Uji
Ranking
Kelompok
3
Disusun
Oleh :
Fahmi
Kurniawan 2013340125
Luneta
Aurelia Fatma 2013340014
Nurul
Sari A. 2013340071
Rini
Wahyuni 2013340046
Virda
Yuandha 2013340050
ABSTRAK
Uji ranking termasuk pada uji
skalar karena hasil pengujianoleh panelis telah dinyatakan dalam besaran
kesandengan jarak (interval) tertentu. Dalam uji ini panelis diminta membuat
urutan contoh-contoh yang diuji menurut perbedaan tingkat mututingkat sensorik.
Jarak atau interval antara jenjang (ranking) ke atas dan ke bawah tidak
harussama, misalnya jenjang no. 1 dan 2 boleh berbeda dengan jenjang nomor 2
dan nomor 3.
PENDAHULUAN
Dalam industri pangan, perbaikan produk maupun
pemilihan produk terbaik merupakan alternatif penunjang pemasaran. Keinganan
konsumen yang selalu menghendaki poduk dengan mutu yang terbaik harus dapat
dipenuhi, bila perusahaan tersebut ingin menjaring keuntungan atas penjualan
produk yang di hasilkan.
Uji Ranking dapat diterapkan untuk mencegah
permasalahan tersebut. Dengan penggunaan uji ini, perubahan mutu produk akibat
perubahaan atau perbaikan proses prduksi dapat di ukur dan diketahui, apakah
produk baru tersebut sama, lebih baik atau bahkan lebih buruk daripada prduk
yang lama. Selain itu dapat juga ditentukan mutu produk yang terbaik dan produk
mana paling digemari oleh konsumen, sehingga untuk selanjutnya jenis dan
tingkat prduk tersebut dapat digunakan sebagai standar proses pembuatan suatu
produk.
Uji Ranking termaksud dalam uji
skalar karena hasil pengujian panelis dinyatakan dalam besaran kesan dan jarak
atau interval tertentu. Panelis diminta untuk mengurutkan contoh-contoh yang di
uji berdasarkan perbedaan tingkat mutu sensorik. Jarak atau interval antara
jenjang/ranking tidak harus sama untuk tiap tingkat, misal jenjang nomer 1 dan
2 boleh berbeda dengan jenjang nomer 2 dan 3. Pada uji ini, komoditi di urutkan
dengan pemerian nomer urut, dimana
urutan pertama selalu menyatakan tingkat mutu sensorik tertinggi dan urutan
selanjtunya menunjukan tingkat yang makin rendah.
Angka atau nilai hasil uji ranking
hanya berbentuk nomer urut dan tidak menyatakan suatu besaran skalar. Disamping
itu uji ini juga tidak menyatakan contoh pembanding sebagai komoditi yang
paling tinggi, namun contoh tersebut hanya berfungsi sebagai pedoman dalam
membandingkan berbagai komoditi yang sama jenis tetapi berbeda mutunya.
Keuntungan dari uji rangking
adalah cepat, dapat digunakan untuk bermacam-macamcontoh, prosedur sederhana,
dapat menggunakan contoh baku atau tidak, dan memaksaadanya keputusan relatif
karena tidak ada dua contoh pada rank yang sama. Sedangkankelemahannya adalah
mengabaikan jumlah atau tingkat perbedaan. Contoh, nilai satu set datatidak
dapat dibandingkan langsung dengan nilai yang sama pada set data laindan
bilaterdapat perbedaan yang kecil panelis merasa harus membedakan contoh yang dianggapidentik,sehingga dapat
menyebabkan inkonsistensi pada uji rangking (Oktrafina, 2010).Uji ranking ini bisa mengukur pengaruh
proses baru terhadap mutu produk, yaitu untukmengetahui apakah produk barusama
atau lebih baik dari produk lama. Selain itu juga untuk menentukan contoh
terbaik atau produk yang paling digemari konsumen, tujuan utama pemasaran
produk itu.
