Powered By Blogger

Rabu, 07 September 2011

Kenyatan yang menyedihkan

Diposting oleh Luneta Aurelia Fatma di 04.31.00
Dia...
Dia adalah seorang cowok yang sudah aku kagumi selama 5 tahun, semenjak aku kelas 1 SMP. Sampai saat ini, dia pun tak pernah mengetahui rasa sayangku ini. Rasa yang telah aku pendam dari 5 tahun yang lalu hingga saat ini. Walau dia tak pernah dekat denganku tapi aku tak tau mengapa, aku bisa merasakan jatuh cinta yang luar biasa terhadapnya. Dia adalah Vino, yang sekarang menjadi kakak kelasku yang umurnya beda setahun denganku, aku sangat senang bisa satu sekolahan dengannya hingga sampai saat ini.

"Ade" dia tersenyum, ketika berpapasan denganku dikoridor sekolah.

"Iya ka? hehe" mukaku memerah, dan selalu salting ketika bertemu dengannya.

Lalu, kami pun berlalu begitu saja. Selalu seperti itu setiap kami bertemu. Tak pernah berbicara terlalu panjang bahkan di SMS atau jejaring sosial pun kami tak banyak bercakap-cakap. Namun, aku tau hampir semua tentang dia. Aku gak tau mengapa cinta ini bisa tumbuh, tanpa ada pendekatan.

***

Hari ini, hari menyedihkan bagiku. Ibuku yang sebagai orangtua tunggalku meninggal dan menyusul kematian Ayah yang telah tiada sejak 6 tahun. Aku sangat amat terpukul. Tapi, tak kusangka sosok yang tak pernah aku pikirkan akan datang kerumahku untuk melayat, sosok yang selalu aku inginkan. Vino.

"Ade, kamu yang tabah ya." dia menghampiriku, tepat berada disampingku. Tak pernah sebelumnya sedekat dan selama ini dia berada didekatku.

"Iya kak. Makasih." mukaku memerah, tiba-tiba tangisku berubah menjadi senyum kecil.

"Siapa yang akan mengurus kamu nanti Sarah?" tanyanya dengan wajah yang sangat menunjukkan bentuk kepedulian.

"Mungkin tanteku kak. Aku sedih" kataku lirih

"Oh, kamu pasti bisa kok dede Sarah. Semangat ya!" Vino mengacak sedikit rambutku. Saat itulah pertama kali iya menyentuhku. Aku begitu senang, aku hanya bisa tersenyum kecil.

***

Sebulan berlalu.
Keadaan berlalu seperti biasa, aku selalu semangat dalam menghadapi keseharianku. Walau, Vino tak pernah lagi menyemangatiku seperi saat itu. Aku cuma bisa melihatnya dari jauh tak berani untuk menyapanya ataupun mendekatinya, aku malu.
Aku cuma selalu berdoa "Tuhan, Izinkan aku untuk memilikinya. Aku mohon. Aku sangat menyayanginya, hingga sampai saat ini aku. Aku ingin, berikan aku kesempatan untuk memilikinya untuk selamanya"

***

"Sarah, Tante ingin berbicara padamu." Tante Mei mendekatiku dengan wajah serius disuatu pagi di hari Minggu.

"ada apa Tante?" tanyaku heran.

"Kamu sudah besar dan sekarang Ibu dan Ayahmu telah tiada. Sebelumnya tante minta maaf telah merahasiakan ini padamu. ini..." Tante Mei memberikan sebuah surat. Perlahan aku membukanya. Itu surat dari Ibu.

*Sarah sayang,
Maafkan Ibu karna tidak pernah bercerita sebelumnya.
Sebenarnya, kamu adalah bukan anak kandung kami berdua. Waktu kamu berumur 2 tahun, ada seorang Wanita menitipkan kamu ke kami. Ibu itu sedang kesulitan Ekonomi. Ibu cuma ingin kamu mengetahui siapa orangtua kandungmu. Ibu tak pernah menemui wanita itu lagi karna sudah terlanjur sayang padamu. Ibu takut mereka mengambilmu dari tangan kami. Jika sekarang kamu ingin tau siapa orangtua kandungmu, Tante Mei akan mengantarkan kamu kepada orangtua kandungmu.*

Aku menangis, lalu menatap Tante Mei penuh harap. Namun, aku menghapus air mataku teringat kata-kata Vino, aku harus semangat!

