Powered By Blogger

Jumat, 20 Desember 2013

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA : Persiapan Koloid

Diposting oleh Luneta Aurelia Fatma di 20.05.00


LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Persiapan Koloid
29 Oktober 2013


Disusun Oleh :

                                                Aprilisa Siwi Lestari   (2013340003)
                                                Kinanty Praha Saputri (2013340011)
                                                Lina Anisah                 (2013340005)
                                                Luneta Aurelia            (2013340014)
                                                M.Rofit Amrizal         (2013340096)

Jurusan Teknologi Pangan
Fakultas Teknologi Industri Pertanian
Universitas Sahid Jakarta
2013


PERSIAPAN KOLOID
1.      Tanggal Praktikum: Selasa, 29 Oktober 2013
2.      Tujuan
Untuk mempelajari sifat-sifat kolid
3.      Teori Singkat
            Koloid berasal dari bahana Yunani ‘kolia” yang artinya lem. Koloid pertama kali dikenalkan oleh Thomas Graham (1861) berdasarkan pengamatannya terhadap gelatin yang merupakan Kristal tapi sulit terdisfusi.
Koloid atau disperse koloid (system koloid) adalah system disperse dengan ukuran partikel yang lebih besar dari larutan tapi lebih kecil dari suspensi, dengan ukuran partikel antara 1µm – 100 µm sehingga tidak bisa diamati dengan mata telanjang tetapi dapat diamati dengan mikroskop dengan tingkat pembesaran yang tinggi.
Sistem koloid terdiri atas 2 fasa, yaitu fasa terdispersi dan fasa pendispersi (medium disperse). Berdasarkan jenis fasa terdispersi dan faa pendispersinya koloid dapat dibedakan menjadi 8 jenis sebagai berikut :

No.
Fase Terdispersi
Fase Pendispersi
Nama Koloid
Contoh
1
              Gas
Padat
Busa Padat
Batu apung, kerupuk
2
Gas
Cair
Buih
Krim, pasta
3
Cair
Padat
Emulsi Padat
Keju, mentega
4
Cair
Cair
Emulsi
Susu, santan, mayonaise
5
Cair
Gas
Aerosol Cair
Awan kabut
6
Padat
Padat
Sol Padat
Mutiara, kaca
7
Padat
Cair
Sol
Pati dalam air, cat, jeli
8
Padat
Gas
Aerosol padat
Debu, asap


Sifat-sifat koloid :
1)   Sifat Koligatif
         Sifat koligatif berguna menghitung jumlah nol atau konsentrasi partikel koloid. Sifat ini bergantung pada jumlah partikel koloid, bukan pada jenisnya. Sifat ini member manfaat bagi organism, kontair sel mengandung partikel koloid sehingga mempunyai tekanan osmotic. Akibat air tertarik ke dalam sel bertahan di dalamnya.



2)   Sifat Optik
         Ukuran partikel koloid agak besar, maka cahayanya yang melewatinya akan dipantulkan. Arah pantulan itu tidak teratur karena partikel tersebar secara acak sehingga pantulan cahaya itu berhamburan ke segala arah, yang disebut efek tyndall.
3)   Sifat Kinetik
         Sebagai partikel yang bebas dalam mediumnya, partikel koloid selalu bergerak ke segala arah. Gerakannya selalu lurus akan patah bila bertabrakan dengan partikel yang lain. Gerakan ini disebut gerakan Brown.
4)   Sifat Adsorpsi
         Adsorpsi koloid adalah penyerapan zay atau ion pada permukaan koloid. Partikel – partikel koloid mempunyai luas permukaan yang sangat besar bila di bandingkan dengan partikel dari larutan kasar dengan massa yang sama. Atas dasar ini larutan koloid mempunyai daya adsopsi yang besar.
5)   Sifat listrik
         Partikel koloid mempunyai muatan listrik akibat penyerapan ion – ion dalam larutan. muatan ini dapat positif dan negative.
6)   Koagulasi
         Koloid bila dibiarkandalam waktu tertentu akan terpengaruhi oleh gaya gravitasi, sehingga partikelnya turun perlahan ke dasar bejana yang disebut koagulasi, atau penggumpala. Waktu koagulasi koloid bervariasi antara yang satu dengan yang lain koagulasi spontan umumnya lambat dan dapat di percepat dengan alat sentrifugal ultra. Alat ini akan memutar koloid dengan kecepatan tinggi sehingga partikel di dorng ke dasar tabung reaksi.