Dengan menggunakan uji ranking,
uji penjenjangan atau pengurutan ini makamutu produk dapat diketahui dan diurutkan. Produk kesukaan konsumen juga bisa diketahuisehingga untuk
selanjutnya jenis atau tingkat mutu produk inilah yang dijadikan patokandalam
proses pembuatan suatu produk. Angka-angka atau nilai hasil uji ranking
yangdilakukan hanyalah nomor urut, tidak menyatakan besaranskalar. Uji ini juga
tidakmenyatakan contoh pembanding sebagai komoditi yang paling tinggi nilainya
tetapi hanyalahalat atau sarana untuk pedoman dalam membandingkan berbagai
komoditi yang sama jenisnya, sedangkan kualitasnya berbeda (Gissel, 1985).
BAHAN DAN METODE
Bahan :
ª
3 wafer dengan
pabrik yang berbeda.
ª
Kode 369 :
Wafer Richeese.
ª
Kode 258 :
Wafer Tango.
ª
Kode 721 :
Wafer Nissin.
Metode :
ª
Cara Penyajian
Pada panelis dihadapkan 3 contoh . Panelis diminta mengurutkan berdasarkan tingkat kesukaan dalam penyajiannya ketiga contoh. Cara penyajian contoh dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
369
|
258
|
721
|
ª
Cara Penilaian
Ujilah
kesukaan contoh-contoh wafer, kemudian urutkan berdasarkan kesukaan.
Berikut Formulir kelompok 3 untuk Uji Ranking.
Nama Panelis :
Tanggal Pengujian : 26 Maret 2016
Jenis Contoh : Wafer
Instruksi : Ujilah kesukaan contoh-contoh wafer, kemudian
urutkan
berdasarkan kesukaan. Tuliskan nomor kode contoh pada
kotak yang tersedia sesuai dengan tingkat kesukaan.
Kode
|
Form
Penilaian
|
||
I
|
II
|
III
|
|
|
|
|
|
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Penilaian tiga jenis Wafer berdasarkan tingkat kesukaan
Panelis
|
369
|
258
|
721
|
Richeese
|
Tango
|
Nissin
|
|
Prima Sari
|
1
|
3
|
2
|
Matthew Haris C.
|
2
|
1
|
3
|
Yudi Maulana
|
1
|
3
|
2
|
Galih Saputra
|
1
|
2
|
3
|
Ulfa Ina
|
2
|
3
|
1
|
Veronika
Rengganis
|
1
|
3
|
2
|
Niken Larasati
|
2
|
3
|
1
|
Listy
|
2
|
3
|
1
|
Marini Diana N.
|
3
|
2
|
1
|
Putri Silvia
|
1
|
3
|
2
|
Total
|
16
|
26
|
18
|
B.
Hasil
Transformasi Penilaian Wafer menggunakan Tabel Fisher dan Yates
Panelis
|
369
|
258
|
721
|
Richeese
|
Tango
|
Nissin
|
|
Prima Sari
|
0.85
|
-0.85
|
0
|
Matthew Haris C.
|
0
|
0.85
|
-0.85
|
Yudi Maulana
|
0.85
|
-0.85
|
0
|
Galih Saputra
|
0.85
|
0
|
-0.85
|
Ulfa Ina
|
0
|
-0.85
|
0.85
|
Veronika
Rengganis
|
0.85
|
-0.85
|
0
|
Niken Larasati
|
0
|
-0.85
|
0.85
|
Listy
|
0
|
-0.85
|
0.85
|
Marini Diana N.
|
-0.85
|
0
|
0.85
|
Putri Silvia
|
0.85
|
-0.85
|
0
|
Total
|
3.40
|
-5.10
|
1.70
|
gambar tabel Fisher dan Yates
Keterangan :
-
Urutan
:
1
= Peringkat Paling Baik
2
= Peringkat Baik
3
= Peringkat Paling Rendah
-
Dilihat
dari Lampiran 1 mengenai Tabel Fisher dan Yates
Analisa
sidik ragam
Faktor koreksi = 0 ....CF (Corection Factor)
Jk SampeL = (3.402 + (-5.102) + 1.702) -fC
= 4.04
Jk Panelis =
0/3
=
0
JK Total =
(0.852+02+0.852+...+0.852+02)-CF
=
14.45
JK error =
JK total-JK sampel-JK panelis
=
14.45 – 4.04 – 0
= 10.41
Tabel
daftar sidik ragam contoh wafer
Sumber keragaman
|
Db
|
JK
|
KT
|
Fhitung
|
Ftabel
|
Contoh
|
2
|
4.04
|
2.58
|
4.44
|
|
Panelis
|
9
|
0.00
|
|
|
|
Galat
|
18
|
10.41
|
0.58
|
|
|
Total
|
29
|
14.45
|
|
|
|
Nilai
F hitung (4.44) kemudian di bandingkan dengan Ftabel (lampiran 4 dan 5) yang
bernilai18.0 pada = 0.01 dan 6.95pada 0.05.ternyata nilai Fhitung selalu lebih
rendah dari Ftabel sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan sangat nyata
(**) antar perlakuan.
