LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
PENETAPAN KHLORIDA SEBAGAI PERAK
KHLORIDA
Disusun
Oleh:
Kelompok 1
Anne Meilinda (2013340003)
Indah Rahmawati (2011340023)
Luneta Aurelia (2013340014)
Rima Ayu Aditias Putri (2011340027)
Rizki Kurnia (2013340044)
Siti Fara Juliastuti (2013340051)
Jurusan Teknologi Pangan
Fakultas Teknologi Industri
Pertanian
Universitas Sahid Jakarta
2014
Judul : Penetapan Khlorida sebagai Perak Klorida
Tanggal
Praktikum : 7 Mei
2014
A. Tujuan
Untuk menentukan kadar Cl dalam
AgCl.
B. Prinsip
Pada
penetapan khlorida sebagai perak khlorida di lakukan dengan cara menambahkan
air destilasi pada khlorida kemudian di aduk dan di tambahkan HNO3
pekat. Kemudian pada larutan yang dingin, di tambahkan AgNO3 lalu di
aduk dan endapkan. Untuk mendapatkan kadar Cl dalam AgCl di butuhkan proses
penyaringan, pencucian endapan, dan pemijaran.
C. Teori singkat
Prinsip penetapan secara gravitasi dari suatu unsur
atau zat adalah bahwa unsur atau zat tersebut diendapkan dengan suatu zat
pereaksi sebagai oksida atau garam dari unsur atau zat itu yang tak perlu larut
atau mengendap. Endapan itu kemuadian disaring dan dicuci sehingga bersih dari
kotorn-kotoran dan dipijarkan. Setelah dingin, endapan itu kemudian ditimbang
untuk mengetahui beratnya. Dari berat endapan yang dihasilkan dapat diketahui
kadar unsur atau zat itu. Untuk endapan yang dapat memecah bila dipijarkan
endapa itu cukup dipanaskan pada suhu 100ºC dalam cawan Gooch yang kering
(semua airnya menguap).
Hal-hal
yang perlu diperhatikan:
1)
Air
Suling
Pada
semua penetapan gravimetri atau volumetri harus digunakan air suling atau
aquadest, sedangkan air keran hanya dipakai untuk mencuci alat-alat saja. Dalam
hal ini pun semua alat-alat kaca sebelum dipergunakan terutama alat yang masih
basah harus dibilas terleih dahulu dengan air suling.
2)
Cara
Menyaring, Mencuci Endapan dan Pemijaran
Endapan
sebelum dipijarkan haru disaring dan dicuci dari kotoran. Untuk menyaring suatu
endapan diperunakan kertas saring yang sesuai dan diletakkan pada corong
sedemikian rupa. Endapan yang telah mengendap mula-mula disaring cairannya
melalui suatu pengaduk kaca sampai semua cairannya habis dan kemudian
endapannya dicuci dengan air pencuci. Mencuci endapan dapat dilakukan didalam
piala gelas atau didalam kertas saring.
Bila
dicuci dalam piala gelas, endapan itu ditambahkan sejumlah air pencuci sambil
terus diaduk dengan pengaduk dan setelah mengendap cairannya disaring.
Penambahan air pencuci diulang sampai beberapa kali sampai endapan bersih dari
kotoran (saringannya diuji). Endapan beserta kertas saring dengan hati-hati
dipindahkan ke dalam cawan porselen yang telah diketahui beratnya, kemudian
diletakkan di atas segitiga dan dipanaskan dengan api kecil.
Setelah
kertas saringnya terbakar habis, kemudian api dibesarkan sampai noda hitam baik
pada penggan maupun pada endapan habis terbakar. Cawan beserta endapan yang
telah bersih kemudian dimasukkan ke dalam eksikator (dengan menggunakan gegep
besi) dan setelah dingin baru ditimbang. Pemijaran diulang beberapa kali sampai
diperoleh bobot yang tetap.
3) Kertas Saring
Kertas
saring ada dua jenis:
a. Kertas saring kualitatif: adalah
kertas saring yang digunakan untuk menyaring larutan-larutan atau pereaksi
secara kualitatif.
b. Kertas saring kuantitatif: adalah
kertas saring yang digunakan untuk menyaring endapan-endapan secara
kuantitatif. Kertas saring ini bila diabukan tidak meninggalkan abu atau
meninggalkan abu yang sedikit sekali, tidak lebih dari 0.0001 g, sehingga dapat
diabaikan.
Kertas
saring kuantitatif ada beberapa macam diantaranya:
§ Kertassaring
Whatman No. 41: digunakan untuk menyaring endapan gelatin dengan penyaringan yang
sangat cepat, terutama untuk edapan-endapan hidroksida seperti Fe(OH)3,
Al(OH)3, dan SiO2, xH2O.
§ Kertassaring
Whatman No. 42: digunakan untuk menyaring endapan kristalin (fine crystalline)
dengan penyaringan agak lambat seperti penyaringan endapan BaSO4,
NiS, dsb.
§ Kertas
saring Whatman No. 40: digunakan untuk menyaring endapan yang ukuran
partikelnya sedang seperti MgNH4PO4, PbSO4, Ca-
oksalat dan sebagainya.
