehari-hari terhadap peralatan sangat penting untuk mencegah pertumbuhan kapang ini dan pembentukan sporanya. Pada umumnya kapang yang tumbuh pada makanan yang diolah dengan panas tidak menyebabkan penyakit pada manusia.

2.4  Reproduksi Kapang

1.      Spora Aseksual
Spora aseksual diproduksi dalam jumlah banyak, berukuran kecil dan ringan, serta tahan terhadap keadaan kering. Spora ini mudah beterbangan di udara dan tumbuh menjadi miselium baru di tempat lain. Dikenal enam macam spora aseksual pada fungi, berikut cirri-ciri dari masing-masing spora tersebut.
No
Jenis Spora
Ciri-Ciri
Contoh
1
Konidiospora
-          Sel tunggal atau multi sel
-          Terbentuk pada ujung konidiospora
-          Sifatnya terbuka
-          Penicillium
-          Aspergillum
-          Alternaria
-          Neurospora
2
Sporangiospora
-          Sel tunggal
-          Terbentuk di dalam sporangium pada ujung sporangiospora
-          Rizhopus
-          Mucor
-          Thamnidium
3
Arthrospora
-          Sel tunggal
-          Terbentuk dari pemisahan potongan sel hifa
- Coccidioides
4
Khlamindospora
-          Sel tunggal
-          Berdinding tebal
-          Tahan terhadap keadaan ekstrim
- Candida
5
Zoospora
-          Sel tunggal
-          Motil dengan flagela
- Saprolegnia

2.      Spora Seksual
Kenyakan spora seksual kapang timbul pada struktur spesifik yang disebut  fruiting bodies. Terdapat beberapa cirri dari spora seksual seperti dalam table berikut.
No
Spora Seksual
Ciri-Ciri
Contoh
1
Oospora
Terbentuk di dalam oogonium
Saprolegnia
2
Zigospora
Spora besar dikelilingi oleh dinding besar
Rhizopus
3
Askospora
Sel-sel tunggal di dalam askus
Neurospora
4
Basidiospora
Sel-sel tunggal timbul pada basidium
Agaricus

a.       Kapang Nonsepta
·         Oomycetes
Anggota dalam oomycetes disebut fungi tingkat rendah. Beberapa diantaranya, yaitu yang tergolong dalam kapang air, spesiesnya bervariasi dari yang sederhana sampai yang lebih komplek.
·         Zigomycetes
Zigomycetes melakukan reproduksi seksual dengan membentuk spora seksual yang disebut zigospora. Zigospora berasal dari penggabungan dua hifa yang serupa yang mungkin berasal dari satu miselium yang berbeda.

b.      Kapang Septa
·         Ascomycetes
Kebanyakan fungi yang tergolong Ascomycetes adalah khamir. Spora seksual yang diproduksi oleh Ascomycetes disebut askospora.

2.5  Kapang pada Industri Makanan

Kapang banyak digunakan dalam fermentasi makanan maupun dalam industry kimia. Kelemahan makanan yang difermentasi menggunakan kapang dibandingkan dengan yang difermentasi menggunakan bakteri atau khamir adalah karena pertumbuhan mislium kapang pada permukaan makanan yang mempengaruhi penampakan makanan. Kapang biasanya digunakan dalam fermentasi mekanan-makanan tradisional dan dalam pematangan keju. Dalam industri, kapang banyak digunakan untuk memproduksi berbagai asam, enzim, dan antibiotik. Dalam fermentasi makanan oleh kapang, enzim yang berperan terutama adalah enzim amilolitik dan proteolitik, masing-masing untuk memecah pati dan protein yang terdapat di dalam substrat. Pemecahan pati oleh enzim amilolistik penting terutama dalam pembuatan produk-produk yang menggunakan ragi, tape, dan koji sebagai startenya. Pemecahan protein oleh enzim proteolitik penting terutama dalam pembuatan kecap dan tauco. Dalam pembuatan keju biru (Blue cheese), aktivitas kapang yang diinginkan terutama adalah aktivitas lipolitiknya, dimana enzim lipase akan memecah lipid yang terdapat di dalam susu membentuk asam-asam lemak yang memberikan cita- rasa yang diinginkan pada keju Biru.
    
Produk
Bahan dasar 
Kapang
Tempe
Oncom merah
Oncom hitam
Kecap
Tauoco
Koji
Ragi tape
Keju Biru
Keju camenberi
Kedelai
Ampas tahu(tempe
gembus Bungkil kelapa
(tempe bongkrek)
Bungkil kacang merah
Ampas tahu
Kedelai
Kedelai
Beras
Tepung beras
Susu
Susu
Rhizopus oligosporus atau
R, oryzae
Neorospora sitophile
R.Oligosporus
R.oryzae
Aspergillus oryzae
A.Oryzae
A.oryzae
Rhizopus
Aspargillus
Khamir
Penicillium roqueforti
P. camenberi



BAB III
KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Kapang merupakan anggota regnum Fungi ("Kerajaan" Jamur)  yang biasanya tumbuh pada permukaan makanan yang sudah basi atau terlalu lama tidak diolah.
2.      Kapang bereproduksi dengan menggunakan spora. Spora kapang terdiri dari dua jenis, yaitu spora seksual dan spora aseksual.
3.      Reproduksi aseksual kapang dapat tumbuh dari sepotong miselium, tetapi cara ini jarang terjadi dan yang paling umum terjadi adalah pertumbuhan dari spora aseksual.
4.      Kebanyakan kapang tidak tahan panas sehingga adanya kapang pada makanan kaleng disebabkan oleh kurangnya pemanasan (under process) atau karena terjadi kontaminasi setelah proses.


DAFTAR PUSTAKA

A.    Buku-Buku
Dwidjoseputro. 2003. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta
Pelczar, M.J dan E.C.S Chan. 2005.Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI Press. Jakarta
Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi. Erlangga. Jakarta
Gandjar, I., R.A. Samson, K.U.D. Tweel-Vermenlen, A. Oetari, & I. Santoso. 1996. Pengenalan Kapang Tropik Umum. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta
Jutono, J. Soedarsono, S. Hartadi, S. Kabirun, Suhadi & Susanto. 1980. Pedoman Praktikum Mikrobiologi Umum. Departemen Mikrobiologi Fakultas Pertanian UGM, Yogyakarta

B.     Online [9 Oktober 2014]






0 komentar:

Posting Komentar

My Birthday :)

Daisypath - Personal pictureDaisypath Happy Birthday tickers
 

PURPLE CATZ Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review