Tuhan memberikanku kesempatan, berualang kali. Tapi aku,
menyiakannya.
Tuhan memberikanku kekuatan, berulang kali. Tapi aku,
mengecewakannya.
Tuhan tak pernah marah. Dia selalu memberikanku jalan untuk
mencapai mimpiku. Tapi aku, lagi dan lagi mengabaikan.
Aku lelah berdoa dan berharap. Tapi, aku masih mau kembali
bangkit. Agar Tuhan menyayangiku kembali saat melihat aku mengangangkat kedua
tanganku. Agar Tuhan mengabulkan harapan-harapan kecilku yang rapuh.
Aku sedang merasa rapuh. Ketika aku di hadapkan gagal untuk
yang ke dua kalinya. Gagal mencapai apa yang aku inginkan dan harapkan. Gagal
melukis senyum di bibir kedua orangtua ku. Dan aku pun gagal membuat diriku
sendiri bahagia.
Aku terpuruk...
Menangis setiap malam, di balik selimut, di kehampaan dan
kegelapan. Menangisi keterpurukanku. Apa yang salah?
Aku merasa hancur...
Menangis setiap malam, di balik selimut, memandang
langit-langit kamar, terisak perih. Menangisi kehancuranku. Apa yang salah
denganku?
Masa depan pendidikanku yang aku harap akan cerah di sebuah
Perguruan Tinggi, rasanya sulit sekali ku gapai. Saat melihat orang-orang yang
lebih beruntung dariku, aku hanya bisa menahan perih. Ada kesedihan yang
terbesit dari raut wajah kesedihan. Jujur, aku tak sanggup. Tapi, aku memang
merasa salah dan belum merasa maksimal saat berusaha.
Kini yang aku punya hanya sisa-sisa waktu. Tinggal menunggu,
apakah rasa sesak yang hadir lagi atau malah kebahagiaan yang sangat indah.
Apapun itu. Apapun takdirNya. Aku harus kuat dan tegar. Karena
Allah menyayangiku :)