***

Tante Mei mengantarkanku kesebuah rumah, rumah yang besar nyatanya. Sebelumnya Tante Mei sudah bilang kepada orangtua kandungku bahwa aku akan datang. Tiba-tiba seorang Wanita keluar dari balik pintu rumah, ia tersenyum dan menyapaku ramah. Ternyata dia lah orangtua kandungku. Dia amat baik hati kepadaku, tak lama aku pun mencoba berusaha beradaptasi dengan keadaan disana.

"Inoooo" Ibuku memanggil seseorang.

"Ibu manggil siapa?" tenggorokkanku tercekat ketika menyebut kata 'ibu', aku belum terbiasa.

"Kakakmu sayang" dia tersenyum

Sosok yang dipanggilpun datang, aku membelalakan mata.

"kak......kak Vino?" bibirku bergetar, tak sanggup menerima kenyataan.

"Hey? Sarah?" ia juga sedikit heran melihatku.

"ini adik kamu yang sudah hilang" mata Ibu berkaca-kaca karna terharu. Tapi, mataku lebih dulu sudah menjatuhkan air mata.

"wah senang sekali ya?" Vino tersenyum lugu. "kenapa kamu menangis?" tanyanya ketika melihatku terisak.

"kelilipan kak hehe" tawaku kecil yang memendam sangat amat rasa menyedihkan.

***

"Sarah" Vino mengetuk pintu kamarku.

"masuk" kataku sambil menghapus air mataku.

"kamu kenapa? kamu ada masalah? atau masih sedih karna kehilangan orangtuamu? cerita aja sama kaka oke" Vino tersenyum sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Kadang kenyataan emang gak memihak sama kita ya kak" kataku

"Iya itulah takdir dari Tuhan, harus kita jalankan dengan ikhlas"

Nafasku seakan ingin berhenti, dan jantungku seakan ingin ikut berhenti berdetak mendengar perkataan Vino.

"Gak nyangka yah aku ternyata adik kandung kamu kak"

"iya, tapi aku senang bisa jadi kakak kandung kamu de"

"kakak tau gak?" tanyaku menatap matanya lekat.

"tau apa?"

"Aku sayang kamu" Akhirnya bibirku mengucapkan 3 kata itu.

"Aku juga sayang kamu de" Vino lagi-lagi tersenyum membuat dadaku sakit.

"Aku sudah sayang kaka sejak 5 tahun"

"5 tahun?"

"Ya, sampai saat ini." aku tersenyum walau sangat pedih. "Aku berharap aku bisa miliki kakak seutuhnya dan selamanya"

"masksud kamu de?" Vino mulai bingung

"Aku sayang kakak, Aku Cinta sama kakak. Dari dulu aku berharap lebih, tapi harapan itu musnah kak. MUSNAH!!!" Tangisku pun pecah, Vino memelukku dan membelai rambutku.

Sambil berbisik "Aku sayang kamu de, tapi sebagai Adik. Gak lebih." Vino pergi keluar kamarku dan meninggalkanku begitu saja.

***

Kini, aku sudah memiliki dia seutuhnya dan selamanya. Tapi, begitu menyakitkan ketika aku mengetahui bahwa orang yang selama ini aku Sayangi ternyata adalah kakak kandungku sendiri. Yang aku tau, seorang Adik gak akan mungkin bisa mempertahankan rasa Cintanya terhadap kakaknya.Seorang adik gak mungkin JATUH CINTA sama kakaknya. Kenyataan memang kadang tak selalu memihak pada apa yang aku harapkan. Meski doaku terkabul, tapi kini aku tak bisa mencintai orang yang aku sayang seutuhnya. Karna hubungan kami hanya sebatas kakak dan adik, gak lebih.

Aku akan melupakan semua rasa cintaku pada Vino, karna percuma aku tak akan mungkin memaksakkan cinta terhadap saudara kandungku itu.



Luneta Aurelia Fatma ----> No Copas


0 komentar:

Posting Komentar

My Birthday :)

Daisypath - Personal pictureDaisypath Happy Birthday tickers
 

PURPLE CATZ Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review