Untuk
mengetahui perlakuan mana yang sama atau lebih dari yang lain memerlukan
analisalebih lanjut terhadapperlakuan tersebut. Sementara untuk hasil analisis
sidik ragam yang memeberikan hasil tidak berbeda nyata, tidak perlu dilakukan
analisis lanjut analisiyang biasa dilakukan adalah uji Ducan seperti dijelaskan
sebagai berikut :
Uji
sebaran Ducan
a. Menghitung
standar error rata-rata.
Jumlah Pengamatan
10
=
0.240
b. Menentukan
range dan LSR
Dari
lampiran 6 pada range tingkat nyata 5% dengan db error = 18 diperoleh data
sebagai berikut :
P
|
2
|
3
|
4
|
Range
|
2.97
|
3.12
|
3.21
|
LSR
|
0.712
|
0.748
|
0.770
|
PEMBAHASAN
Uji
ranking merupakan uji yang digunakan untuk menilai produk atau bahan pangan
yang terbaik dan disukai oleh konsumen dengan cara mengurutkan beberapa produk lalu
dipilih mana yang paling baik yang akan digunakan, dan yang paling jelek
dihilangkan. Pada dasarnya mutu suatu
produk pangan yang spesifik dapat berupa bau, rasa, flavor, warna dan
sebagainya mempunyai pengaruh nyata di dalam menentukan derajat penerimaan
konsumen terhadap produk pangan tersebut. Dengan menggunakan uji ini, perubahan
mutu produk akibat perubahan atau perbaikan proses produksi dapat diukur dan
diketahui apakah produk tersebut sama, lebih baik, atau bahkan lebih buruk dari
pada produk yang lama. Selain itu, dapat juga ditentukan mutu produk yang
terbaik dan produk mana yang paling digemari oleh konsumen, sehingga untuk
selanjutnya jenis dan tingkat produk tersebut dapat digunakan sebagai standar
proses pembuatan suatu produk.
Pada praktikum kali ini disediakan 3 jenis produk wafer yang berbeda merk, kemudian dilakukan uji ranking
pada ketiga wafer tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah
dilakukan pada ketiga produk tersebut diperoleh data hasil pengujian sampel yang dilakukan oleh 10
orang panelis pada
masing-masingsampel,
dengan parameter yang diujikan yaitu kesukaan.
Pada uji sensori ketiga produk waferyaitu “Richeese” dengan kode sampel
369, “Tango” dengan kode sampel 258 dan
“Nissin” dengan nomor kode 721 terhadap
parameter kesukaan dihasilkan bahwa setelah dilakukan pengujian dihasilkan data
dari masing-masing panelis selanjutnya dilakukan perhitungan dengan analisis
sidik ragam dengan kesimpulan bahwa ketiga produk wafer tersebut terdapat
perbedaan yang sangat signifikan yang berpengaruh nyata pada
tingkat kesukaan panelis dari wafer pada taraf 5% (p>0,05).
Dari tabel Fisher dan Yates
diperoleh hasil, bahwa pada parameter kesukaan yang diujikan, terdapat nilai
total dari wafer “Richeese”, “Tango”,
dan “Nissin” secara berturut-turut yaitu 3.40, -5.10 dan 1.70. disimpulkan
bahwa dari ketiga wafer tersebut, wafer yang mempunyai kode 369 “Recheese” yang
memiliki tingkatan kesukaan paling baik. Hal ini dapat dikarenakan panelis
memberikan respon yang sama atau mempunyai kesukaan yang sama dalam menilai
wafer Recheese dari ketiga wafer tersebut. Dan sedangkan pada wafer yang
mempunyai kode 721 “Nissin” mempunyai tingkatan kesukaan yang baik dan 258
“Tango” memiliki tingkatan kesukaan yang paling rendah.