4.      ALAT DAN BAHAN
Alat- alat :
v  8 erlenmeyer (500ml)
v  Pembakaran gas
v  Gelas piala (400ml)
v  2 Pipet tetes

Bahan :
v  Minyak tanah
v  Natrium thiosulfat
v  Besi (III) khlorida
v  Asam khorida pekat
v  Garam dapur
v  Gelatin
v  Sabun / detergen
v  Natrium Hidroxida
5.      Cara Kerja

a)   Persiapan Sol
Sol adalah dispersi koloid zat padat dalam zat cair. Sedangkan yang yang dimaksud dengan kolid adalah ukuran (diameter) dari partikel dalam larutan terletak diantara 1 – 100mµ.

1.   Sol Belerang
ü Siapkan larutan Natrium thiosulfat 0,5%. Tambahkan 5 ml Asam khlorida pekat lalu diaduk.
ü Kemudian di amati.
Apakah yang terjadi?
Apakah nama terdispersinya?
ü Saringlah sebagian kecil larutan khlorida tersebut.
ü Berikan komentar Anda?

2.   Sol Besi Hidroksida
a)       
ü Siapkan Larutan Besi (III) Khlorida dengan cara:
1.      Siapkan 2 gr Besi Khlorida dan 6 ml air
2.      Tuangkan 2 gr besi khlorida tersebut kedalam 6 ml air, lalu diaduk
ü Panaskan sebagian kecil dari larutan besi khlorida dalam tabung reaksi sampai mendidih
ü Akan terjadi endapan berwarna cokelat terbentuk akibat terjadinya hidrolisa dari besi khlorida itu menurut reaksi berikut:
                           Fe3+ + 3Cl- + 3H2O         Fe(OH)3 + 3HCl
b)       
ü Panaskan 500 ml air sampai hampir mendidih .
ü Teteskan sisa larutan besi khlorida setetes demi setetes ke dalam air panas tesebut hingga terbentuk sol dari besi (III) hidroxida .
ü Siapkan larutan garam dapur ± 250 ml
ü Gunakan senter untuk melihat efek tyndall.
Bandingkan dengan larutan garam dapur.
c)       
ü Tambahkan larutan garam yang pekat ke dalam 250 ml   sol besi (III) hidroxoda.
ü Kemudian amati Apa yang terjadi ? Mengapa?




b)  Persiapan Gel
a)   Gel Gelatin
ü Siapkan 2 gr Gelatin gerus sampai halus.
ü Siapkan 100 ml air panas. Tuangkan 2 gr Gelatin yang sudah di gerus tersebut ke dalam air panas. Biarkan sampai dingin
ü Berikan komentar Anda dan sarankan struktur model untuk gel.

b)  Persiapan Emulsi
a) 
ü Siapkan minyak tanah 5 ml dan air sebanyak 50 ml .
ü Tuangkan minyak tanah kedalam air, lalu di aduk. Biarkan emulsi itu.
ü Amati, Apa yang terjadi?  dan Mengapa?
b)    
ü Ulangi Percobaan tersebut empat kali dengan penambahan masing-masing komponen tiga di bawah ini:
a)      Larutan sabun (2,5 ml)
b)      Larutan detergen (2,5 ml)
c)      Larutan gelatin (2,5 ml)
d)     Larutan natrium hidroxida (2,5)
c) 
ü Bagaimana Stabilitas masing-masing Emulsi dilihat dari pemisahan fase terdispersi dan medium pendispersi.

6.  Hasil Pengamatan

a)   Persiapan Sol
1. Sol Belerang
Pada saat larutan natrium thiosulfat 0,5% ditambah dengan 5ml asam khlorida pekat tercium aroma yang cukup bau, saat pencampuran awal terlihat buih sedikit, lalu ketika larutan itu di aduk, buih itu hilang. Setelah itu larutan tersebut tercampur dan tidak terjadi apa-apa.

2. Sol Besi Hidroksida
Pada saat larutan FeCl3 hingga mendidih terdapat endapan berwarna cokelat didasar piala gelas.

Pada saat larutan FeCl3 ditambahkan kedalan 500 ml air mendidih, warna larutan menjadi memudar.