D. Alat dan Bahan
-
Batang pengaduk - Klorida padat
-
Pipet tetes - Air
destilasi
-
Gelas piala 250ml - HNO3 padat
-
Kertas saring - AgNO3 0,1 M
-
Kaca arloji - HCl 0,1 M
E. Cara Kerja
-
Timbang ± 0.2 g klorida padat ke dalam
gelas piala 250ml. Tambahkan 150ml air destilasi, aduk sampai zat melarut dan
tambahkan 0.5 ml HNO3 pekat.
-
Kepada larutan yang dingin, tambahkan
AgNO3 0.1 M perlahan-lahan dan terus diaduk. Endapkan.
-
Panaskan suspensi sampai hampir
mendidih, aduk terus dan jaga temperature sampai endapan berkoagulasi dan
filtrate jernih (1-3 menit). Untuk memastikan pengendapan telah sempurna,
tambahkan beberapa tetes perak netrat pada filtrate. Jika tidak terbentuk
endapan lagi, sisihkan ke tempat gelar dan diamkan selama ± 1 jam.
-
Saring endapan dan cuci endapan 2-3 kali
secara dekantasi dengan ± 10 ml asam nitrat encer. Pada filtart diuji apakah
masih terdapat endapan sehingga tidak lagi menimbulkan kekeruhan dengan 1-2
tetes asam klorida 0,1 M.
-
Taruh endapan dalam oven dengan suhu 1300
- 1500 C selama kurang lebih 15-30 menit.
-
Dinginkan dalam desikator dan timbang.
-
Hitung kadar klorida yang terkandung
dalam sampel.
F.
Hasil
Pengamatan
Analisis Kuantitatif – Gravimetri (Penetapan
Khlorida sebagai Perak Khlorida)
-
Berat khlorida (NaCl) 0,276 gram
-
Berat kaca arloji 19,885 gram
-
Berat kertas saring 0,890 gram
Berat kaca arloji + endapan +
kertas saring = ............ gram
19,885 +
22,408 + 0,890 = 43.183 gram
G.
Data
perhitungan
Cl- + Ag+
AgCl (Endapan)
Berat AgCl = (Berat kaca arloji + endapan +
kertas saring) – Berat kaca arloji kosong – Berat kertas saring
= 43, 183 – 19,885 –
0,890
= 22,408
Faktor gravimetri =
=
=
0.329
%Cl =
x
100%
=
x
100%
=
26, 71%
H. Pembahasan
Pada
praktikum penetapan khlorida sebagai perak klorida dengan tujuan untuk
mengetahui kadar Cl di dalam AgCl. Ketika klorida padat di timbang di dapatkan
0.276 g, kemudian di masukkan ke dalam gelas piala 250ml. Setelah itu di
tambahkan 0.5 ml HNO3 pekat. Lalu tambahkan AgNO3 0.1 M
perlahan-lahan dan terus di aduk hingga terlihat endapan. Berdasarkan teori, endapan
terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan ke
larutan (S) satu endapan, menurut defenisi adalah sama dengan konsentrasi molar
dari larutan jenuhnya. Kelarutan tergantung pada berbagai kondisi seperti
suhu, tekanan, konsentrasi bahan-bahan lain dalam larutan itu dan pada
komposisi pelarutnya. Jelas terlihat bahwa konsentrasi pelarut sangat
berpengaruh dengan proses pengendapan, konsentrasi pereaksi yang kurang tidak
menjenuhkan larutan, artinya nilai dari kspnya lebih besar dari nilai hasil
kali kelarutannya. Hasil kali kelarutan secara umum dilambangkan dengan Qc dan cara
menghitungnya sama dengan Ksp yaitu merupakan hasil kali konsentrasi ion-ion
yang terurai dalam suatu garam sukar larut. Perbedaannya, nilai Qc menunjukkan
hasil kali kelarutan pada keadaan yang belum bisa dipastikan apakah larutan
tersebut belum jenuh, tepat jenuh atau lewat jenuh (terbentuk endapan)
sedangkan Ksp adalah hasil kali konsentrasi ion-ion yang terurai dalam suatu
garam sukar larut pada keadaan maksimum (tepat jenuh). Ketentuannya sebagai
berikut :
Jika nilai
Qc
Jika nilai
Qc=Ksp maka larutan tersebut tepat
jenuh.
Jika nilai
Qc>Ksp maka larutan tersebut lewat
jenuh (ditandai dengan terbentuknya endapan karena pelarut tidak mampu lagi
melarutkan zat terlarut yang dalam hal ini adalah garam sukar larut). Setelah terbentuknya endapan, suspensi
kemudian di panaskan hampir mendidih sambil terus di aduk. Tujuan pengadukan
adalah apabila tidak diaduk terus-menerus maka akan
mengendap akibat gaya gravitasi bumi. Oleh karena itu suspensi tidak stabil.
