Powered By Blogger

Minggu, 21 Agustus 2011

Harapan Palsu

Diposting oleh Luneta Aurelia Fatma di 22.10.00
Hari ini, ia ingin bertemu denganku. Aku tak tau mengapa masih mau menemuinya. Hujan diluar cafe ini menginginkanku untuk mengingat serpihan kenanganku, kenangan yang sudah menjadi lukaku saat ini.
Dia datang, memasuki cafe ini lalu melepas jaketnya. Dia mendekatiku lalu duduk perlahan didepanku. Dia tersenyum, aku hanya bisa tersenyum kecil walau hati ini masih sangat perih mengingat kenangan lalu.

"kenapa? jaketnya dilepas?" tanyaku sambil melihat jaketnya itu yang kulihat sedikit basah terkena percikan hujan diluar.

"Gapapa, kamu gak pake jaket kan? pasti kedinginan, biar adil kita sama-sama merasakan dinginnya udara saat ini" dia tersenyum lagi, senyum yang menyenangkan namun selalu berakhir menyakitkan.

Akhirnya kami memesan minuman di cafe itu, minuman hangat saat ini sangat cocok untuk kami dalam kondisi seperti ini. Sambil menunggu pesanan, kami hanya diam. Entahlah, aku mencoba menunggu dia agar berbicara duluan karna dia yang menyuruhku datang kesini.

"Tia, aku putus dengan Sarah" katanya tertunduk

"Sarah? Kamu putus? Lagi?" aku mengernyitkan dahi bingung, batinku sudah mulai curiga. Ya, dia menginginkanku disini hanya untuk memberikanku harapan lagi, harapan palsu.

"Ya, katanya Sarah mau fokus belajar karna dia sudah kelas 3. Aku coba pahami semua itu."

"Lalu? kenapa kamu mengajakku kesini?" Tanyaku, tanpa merespon perkataan Rio tadi.

"Cuma kamu yang paling ngertiin aku, cuma kamu. Aku mau kamu ada saat aku lemah disini."

Aku menggangguk, dan mulai mendengarkan ia bercerita. Saat ia menceritakan semua itu, aku hanya merasa kasihan padanya. Tapi, apakah dia pernah merasa peduli atau kasihan padaku? Sama sekali tidak. Dia selalu bilang 'Cuma kamu yang paling ngertiin aku' tapi tak pernah ia sedikit pun mengerti aku, malah sering kali ia menyakiti perasaanku setiap kali ia bercerita seperti ini. Sangat sakit.

***

Setelah mereka putus, kami kembali dekat lagi. Tak ku sangka aku mulai masuk kedalam harapannya lagi, harapan yang tak ku ketahui sampai kapan akan terus bertahan dan apakah akan tercapai.
Setiap hari aku begitu dekat dengan Rio, sampai orang-orang menganggap kami mempunyai hubungan lebih dari teman. Ya, aku ingin hubunganku dengan Rio melebihi teman.

"Tia, mau eskrim?" Rio menawarkan aku, eskrim coklat disuatu siang.

"kok kamu tau aku suka eskrim coklat?" tanyaku tersenyum, Rio menatap mataku lekat-lekat. Seperti berusaha membuatku gugup.

"aku gak tau kok. Aku tadi cuma asal beli doang." iya memberikan eskrim itu. Tak tau seberapa kecewanya aku mendengar ucapannya itu.

"Tia, aku mau cerita."

"apa?"

"Aku lagi menyukai seorang Gadis. Dia selalu menemani hari-hariku untuk saat ini."

Aku tersenyum berharap orang yang dimaksudnya itu adalah aku. Karna selama ini aku lah yang menemani hari-harinya. suka maupun duka.

"siapa?" tanyaku

"Kamu tau orangnya. Dia baik hati dan ramah sekali"

"Siapa?"

"Kamu mau gak jadi pacarku?" tanyanya tiba-tiba, seraya membuat jantungku ingin keluar dari tubuhku. Akhirnya kata-kata itu terucap dari bibirnya, untukku bukan untuk yang lain.

"benarkah?" tanyaku meyakinkan.

"bagus gak? rencananya aku mau nembak dia pake kata-kata itu haha" Rio tertawa

Tapi, mataku tak terasa langsung mengeluarkan air mata.

"jadi? itu bukan untukku?" tanyaku lirih

"Tia? kamu kenapa nangis? Tia?" Rio mengguncangkan tubuhku. "TIA! jawab!"

"aku gak apa" jawabku singkat

"Yang nyakitin kamu siapa? kamu jangan bohong? siapa yang berani nyakitin kamu?"

Aku menggeleng, namun dengan isak tangis yang semakin lama semakin besar.

"Tia?" Rio menatap mataku.

"Kamu pikir siapa yang nyakitin aku selama ini? Cuma KAMU!"

"aku? aku kenapa?" Rio berkata polos, tapi sepertinya memang dia tidak tau apapun.

"Apa arti kedekatan kita selama ini? Apa arti kamu ngasih perhatian selama ini? apa arti dari kata 'cuma kamu yang ngertiin aku' selama ini? kalau sampai sekarang kamu masih gak sadar juga"

"maksud kamu?"

"AKU SAYANG SAMA KAMU RIO! aku tersiksa tiap kali kamu jadiin aku tempat pelarian, apa sih maksud kamu ngasih harapan-harapan kosong ke aku? apa maksud kamu?!" teriakku

"Aku kira kamu sahabat aku yang paling ngertiin aku tapi, aku gak nyangka kamu bisa ngomong kayak gini"

"Dua tahun aku masih mau nunggu kamu walau aku tau kamu gak pernah peduli sama perasaan aku. Apa kurangnya aku dimata kamu? sampai aku gak bisa buat kamu sedikit aja punya perasaan ke aku."

"Sahabat gak bisa jadi pacar dan aku hanya anggap kamu itu." Rio meninggalkanku sendiri, bersama tangisanku. Begitu bodohnya diriku, meski sudah kunyatakan perasaan kini ia masih tidak mengerti.

***

Semenjak itu aku menjauh, aku melihat Rio bersama pacar barunya, adikku.
Aku tak pernah menyangka ia bisa memperlakukanku seperti ini, begitu egoisnya. Hatiku begitu rapuh karnanya. Namun, meski ia seperti itu aku selalu akan siap jika ia membutuhkanku meski itu hanya sekedar Harapan Palsu



Luneta Aurelia Fatma ------> No Copas

0 komentar:

Posting Komentar

My Birthday :)

Daisypath - Personal pictureDaisypath Happy Birthday tickers
 

PURPLE CATZ Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review