Pada saat membandingkan efek tyndal Larutan sol FeCl3 dengan larutan garam.  Larutan solnya tembus pandang dan memantulkan cahaya sehingga menimbulkan Efek tyndal.
Larutan garam tidak tembus pandang dan tidak memantulkan cahaya. Sehingga tidak menimbulkan Efek tyndal.

Persiapan Gel

Persiapan Gel Gelatin
Pada saat serbuk gelatin di tambahkan air panas dan didiamkan selama ±15 menit,  serbuk tersebut menjadi kenyal dan lengket menempel di dasar gelas piala, lalu bentuknya menyerupai sepert jelly.

Persiapan Emulsi

No
Minyak
Keterangan
1
Pelarut Air
Air dan minyak tidak tercampur sempurna, terdapat emulsi pada lapisan minyak
2
Pelarut Sabun
Larutan minyak dan sabun tercampur, tetapi lama kelamaan larutan tersebut berpisah
3
Pelarut Detergen
Menghasilkan buih pada larutan, Lalu larutan tersebu tercampur
4
Pelarut Gelatin
gelatin dan minyak tidak tercampur, terdapat 2 lapisan pada larutan tersebut
5
Pelarut Natrium Hidroksida
Menghasilkan buih, dan tidak tercampur.



7.   Perhitungan
-

8.   Pembahasan
Koloid adalah sistem disperse dengan ukuran partikel yang lebih besar dari larutan tapi lebih kecil dari suspensi, dengan ukuran partikel antara 1µm – 100 µm sehingga tidak bisa diamati dengan mata telanjang tetapi dapat diamati dengan mikroskop. Ada 3 jenis koloid pada jenis partikel, antara lain:
a. Dispersi koloid
    Terdiri dari zat-zat yang tidak larut tetapi diameter  atau ukuran partikelnya dirubah
    menjadi ukuran koloid dengan pelarut dengan system koloid.
b. Larutan makromolekul
    Terdiri dari zat-zat yang memiliki bobot molekul yang besar kemudian ukuran
    partikelnya diubah hingga memiliki ukuran koloid
Pada percobaan yang dilakukan, percobaan tersebut termasuk kedalam disperse koloid. Disperse koloid bersifat heterogen (tidak larut) yang tediri dari fase terdispersi dan pendispersi. Fase terdispersi dan pendispersi dapat berupa padat, cair, gas sehingga terdapat system disperse yaitu sol, emulsi dan gel.

v  Sol adalah disperse koloid zat padat dalam cair. Sol memiliki beberapa sifat yaitu:

a. Sifat fisika
sifat ini tergantung pada jenis koloidnya.
b. Sifat Koligatif
sifat ini dipengaruhi oleh jumlah zat yang terlarut di dalam system tersebut.
c. Sifat Optis
sifat ini dipengaruhi oleh cahaya yang dilewatkan pada system sol. Apabila larutan  dilewatkan cahaya, maka cahaya tersebut sebagian akan diserap dan di teruskan. Tetapi pada system sol tidak, karena cahaya dihamburkan sehingga sifat tersebut dinamakan efek tyndal`
d. Sifat Kinetik
Sifat ini menyatakan bahwa partikel didalam sebuah system tidak diam, tetapi selalu bergerak zig-zag gerakan ini dinamakan gerakan brown. Gerakan ini disebabkan oleh benturan molekul-molekul pelarut terhadap butir-butir koloid.

Pada percobaan persiapan sol menghasilkan:
Sol belerang
Pada hasil praktikum pada reaksi natrium thiosulfat 0,5% dengan 5 ml asam klorida tidak terjadi reaksi apa-apa, ini mungkin disebabkan asam kloridanya kurang baik(kurang pekat). Seharusnya, koloid akan terihat buih-buih kecil

Sol Besi
Pada hasil praktikum sol besi, ketika laruta besi dan NaCl dipancarkan cahaya
dari senter memiliki hasil yang berbeda. Sol besi cahaya yang dilewatkan pada lautan terdapat pancaran cahaya yang memantul, larutan ini memiliki efek tyndal. Sedangkan, pada larutan garam, cahaya yang dilewatkan tidak memantul atau tidak terjadi efek tyndal. Efek tyndal adalah suatu sifat optic yang dimiliki sol untuk menghamburkan cahaya. Sehingga cahaya yang seharusnya diserap menjadi dihamburkan




v  Gel

Gel gelatin
Gelatin merupakan zat kimia padat, tembus cahaya, tak berwarna, rapuh (jika kering), dan tak berasa. Gelatin umumnya digunakan sebagai zat pembuat gel pada makanan, farmasi, fotografi, dan pabrik kosmetik.
Gelatin merupakan campuran antara peptida dengan protein yang diperoleh dari hidrolisis kolagen yang secara alami terdapat pada tulang atau kulit binatang.
Gelatin komersial biasanya diperoleh dari ikan, sapi, dan babi. Dalam industri pangan, gelatin luas dipakai sebagai salah satu bahan baku dari permen lunak, jeli, dan es krim.