Semakin besar ukuran partikel tersuspensi semakin cepat pengendapan itu
terjadi. Jaga terus temperature sampai endapan
berkoagulasi dan filtrat jernih (1-3 menit). Perak klorida akan berkoagulasi di
dekat titik kesetaraan. Diamkan beberapa saat agar endapan mengendap dan
kemudian untuk memastikan pengendapan telah sempurna, di tambahkan beberapa
tetes perak nitrat pada filtrat. Jika
tidak terbentuk endapan, maka perak nitrat itu berlebih. Setelah itu sisihkan
ke tempat yang gelap dan di diamkan selama
1 jam. Hal ini di lakukan untuk mengetahui
kuantitas kasar larutan perak nitrat. Setalah 1 jam, saring endapan dengan
kertas saring. Kertas saring di bentuk menjadi segitiga dengan lipatan dua kali
kemudian di taruh di corong. Tujuannya adalah untuk memisahkan suspensi dengan
cairan atau memisahkan zat terlarut dengan zat padat. Cuci endapan 2-3 kali
secara dekantansi (pemisahan zat pada yang tidak ikut
terlarut di dalam pelarutnya dengan cara dituangkan, sehingga akibatnya cairan
tersebut akan terpisah dari zat padat yang tercampur) dengan
10 ml asam nitrat encer. Tujuan penggunaan asam nitrat adalah
untuk menguji apakah semua AgCl telah terendap. Kemudian pada filtrat di uji apakah masih
terdapat endapan sehingga tidak lagi menimbulkan kekeruhan dengan 1-2 tetes
asam klorida 0.1 M. Taruh endapan dalam oven dengan suhu 1300 - 1500C
selama 15 – 30 menit. Tujuannya adalah untuk mendapatkan kristal dari endapan.
Setelah di oven, dinginkan dalam desikator. Fungsi desikator adalah untuk mengeringkan dan mendinginkan sample yang akan di gunakan untuk uji
kadar air. Setelah itu, di
dapatkan kadar klorida yang ada di dalam AgCl. Selanjutnya di timbang dan setelah
di hitung di ketahui bahwa persen Cl yang di dapatkan sebanyak 26.71%.
I. Pertanyaan
1. Mengapa
asam nitrat digunakan pada waktu reaksi pengendapan?
2. Mengapa
asam khlorida ditambahkan pada filtrat hasil reaksi?
J.
Jawaban
1. Karena,
asam nitrat diperlukan untuk menguji apakah semua AgCl telah terendap.
2. Asam
khlorida ditambahkan pada filtrat akhir reaksi untuk memberikan lingkungan asam
dan mengurangi ion pengotor lain.
K.
Kesimpulan
dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum analisa Gravimetri (Penetapan
Khlorida sebagai Perak Khlorida) dapat di simpulkan bahwa :
·
Dari AgCl di dapatkan kadar Cl yang terkandung
adalah 26.71%
·
Pemakaian zat pereaksi yang terlalu
benyak, mungkin tidak akan terjadi endapan karena terbentuknya ion kompleks,
sehingga pemakaian zat pereaksi secara berlebihan tidak berguna dan merupakan
pemborosan, juga dapat menyulitkan proses analisa.
·
Larutan pencuci endapan berguna untuk
membersihkan endapan dengan cara melarutkan kotoran yang terdapat dalam
endapan. Dalam hal ini adalah air hangat dan HCl encer.
·
Berdasarkan teori, endapan
terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan ke
larutan (S) satu endapan, menurut defenisi adalah sama dengan konsentrasi molar
dari larutan jenuhnya.
·
Kelarutan tergantung pada berbagai kondisi
seperti suhu, tekanan, konsentrasi bahan-bahan lain dalam larutan itu dan pada
komposisi pelarutnya.
Saran
·
Terlalu banyak hal yang menyangkut
pembahasan praktikum. Oleh karena itu, perlu dibutuhkan banyak referensi yang
harus dikutip dari berbagai sumber.
·
Selama praktikum
mungkin kami melakukan kesalahan prosedur, karena kadar Cl mempunyai
persentase yang lebih rendah dari seharusnya. Hal ini menjadi pembelajaran bagi
kami untuk lebih teliti lagi menjalankan prosedur kerja praktikum.
Daftar
Pustaka
Underwood,
A.L, dan Day, R.A., 1981, Analisis Kimia Kuantitatif, Erlangga, Jakarta.
Khopkar. 1990. Konsep
Dasar Kimia Analitik. UI Press. Jakarta.
Anonim. (2013).
Gravimetri. [Online]. http://sartinichemistry.blogspot.com/2013/05/analisis-gravimetri_14.html
[5 Mei 2014]
Anonim. (2013).
Gravimetri. [Online]. tothelastbreath.wordpress.com/.../analisa-gravimetri/ [5 Mei 2014]
Anonim. (2013). Suspensi.
[Online]. http://smagakimia.wordpress.com/materi-kimia-kelas-xi/ [5 Mei 2014]
Anonim. (2013).
Dekantansi. [Online] http://www.dwijo.com/2012/01/dekantasi-adalah-pengertian-dekantasi.html
[5 Mei 2014]
Anonim. (2013).
Desikator. [Online] http://heryanalis.blogspot.com/2013/02/desikator.html
[5 Mei 2014]
0 komentar:
Posting Komentar