Pada
uji Duncan ditentukan standart error (SE) yaitu 0,240, penggunaan Duncan chart
dengan 3 perlakuan yaitu P 2 dengan range 2,97 kemudian didapat LSR (Least
Significans Range) 0,712, lalu P 3 dengan range 3,12 kemudian didapat LSR 0,748.
Setelah didapat LSR tersebut maka dilakukan pembandingan dan hasil perbandingan
dapat membuktikan bahwa tingkat kesukaan wafer berbeda nyata.
Dalam
melakukan pengujian ini, panelis yang digunakan dalam uji rangking kali ini
adalah panelis semi terlatih yang telah diberikan penjelasan singkat mengenai
produk dan latihan sekedarnya. Dan dalam penilaian terhadap parameter-parameter
tersebut bersifat sangat subyektif sehingga setiap panelis tidak selalu
memberikan kesan yang sama karena terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi
panelis terhadap hasil pengujian tersebut, diantaranya kondisi psikologis
panelis (seperti: error of habituation yaitu panelis yang cenderung memberikan
nilai atau respon yang sama terhadap sampel, error of expectation yaitu adanya
informasi yang diberikan yang menimbulkan bias terhadap penilaian, logical
error yaitu panelis berpikir misalnya warna dari sirup tersebut kurang orange
maka rasanya kurang manis, error of central tendency yaitu panelis menilai
sampel yang ditengah paling bagus, time error yaitu penyaji menyajikan sampel
dari yang kurang dan yang terakhir sampel yang bagus), faktor fisiologis
panelis, kesehatan dari panelis, serta suasana dan tempat pengujian yang kurang
kondusif yaitu cenderung ramai akan mempengaruhi konsentrasi dari panelis
sehingga hasil yang diperoleh kurang optimal.
KESIMPULAN
Kelompok
3 menyimpulkanUji Ranking di dalam industri pangan dapat digunakan salah
satunya adalah untuk reformulasi suatu produk baru, sehingga dapat
diketahui ada atau tidaknya perbedaan antara produk lama dan baru.
Kelemahan uji duo trio adalah sulit mendeskripsikan sampel yang sama dengan
pembanding karena panelis akan sulit untuk mengingat secara detail bahan
yang sedang dianalisis, biasanya uji ini dapat dilakukan dengan mudah oleh
seseorang yang memiliki daya ingat yang tinggi.
Dari hasil praktek yang telah dilakukan dapat
disimpulkan sebagai berikut :
-
Ketiga
produk wafer terdapat perbedaan yang sangat signifikan yang berpengaruh
nyata pada tingkat kesukaan panelis dari wafer pada taraf 5% (p>0,05)
-
Hasil perbandingan LSRdapat membuktikan
bahwa tingkat kesukaan wafer berbeda nyata.
-
Berdasarkan tabel Fisher dan Yates wafer yang mempunyai kode 369
“Recheese” memiliki tingkatan kesukaan paling baik, wafer yang mempunyai kode
721 “Nissin” mempunyai tingkatan kesukaan yang baik, dan 258 “Tango” memiliki
tingkatan kesukaan yang paling rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Aini, Nur dkk. 2013. Petunjuk Praktikum Evaluasi Sensori.
Program Studi Ilmu danTeknologi Pangan, Purwokerto.
Anonim. 2013. “Uji Ranking”
(on-line).http://www.scribd.com/doc/96109695/Uji-Ranking, diakses pada 30 April 2013.Jellinek, Gissel. 1985.
Evaluation of Food
. Bills Howard Limitted. England.Kartika,
B., Pudji, H., Wahyu, S. 1988. Pedoman Uji
Indrawi Bahan Pangan. UGM-Press,Yogyakarta.Oktafrina dan Surfiana.
2010.
BPP Evaluasi Sensoris. Politeknik Negeri
Lampung,Lampung.Soekarto, S. T. 1985. Penilaian Organoleptik. Bharata Karya Aksara, Jakarta.Supriyatna,
Endang dkk. 2007.
Analisis Organoleptik.
Pusat Pendidikan dan PelatihanIndustri
Departemen Perindustrian RI, Bogor.
0 komentar:
Posting Komentar