Emulsi
Emulsi adalah dispersikoloid zat cair dalam zat cair lain yang tidak bercampur. Koloid ini dapat di buat dengan mengaduk kedua campuran zat tersebut. Emulsi juga merupakan  sistem heterogen yang terdiri dari sedikitnya satu cairan tidak saling campur yang terdispersi dalam cairan lainnya dalam bentuk droplet atau partikel dengan diameter kira-kira 0,1 μm.
Sifat emulsi tidak berbeda jauh dengan sol liofob.

Pada percobaan emulsi menghasilkan :
a.       Percobaan emulsi dengan sabun
Berdasarkan praktikum, dapat diketahui bahwa air dan minyak tidak akan pernah bercampur karena adanya perbedaan massa jenis, karena massa jenis minyak lebih kecil dari pada air. Sedangkan sabun atau detergen dapat menyatu dengan minyak dan air, karena gugus polar pada sabun atau detergen memiliki sifat hidrofil.
Sifat fisiknya adalah, menghasilkan buih, menghasilkan lapisan dan larutan berwarna keruh.

b.      Percobaan emulsi dengan detergen
Berdasarkan praktikum, dapat diketahui bahwa air dan minyak tidak akan pernah bercampur karena adanya perbedaan massa jenis, karena massa jenis minyak lebih kecil dari pada air. Sedangkan sabun atau detergen dapat menyatu dengan minyak dan air, karena gugus polar pada sabun atau detergen memiliki sifat hidrofil.
Sifat fisiknya adalah, menghasilkan buih, menghasilkan lapisan dan larutan berwarna keruh.

c.       Percobaan menggunakan 1% larutan gelatin
Larutan ini dipengaruhi oleh berat jenis sehingga larytan teersebut tidak dapat bercampur. Berat jenis minyak lebih rendah dari berat jenis larutan gelatin, sehingga minyak tidak tercampur dan mengapung di permukaan larutan.

d.      Percobaan menggunakan 1% larutan NaOH
Larutan ini dipengaruhi oleh berat jenis sehingga larutan teersebut tidak dapat bercampur. Berat jenis minyak lebih rendah dari berat jenis larutan gelatin, sehingga minyak tidak tercampur dan mengapung di permukaan larutan.

9.      Pertanyaan
1.      Persiapan sol
Sol Belerang
Apakah yang terjadi? apakah nama fase terdispersi
Tidak terjadi perubahan, karena pelarutnya yang kurang pekat.

Sol Besi Hidroksida
Penambahan larutan garam kedalam larutan FeCl3.
Apa yang terjadi? mengapa?
Terjadi larutan sempurna tidak terbentuk endapan.

2.      Persiapan Emulsi
Pencampuran minyak dan air.
Apa yang terjadi? mengapa?
Air dan minyak tidak tercampur karena adanya perbedaan berat jenis sehingga terjadinya emulsi.

Bagaimana stabilitas masing-masing emulsi dilihat dari pemisahan fase terdispersi dan medium pendispersi.

Stabilitasnya sama yang berarti hasilnya juga sama, karena setelah di kocok mengalami pemisahan .
  

10.  Kesimpulan
pada persiapan sol belerang tidak terjadi endapan dan pada sol besi tidak terjadi efek tyndal.
Pada persiapan gel gelatin terbentuk gel yang bertekstur kenyal seperti jelly atau permen yuppi.
Pada emulsi minyak dengan larutan sabun dan detergen dapat larut  sedangkan larutan NaOH dan gelatin tidak larut dengan pelarut air, karena adanya perbedaan berat jenis.

11.  Daftar Pustaka

12.  Lampiran



                                                          

 

0 komentar:

Posting Komentar

My Birthday :)

Daisypath - Personal pictureDaisypath Happy Birthday tickers
 

PURPLE CATZ Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review